Khalid berkata, “Jika takwil mimpiku seperti yang kau ucapkan, saya mohon agar Allah yang Maha Agung menjadikan Musibah tersebut hanya di dunia, tidak di akhirat. Saya bertawakkal pada Allah dalam segala urusan.”
Khalid berjalan mengikuti Yunus, menyusuri jalan di gunung yang
tinggi. Di malam yang dingin itu, tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Hujan mengguyur
gunung semalam suntuk. Rombongan Khalid berhenti untuk beristirahat.
Fajar menyingsing, menerangi ufuk timur. Pagi semakin terang. Burung-burung
bertasbih dan betahlil dengan bahasa mereka masing-masing.
Ketika hari semakin terang, Yunus berkata pada Khalid, “Berhenti sebentar! Saya akan mengecek keadaan! Sepertinya orang-orang yang kita cari,
tidak jauh dari sini. Saya mendengar pantulan suara orang banyak sekali di
balik gunung sana.”
Khalid bertanya, “Betulkah kau mendengar suara orang banyak?.”
Yunus menjawab, “Betul! Kalau kau memperbolehkan, saya mau ke
sana untuk mengecek. Hasilnya akan segera saya laporkan.”
Pada Al-Mufrith bin Ja’dah (المفرط بن جعدة), Khalid menoleh dan
perintah, “Temanilah Yunus mau pergi ke sana! Hati-hati jangan sampai mereka
tahu kalian berdua!.”
Al-Mufrith menjawab, “Ya! Saya taat pada Allah dan padamu wahai
pemimpin.”
Yunus dan Al-Mufrith mendaki gunung Abrasy (الأَبْرَشِ), jalan pintas menuju
kaum di balik gunung. Bagi kaum Arab, Gunung Abrasy disebut ‘gunung Baridah (باردة)’. Ternyata di atas
gunung, ada hutan lebat sangat luas masih perawan, yang pohonnya
bermacam-macam.
Dari puncak, kaum yang dicari, tampak habis kehujanan semalam.
Matahari makin meninggi menerangi mereka. Sebagian mereka mengeluarkan pakaian
berbahan sutra, untuk dijemur di sepanjang jalan di pinggir hutan. Kebanyakan
mereka sama tidur, karena terlalu capek, selama perjalanan panjang yang
melelahkan.
Al-Mufrith segera naik, untuk kembali lagi, menjumpai Khalid.
Asalnya Khalid menyangka Yunus telah berkhianat dan telah menyerang Al-Mufrith,
yang datang dengan berlari. Padahal justru karena saking senangnya.
Dengan gugup, Khalid bertanya, “Siapa yang mengejar kau?
Katakanlah secepatnya!.”
Al-Mufrith menjawab, “Justru ada kabar baik, yaitu rampasan,
wahai pimpinan. Di balik puncak ini, di sebelah bawah, ada kaum yang kita cari.
Mereka berjemur di terik matahari, karena kedinginan dari kehujanan semalam.
Perkakas mereka juga dijemur.”
Khalid berkata, “Semoga ini Kabar Gembira dari Allah” Wajahnya
cerah karena bahagia.
Khalid dan pasukannya terkejut oleh datangnya Yunus, untuk
menghadap. Dan bertanya, “Kabar baik?!.”
Yunus menjawab, “Wahai pimpinan. Setelah saya mendekat, ternyata
mereka tidak curiga bahwa ada kita di sini. Tetapi saya benar-benar minta jika
kalian menaklukkan mereka, istri saya agar dijaga baik-baik. Yang saya inginkan
hanya istri saya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar