Cerbung (Cerita Bersambung)
Penduduk Damaskus berduka karena
Azazir, pimpinan besar mereka, telah ditawan oleh Khalid. Mereka juga menangisi
keluarga yang tewas dalam peperangan itu. Mereka sudah berusaha maksimal
melawan pasukan Muslimiin, tapi tetap saja kalah.
Hilal Al-Qosyami berkisah:
“Setelah
datang ke Damaskus, Abu Ubaidah RA segera menanyakan kabar Khalid. Beberapa orang
menjawab, ‘Khalid sedang di medan perang. Ia berhasil menangkap seorang Bathriq
Romawi (Azazir)’.
Abu Ubaidah segera mencari Khalid.
Setelah dekat, Khalid justru berkata, ‘Jangan mendekati saya’. Karena merasa dirinya lebih rendah dari Abu Ubaidah.
Setelah dekat, Khalid justru berkata, ‘Jangan mendekati saya’. Karena merasa dirinya lebih rendah dari Abu Ubaidah.
Pada Khalid,
Abu Ubaidah menyapa,
‘Hai Aba Sulaiman! Saya
bahagia ketika kau mendapat surat perintah dari Abu Bakr untuk memimpin saya.
Saya tidak iri padamu karena saya tahu kau ahli
berperang’.
Khalid
menjawab, ‘Semua yang telah saya
lakukan pasti mengikuti petunjukmu. Kalau bukan karena pimpinan harus ditaati,
saya tak mau memimpin kau, karena kau yang lebih
dulu masuk Islam. Sedangkan saya hanya
sahabat Nabi SAW biasa.
Engkaulah yang lebih hebat. Nabi SAW pernah bersabda, ‘Abu Ubaidah adalah Kepercayaan Umat ini’.
Pada Abu Ubaidah, Khalid menyapa,
‘Ketahuilah bahwa
penduduk di sini ketakutan pada kita. Apalagi setelah pimpinan besar mereka,
Kalus dan Azazir, telah tertangkap. Mereka merasa tak punya harapan lagi untuk
menang, kecuali tipis’.
Khalid
menunggangi kuda berdampingan dengan Abu Ubaidah, sambil berkisah mengenai
perjuangan menangkap Kalus dan Azazir.
Arak-arakan
pasukan Abu Ubaidah mengiringi di belakang mereka berdua.
Rombongan
sampai pada barak pengungsian. Dan disambut oleh
kaum, dengan Salam
dan jabat-tangan. Hari itu mereka bersyukur pada Allah dengan melakukan shalat
dan dzikir.
Keesokan harinya, keadaan menegang.
Ketika
pasukan Islam mempersiapkan kuda; pasukan Damaskus datang berbondong-bondong sangat banyak. Mereka merasa bangga
dipimpin oleh menantu Raja Hiraqla bernama Bathriq Tuma, untuk melakukan
perlawanan balasan. Tuma adalah raja negeri Damaskus, yang mengendalikan Bathriq
Azazir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar