Cerbung (Cerita Bersambung)
Khalid Pedang Allah
Penduduk Damaskus marah. Lautan pasukan
mereka berbaris-baris memanjang sejauh satu farsakh (tiga
mil). Mereka mengira yang akan datang, Abu Ubaidah dan pasukannya. Ternyata
yang muncul Khalid dan pasukannya.
Saat itu, Rifaah bin Muslim sebagai pasukan Khalid.
Pasukan Damaskus yang berjumlah sangat banyak, mendekati Khalid dan pasukannya. Perisai Khalid bernama Maslamah telah
diangkat.
Pada pasukannya, Khalid berteriak, “Inilah hari istimewa yang takkan ada lagi yang menandingi! Pasukan berkuda mereka akan segera melancarkan serangan! Ayo kita berjihad! Tolonglah Allah! Agar Allah menolong kita! Bergabunglah pada kaum yang menyerahkan diri pada Allah! Sepertinya bala-bantuan untuk kalian di bawah pimpinan Abu Ubaidah, akan segera datang kemari!.”
Pada pasukannya, Khalid berteriak, “Inilah hari istimewa yang takkan ada lagi yang menandingi! Pasukan berkuda mereka akan segera melancarkan serangan! Ayo kita berjihad! Tolonglah Allah! Agar Allah menolong kita! Bergabunglah pada kaum yang menyerahkan diri pada Allah! Sepertinya bala-bantuan untuk kalian di bawah pimpinan Abu Ubaidah, akan segera datang kemari!.”
Banyak pasukan Damaskus yang terkejut, saat Khalid berteriak keras, menggerakkan pasukan. Mereka makin terkejut ketika tiba-tiba Syurachbil, Abdur Rohman, dan Dhirar bin Al-Azwar, melancarkan serangan ganas bertubi-tubi.
Dalam waktu cepat Dhirar telah membunuh
lima pasukan berkuda di kanannya, dan
lima pasukan berkuda di kirinya.
Serangan selanjutnya, oleh Dhirar
diarahkan pada enam orang di depannya. Perlawanan mereka dikalahkan dengan
jurus-jurus mematikan. Dalam waktu cepat mereka tewas.
Sejumlah anak-panah dari pasukan
Damaskus melesat bertubi-tubi, untuk menghentikan serangan Dhirar.
Setelah berhenti, Khalid mengucapkan rasa sukur pada Dhirar. Lalu perintah pada Abdur Rohman, “Serbulah mereka! Semoga Allah memberi Barakah padamu!.”
Abdur Rohman bergerak cepat
mengayun-ayunkan pedang.
Beberapa lawan berguguran karena amukannya yang terlalu dahsyat.
Beberapa lawan berguguran karena amukannya yang terlalu dahsyat.
Khalid mempersiapkan serangan. Tombaknya
telah diangkat lalu diayun-ayunkan. Ketangkasan dan keberanian dia yang
luar-biasa, membuat pasukan Damaskus ketakutan.
Setelah melihat dia melancarkan
serangan-mematikan, yang menewaskan sejumlah pasukan, Bathriq Kalus
mengetahui ‘Khalid yang
dicari-cari’.
Kalus takut karena Khalid bergerak cepat
mendekat.
Kalus berlari ke belakang. Seorang bathriq bawahannya maju untuk menghalang-halangi serangan Khalid. Sejumlah anak-panah melesat bertubi-tubi ke arah Khalid. Subhanallah, Khalid tidak memperdulikan sejumlah anak-panah yang melukai. Dia justru meningkatkan serangan ganasnya hingga duapuluh pasukan tewas berserakan.
Kalus berlari ke belakang. Seorang bathriq bawahannya maju untuk menghalang-halangi serangan Khalid. Sejumlah anak-panah melesat bertubi-tubi ke arah Khalid. Subhanallah, Khalid tidak memperdulikan sejumlah anak-panah yang melukai. Dia justru meningkatkan serangan ganasnya hingga duapuluh pasukan tewas berserakan.
Khalid memacu kudanya agar berlari-cepat, di antara barisan kawan dan lawan. Kudanya loncat dan lari cepat mengikuti kemauannya, dan segera menantang perang satu lawan satu.
Tak seorang pun dari mereka, berani mengabulkan
tantangannya. Mereka berkata, “Yang akan kami hadapi selain dia!.”
Khalid menjawab, “Goblok! Masyak kalain
takut pada saya yang hanya sendirian! Kami semua sama! Kalau berperang
membahayakan!.”
Kebanyakan mereka tidak menjawab, karena tidak memahami bahasanya.
Azazir mendekati Kalus untuk berkata, “Bukankah kau telah diperintah oleh raja untuk memimpin pasukan yang dikirim kemari, untuk memerangi kaum Arab? Ayo maju! Lindungi negeri dan rakyat!.”
Kalus menjawab, “Kau yang lebih berhak
memerangi mereka, karena kau telah lebih dulu memerangi. Semula kau berjanji
takkan memerangi kaum Arab, kecuali jika Raja Hiraqla telah memberi ijin!
Sekarang ijin telah turun dan suratnya sudah dibacakan! Ayo lawanlah mereka!.”
Pada
mereka berdua, sejumlah pasukan
Damaskus berkata, “Diundi saja! Yang
berkewajiban memerangi pimpinan kaum Arab, yang undiannya keluar!.”
Kalus berkata, “Jangan begitu! Sebaiknya
kita berdua bersatu melawan dia! Demikan itu lebih menakutkan dia!.”
Kalus takut jika perkataannya sampai ke
telinga Raja Hiraqla, karena bisa berakibat dirinya ‘dipecat atau dibunuh’.
Dia dan Azazir berundi, namun yang keluar undian dia.
Azazir perintah, “Kau yang bertugas
melawan dia! Majulah! Tunjukkan keahlianmu bermain pedang!.”
In syaa Allah bersambung. Allahu Akbar Allahu Arrohman
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Maha Suci Allah Robbul-'aalamiiiin
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Maha Suci Allah Robbul-'aalamiiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar