(Kajian
Ayat 37 Surat Yaasiin)
Firman Allah, “Wa aayatun lahumullailu naslakhu minhu nnahaaro
faidzaa hum mudzlimuun.” (Qs Yaasiin 37).
Arabiknya:
{وَآيَةٌ لَهُمُ
اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ } [يس: 37].
Artinya:
Malam, Tanda (Kuasa Allah) untuk mereka. Untuk (membuat) malam tersebut, Kami mengambil siang. Tiba-tiba mereka masuk di dalam gelap.” [1]
Jika ada pertanyaan, “Kenapa pengartian Ayat dibalik:‘Dan
malam, Tanda (Kuasa Allah) untuk mereka?'
Jawabannya, karena’wa aayatun lahumullailu' adalah jumlah khobar muqoddam dan mubtada muakhhor.” [2]
Jika ada yang bertanya, “Kenapa lafal ‘naslakhu minhu
nnahaaro’ diartikan ‘untuk
malam tersebut, Kami melepaskan siang?’
Jawabannya ‘karena min di sini sababiyyah’. Artinya
‘kejadian alami’ tersebut, Tindakan Kami, yang merupakan Ayat (Tanda Kuasa Kami). Kami yang 'menggeser dan
menyingkirkan' siang dari tempatnya.
Lafal ‘naslakhu’ (Kami mengambil) adalah istiaroh (kiasan). Asal lafal tersebut ‘assalkhu (السَّلخ / kelupas)’. Istilah ini biasa dipergunakan ‘menyatakan
mengelupaskan’ kulit hewan.
Contoh lafal ‘naslakhu’ yang dirubah bentuk (wazan)nya,
karena yang mengucapkan orang pertama tunggal:
“Salakhtul-ihaaba minassyaati (سلختُ
الإهابَ من الشَّاةِ). Aku telah
mengelupas kulit dari kambing.” Terkadang kalimatnya dibalik, “Assyaatul-Masluukhoh (الشَّاةُ
المسلوخةُ). Kambing itu dikelupas (kulitnya).”
Jika ada yang bertanya, “Kenapa ‘idzaa hum mudzlimuun’ diartikan
‘tiba-tiba mereka masuk di dalam gelap?’
Jawabnya:
1). Karena idzaa di sini (mufajaah / مفاجأةً) untuk menyatakan tiba-tiba. 2). Lafal ‘mudzlimuun’
memang asal (fi’il madhi)nya ‘azhlama’ yang artinya masuk di dalam
gelap. Lalu dirubah sebagai isim
fail dalam bentuk jamak (marfuk)
sehingga menjadi ‘mudzlimuun’. Dalam bahasan ini terkandung pengerian,
“Gelap dan terang ‘bisa didatangkan’.” [3]
Ayat ini melukiskan ‘bumi’ sebagai kambing atau binatang. Sinar
matahari yang menerangi, dilukiskan ‘sebagai kulitnya’. Jika kulit (sinar)
telah dikelupas (diambil), maka menjadi gelap.
Secara tidak langsung, Ayat ini menjelaskan, “Bumi
berputar keliling mengikuti matahari yang berlayar di langit. Sinar
terang matahari akan datang di waktu pagi, dan hilang di waktu malam, karena
bumi bergerak memutar.”
[2]
Maksudnya, kalimatnya memang dibalik, yang awal dibelakangkan.
وَآيَةٌ
لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37)
{وآية
لهم الليل} جملةٌ من خبرٍ مقدمٍ ومبتدأٍ مؤخَّرٍ كما مرَّ وقوله تعالى {نَسْلَخُ
مِنْهُ النهار} جملةٌ مبيِّنة لكيفيَّةِ كونِه آيةً أي نُزيله ونكشفُه عن مكانِه
مستعارٌ من السَّلخِ وهو إزالةُ ما بين الحيوانِ وجلدِه من الاتِّصالِ والأغلبُ في
الاستعمالِ تعليقُه بالجلدِ يقال سلختُ الإهابَ من الشَّاةِ وقد يُعكس ومنه
الشَّاةُ المسلوخةُ {فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ} أي داخلونَ في الظَّلامِ مفاجأةً
وفيه رمزٌ إلى أنَّ الأصلَ هو الظَّلامُ والنُّورُ عارضٌ.
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar