Penduduk Damaskus sangat berduka-cita, karena telah
berkali-kali menderita kekalahan. Hamdan putra pimpinan mereka tewas oleh Dhirar.
100 pasukan pembawa Dhirar tewas, oleh serangan teman-teman Dhirar yang marah. Jagoan mereka bernama Paulus ditawan oleh kaum
Muslimiin, dan pasukannya berjumlah banyak juga tewas.
Petrus dan pasukannya berjumlah 3.000 orang, juga tewas.
Semua itu membuat bersedih yang bertumpuk.
Menurut Chamid bin Amir Al-Yarbu’i (حامد بن عامر اليربوعي), yang bergabung dalam peperangan tersebut:
“Saya
telah menghitung kawanan perampok:
·
Yang dibunuh oleh Dhirar, berjumalah
tigapuluh orang.
·
Yang dibunuh oleh Khaulah, lima
pria.
·
Sisa mereka yang masih
hidup, lari
pontang-panting,
menghindari kejaran Muslimiin. Mereka masuk ke Damaskus tak berani keluar.
Jarahan yang ditinggalkan oleh pasukan Romawi,
sangat banyak: kuda, pedang, dan harta kekayaan bermacam-macam.”
Setelah kaum Muslimiin mengumpulkan jarahan, Khalid perintah, “Ayo kita susul Abu Ubaidah yang menunggu kita di Marji
Shofar (Hutan Kuning)!.”
Khalid dan pasukannya berlari kencang dengan kuda
mereka.
Hati mereka sangat bahagia, karena Pertolongan Allah yang Maha Besar.
Arak-arakan kuda yang panjang itu tak lama kemudian telah sampai ke Marji Shofar.
Hati mereka sangat bahagia, karena Pertolongan Allah yang Maha Besar.
Arak-arakan kuda yang panjang itu tak lama kemudian telah sampai ke Marji Shofar.
Saat mereka datang; Abu Ubaidah sedang tidak tampak.
Jamaah Abu Ubaidah mencari-cari Abu Ubaidah, pimpinan yang mereka kagumi.
Jamaah Abu Ubaidah mencari-cari Abu Ubaidah, pimpinan yang mereka kagumi.
Di waktu pasukan Khalid telah datang semuanya; Abu Ubaidah muncul untuk bertakbir karena bahagia.
Khalid dan pasukannya juga bertakbir, karena terlalu
bahagia. Sejenak kemudian Khalid dan pasukannya mengucapkan salam dan
bersalaman dengan pasukan Abu Ubaidah.
Kebahagiaan pasukan Abu Ubaidah bertambah,
ketika menyaksikan ‘Khaulah dan teman-teman
wanitanya’
telah berhasil diselamatkan. Apa lagi ketika Khalid melaporkan mengenai
keberanian dan ketangkasan Khaulah, Afro, dan para Muslimaat lainnya,
dalam menghadapi serangan pasukan Petrus yang ganas.
Semua pasukan mendengarkan laporan itu dengan serius.
Mereka tersenyum bangga dan bahagia. Mereka bersyukur sepenuhnya kepada Allah.
Keyakinan bahwa ‘Kota
Syam’ akan
mereka kuasai, yang
tadinya tipis, kini telah menebal di lubuk hati mereka.
Khalid perintah agar Paulus dikeluarkan dari barak. Lalu perintah pada Paulus yang menghadap dengan tangan terikat: “Islamlah! Jika tidak mau! Akan saya tindak seperti sudara laki-lakimu!.”
Paulus bertanya, “Telah kau apakan saudara laki-laki saya?.”
Khalid perintah agar Paulus dikeluarkan dari barak. Lalu perintah pada Paulus yang menghadap dengan tangan terikat: “Islamlah! Jika tidak mau! Akan saya tindak seperti sudara laki-lakimu!.”
Paulus bertanya, “Telah kau apakan saudara laki-laki saya?.”
“Telah kubunuh!” jawab Khalid selanjutnya, “Ini
kepalanya!" Sambil menunjuk. Dhirar melemparkankepala Petrus ke depan Paulus, yang lalu terkejut, lalu tangisannya meledak,
“Apa gunanya saya hidup tanpa dia! Bunuhlah saya agar menyusul dia!.”
Dalam tangisannya, dia makin terkejut oleh Al-Musayyab bin Yachya Al-Fazari RA (المسيب
بن يحيى الفزاري رضي الله عنه) yang datang membawa pedang terhunus.
Pedang Al-Musayyab melayang menebas leher Paulus, setelah diperintah oleh Khalid. Darah merah menyembur ketanah.
Paulus rebah, ditinggal pergi oleh arak-arakan berkuda yang panjang sekali itu.
Pedang Al-Musayyab melayang menebas leher Paulus, setelah diperintah oleh Khalid. Darah merah menyembur ketanah.
Paulus rebah, ditinggal pergi oleh arak-arakan berkuda yang panjang sekali itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar