Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/01/28

PS 18: Pembebasan Syam





Penduduk Damaskus berduka karena Azazir, pimpinan besar mereka, telah ditawan oleh Khalid. Mereka juga menangisi keluarga yang tewas dalam peperangan itu. Mereka sudah berusaha maksimal melawan pasukan Muslimiin, tapi tetap saja kalah.

Hilal Al-Qosyami berkisah:

“Setelah datang ke Damaskus, Abu Ubaidah RA segera menanyakan kabar Khalid. Beberapa orang menjawab, ‘Khalid sedang di medan perang. Ia berhasil menangkap seorang Bathriq Romawi (Azazir)’.
Abu Ubaidah segera mencari Khalid.
Setelah dekat, Khalid justru berkata,
Jangan mendekati saya’. Karena merasa dirinya lebih rendah dari Abu Ubaidah.
Pada Khalid, Abu Ubaidah menyapa, Hai Aba Sulaiman! Saya bahagia ketika kau mendapat surat perintah dari Abu Bakr untuk memimpin saya. Saya tidak iri padamu karena saya tahu kau ahli berperang’.
Khalid menjawab, Semua yang telah saya lakukan pasti mengikuti petunjukmu. Kalau bukan karena pimpinan harus ditaati, saya tak mau memimpin kau, karena kau yang lebih dulu masuk Islam. Sedangkan saya hanya sahabat Nabi SAW biasa. Engkaulah yang lebih hebat. Nabi SAW pernah bersabda, Abu Ubaidah adalah Kepercayaan Umat ini.

Abu Ubaidah bersyukur
, lalu mempersiapkan kuda yang akan segera dikendarai oleh Khalid.
Pada Abu Ubaidah, Khalid menyapa, Ketahuilah bahwa penduduk di sini ketakutan pada kita. Apalagi setelah pimpinan besar mereka, Kalus dan Azazir, telah tertangkap. Mereka merasa tak punya harapan lagi untuk menang, kecuali tipis’.
Khalid menunggangi kuda berdampingan dengan Abu Ubaidah, sambil berkisah mengenai perjuangan menangkap Kalus dan Azazir.
Arak-arakan pasukan Abu Ubaidah mengiringi di belakang mereka berdua.
Rombongan sampai pada barak pengungsian. Dan disambut oleh kaum, dengan Salam dan jabat-tangan. Hari itu mereka bersyukur pada Allah dengan melakukan shalat dan dzikir.

Keesokan harinya, keadaan menegang.
Ketika pasukan Islam mempersiapkan kuda; pasukan Damaskus datang berbondong-bondong sangat banyak. Mereka merasa bangga dipimpin oleh menantu Raja Hiraqla bernama Bathriq Tuma, untuk melakukan perlawanan balasan.  Tuma adalah raja negeri Damaskus, yang mengendalikan Bathriq Azazir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar