Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2015/01/21

Jadikan Allah Sebagai Sponsor




Sungguh Rasulullah SAW pernah menjelaskan, “Lelaki dari Bani Israil, yang hutang 1.000 dinar pada sebagian Bani Israil.
Orang kaya itu menjawab ‘datangakan beberapa saksi pada saya! Akan saya suruh menyaksikan’.
Dia menjawab ‘cukuplah Allah sebagai Saksi’.
Orang kaya perintah ‘datangkan sponsor (kafil) padaku!’.
Dia menjawab ‘cukuplah Allah sebagai Sponsor (Kafil)’.
Orang kaya membenarkan, ‘kau benar’. Lalu menyerahkan uang dengan syarat dikembalika pada waktu yang ditentukan. 

Dia keluar dari rumah menuju laut, untuk menyelesaikan pekerjaan. Lalu mencari kendaraan yang akan berlayar menuju orang kaya. Karena hari itu tempo ‘pelunasan hutang’ telah tiba. Karena perahu yang dicari tidak datang, maka dia mengambil kayu untuk dilobangi. Uang 1.000 dinar dan ‘surat yang dialamatkan pada sahabat’ yang telah memberi hutang, dimasukkan ke dalamnya. Lalu lobangnya (ditutup dan) dipaku.
Dia datang ke laut, membawa kayunya, untuk berdoa:
1.                    ‘Ya Allah! Sungguh Kau tahu bahwa saya telah berhutang 1.000 dinar, pada fulan. Saat dia minta sponsor (kafil), saya menjawab Allah cukup sebagai Sponsor (Kafil). Saat itu dia ridho, Kau sebagai Sponsor (Kafil).
2.                    Saat dia minta agar saya mendatangkan saksi, saya menjawab cukup Allah sebagai Saksi. Saat itu dia ridho pada PersaksianMu. Sungguh saya telah mencari kendaraan untuk mengantar hak miliknya, namun saya tak menemukan. Sungguh saya menitipkan uang ini padaMu’.
Dia melemparkan hingga kayu itu masuk ke laut, lalu pulang. Namun dia tetap berusaha mencari perahu yang akan membawa menuju sahabatnya.

Orang yang telah meminjami uang, keluar rumah untuk menunggu teman berkendara perahu yang akan mengantar uangnya. Ternyata yang meuncul kayu berisi uangnya. Kayu diambil untuk keluarganya. Setelah dibelah, di dalamnya ada uang dan surat.

Ternyata orang yang hutang datang, membawa uang 1.000 dinar. Untuk bersumpah ‘demi Allah, saya benar-benar telah berusaha mencari perahu, untuk melunasi uang milikmu. Namun tidak saya temukan perahu yang saya maksud, sebelum yang membawa saya kemari, ini’.
Orang kaya menjawab ‘bukankah telah kau kirimkan pada saya, melalui sesuatu?’.
Dia menjawab ‘apa di dalamnya? Saya menjelaskan bahwa, tidak saya jumpai perahu yang datang kemari? Sebelum yang membawa saya ini?’.
Orang kaya menjawab ‘sungguh Allah telah mendatangkan uang yang kau kirimkan melalui kayu. 1.000 dinar ini, bawalah pulang! Dengan ini perbuatanmu telah benar!’.” [1]




[1] صحيح البخاري (3/ 95)
2291 - قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: وَقَالَ اللَّيْثُ: حَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ رَبِيعَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَنَّهُ ذَكَرَ رَجُلًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، سَأَلَ بَعْضَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يُسْلِفَهُ أَلْفَ دِينَارٍ، فَقَالَ: ائْتِنِي بِالشُّهَدَاءِ أُشْهِدُهُمْ، فَقَالَ: كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا، قَالَ: فَأْتِنِي بِالكَفِيلِ، قَالَ: كَفَى بِاللَّهِ كَفِيلًا، قَالَ: صَدَقْتَ، فَدَفَعَهَا إِلَيْهِ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى، فَخَرَجَ فِي البَحْرِ فَقَضَى حَاجَتَهُ، ثُمَّ التَمَسَ مَرْكَبًا يَرْكَبُهَا يَقْدَمُ عَلَيْهِ لِلْأَجَلِ الَّذِي أَجَّلَهُ، فَلَمْ يَجِدْ مَرْكَبًا، فَأَخَذَ خَشَبَةً فَنَقَرَهَا، فَأَدْخَلَ فِيهَا أَلْفَ دِينَارٍ وَصَحِيفَةً مِنْهُ إِلَى صَاحِبِهِ، ثُمَّ زَجَّجَ مَوْضِعَهَا، ثُمَّ أَتَى بِهَا إِلَى البَحْرِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ تَسَلَّفْتُ فُلاَنًا أَلْفَ دِينَارٍ، فَسَأَلَنِي كَفِيلاَ، فَقُلْتُ: كَفَى بِاللَّهِ كَفِيلًا، فَرَضِيَ بِكَ، وَسَأَلَنِي شَهِيدًا، فَقُلْتُ: كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا، فَرَضِيَ بِكَ، وَأَنِّي جَهَدْتُ أَنْ أَجِدَ مَرْكَبًا أَبْعَثُ إِلَيْهِ الَّذِي لَهُ فَلَمْ أَقْدِرْ، وَإِنِّي أَسْتَوْدِعُكَهَا، فَرَمَى بِهَا فِي البَحْرِ حَتَّى وَلَجَتْ فِيهِ، ثُمَّ انْصَرَفَ وَهُوَ فِي ذَلِكَ يَلْتَمِسُ مَرْكَبًا يَخْرُجُ إِلَى بَلَدِهِ، فَخَرَجَ الرَّجُلُ الَّذِي كَانَ أَسْلَفَهُ، يَنْظُرُ لَعَلَّ مَرْكَبًا قَدْ جَاءَ بِمَالِهِ، فَإِذَا بِالخَشَبَةِ الَّتِي فِيهَا المَالُ، فَأَخَذَهَا لِأَهْلِهِ حَطَبًا، فَلَمَّا نَشَرَهَا وَجَدَ المَالَ وَالصَّحِيفَةَ، ثُمَّ قَدِمَ الَّذِي كَانَ أَسْلَفَهُ، فَأَتَى بِالأَلْفِ دِينَارٍ، فَقَالَ: وَاللَّهِ مَا زِلْتُ جَاهِدًا فِي طَلَبِ مَرْكَبٍ لِآتِيَكَ بِمَالِكَ، فَمَا وَجَدْتُ مَرْكَبًا قَبْلَ الَّذِي أَتَيْتُ فِيهِ، قَالَ: هَلْ كُنْتَ بَعَثْتَ إِلَيَّ بِشَيْءٍ؟ قَالَ: أُخْبِرُكَ أَنِّي لَمْ أَجِدْ مَرْكَبًا قَبْلَ الَّذِي جِئْتُ فِيهِ، قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَدَّى عَنْكَ الَّذِي بَعَثْتَ فِي الخَشَبَةِ، فَانْصَرِفْ بِالأَلْفِ الدِّينَارِ رَاشِدًا "
__________

[تعليق مصطفى البغا]
2169 (2/801) -[ش (التمس) طلب. (للأجل) الزمن الذي حدده له للوفاء. (فنقرها) حفرها. (صحيفة) مكتوبا. (زجج) سوى موضع النقر وأصلحه من تزجيج الحواجب وهو حلق زوائد الشعر. (تسلفت فلانا) طلبت منه سلفا. (جهدت) بذلت وسعي. (ولجت) دخلت في البحر]
[ر 1427].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar