Pages - Menu
▼
Pages - Menu
▼
Pages
▼
2014/04/30
Surat Al-Baqarah 214 - 215
Kajian Bersambung
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ
الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ ()
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ
فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () }
[البقرة: 214، 215]
Artinya:
Apa kalian menyangka ‘kalian akan masuk surga?’ Padahal ‘Gambaran
Kaum’ yang telah berlalu dari kalian, belum datang pada kalian? Mereka tertimpa
oleh bahaya dan madharat, dan telah digoncang. Hingga Rasul dan kaum yang menyertai
dia, berkata, “Kapan Pertolongan Allah (datang)?” Ketahuilah! Sungguh Pertolongan Allah Sangat Dekat. [214].
Melalui Ayat ini, Allah mengajarkan agar :
Nabi SAW bersabda, “Laa Thiyarata, wakhairahaa Al-Fael.
Artinya ‘tidak boleh meramal dengan dasar yang tidak jelas. Yang paling baik
adalah ‘Al-Fael’.”
Mereka bertanya, “Apakah Al-Fael?.”
Nabi SAW bersabda, “Kalimat baik yang didengar oleh seorang kalian.” [1]
Mereka bertanya padamu, ‘Apa ini yang mereka infaqkan?.”
Katakan, “Kebaikan yang kalian infaqkan, untuk:
Katakan, “Kebaikan yang kalian infaqkan, untuk:
1.
Dua orang tua.
2.
Para kerabat.
3.
Para anak yatim.
4.
Kaum miskin.
5.
Dan anak jalan.
Muqatil bin Chayan berkata, “Ayat ini membahas mengenai infaq
sunnah.”
Assuddi berkata, “Ayat ini mansukh oleh Ayat Zakat”
Namun pernyatanan ini perlu dikaji dengan cermat. [2]
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
5754 - حَدَّثَنَا أَبُو
اليَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لاَ طِيَرَةَ، وَخَيْرُهَا
الفَأْلُ» قَالُوا: وَمَا الفَأْلُ؟ قَالَ: «الكَلِمَةُ الصَّالِحَةُ يَسْمَعُهَا أَحَدُكُمْ»
__________
[تعليق مصطفى البغا]
5422 (5/2171) -[ش أخرجه مسلم في
السلام باب الطيرة والفأل وما يكون فيه من الشؤم رقم 2223
(خيرها الفأل) أي
خير الطيرة - على زعمهم أن لها أثرا - أن يتفاءل أي يتوقع الخير في الأمور]
[5423].
قَالَ مُقَاتل
بْنُ حَيّان: هَذِهِ الْآيَةُ فِي نَفَقَةِ التَّطَوُّعِ. وَقَالَ السُّدِّيُّ:
نَسَختها الزَّكَاةُ. وَفِيهِ نَظَرٌ.
2014/04/25
Melawan Syetan
Diperkirakan,
sahabat nabi SAW yang pernah bergulat melawan syaitan, Umar bin Al-Khatthab RA.
Menurut Ibnu Masud RA:
“Pria, sahabat Muhammad SAW,
bertemu jin pria, yang akan menggulat dirinya. Dia melawan hingga jin kalah.
Lalu bertanya ‘sunguh saya melihat kau, kurus, kerempeng. Dua lenganmu kecil,
bentuknya seperti dua lengan anjing. Apa bangsa kalian seperti itu? Ataukah kau ini, hanya bagian dari mereka?’.
Jin menjawab ‘tidak! Demi
Allah, saya sangat perkasa di kalangan mereka. Tapi lawanlah saya, sekali lagi!
Jika menang, kau akan saya ajar sesuatu yang bermanfaat’.
Setelah pergulatan
berlangsung, lelaki itu mengalahkan jin lagi. Dan berkata ‘cepat! Ajarkan yang
bermanfaat pada saya!’.
Jin bertanya ‘kau bisa membaca Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Chayyul-Qayyuum ({اللَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} [البقرة: 255])?’.
Dia menjawab ‘ya!’.
Jin berkata ‘sungguh jika kau
membaca Ayat terebut, pada rumah. Maka syaitan pasti keluar, dengan
terkentut-kentut, seperti himar. Dia takkan berani masuk lagi, hingga pagi’.”
Abu
Muhammad (Addarimi) berkata, “Dhaiil artinya kecil. Syakhiil
artinya kerempeng. Dhalii’ artinya bagus (atletis) badannya. Dan
khabaj artinya kentut.”
Dalam
ta’liq muchaqqiq, dijelaskan:
“Rijal
Hadits ini tsiqat (dapat dipercaya). Tetapi Al-Chakim, Addaru Quthni,
dan Abu Chatim, menjelaskan ‘sungguh Amir Assya’bi belum pernah mendengar Ibnu
Masud RA’.” [1]
3424 - حَدَّثَنَا
أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا الشَّعْبِيُّ،
قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ: " لَقِيَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ
مُحَمَّدٍ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنَ الْجِنِّ، فَصَارَعَهُ
فَصَرَعَهُ الْإِنْسِيُّ. فَقَالَ لَهُ الْإِنْسِيُّ: إِنِّي لَأَرَاكَ ضَئِيلًا
شَخِيتًا، كَأَنَّ ذُرَيِّعَتَيْكَ ذُرَيِّعَتَا كَلْبٍ، فَكَذَاكَ أَنْتُمْ
مَعْشَرَ الْجِنِّ، أَمْ أَنْتَ مِنْ بَيْنِهِمْ كَذَلِكَ؟ قَالَ: لَا وَاللَّهِ
إِنِّي مِنْهُمْ لَضَلِيعٌ، وَلَكِنْ عَاوِدْنِي الثَّانِيَةَ، فَإِنْ صَرَعْتَنِي
عَلَّمْتُكَ شَيْئًا يَنْفَعُكَ. فَعَاوَدَهُ فَصَرَعَهُ، قال: هَاتِ عَلِّمْنِي،
قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: تَقْرَأُ {اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ} [البقرة: 255] ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَإِنَّكَ لَا تَقْرَؤُهَا
فِي بَيْتٍ إِلَّا خَرَجَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ، لَهُ خَبَجٌ كَخَبَجِ الْحِمَارِ،
ثُمَّ لَا يَدْخُلُهُ حَتَّى يُصْبِحَ " قَالَ أَبُو مُحَمَّد: "
الضَّئِيلُ: الدَّقِيقُ، وَالشَّخِيتُ: الْمَهْزُولُ، وَالضَّلِيعُ: جَيِّدُ
الْأَضْلَاعِ، وَالْخَبَجُ: الرِّيحُ "
[تعليق
المحقق] رجاله ثقات ولكن عامرا الشعبي قال الحاكم والدارقطني وأبو حاتم: " لم
يسمع من ابن مسعود
2014/04/24
Surat Al-Baqarah 211 - 213
{سَلْ
بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ
اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ () زُيِّنَ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ
اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ () كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ
وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ
فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ()} [البقرة: 211 - 213].
Artinya:
Tanyalah Bani Israil, “Berapa Ayat penjelasan yang telah Kami
berikan pada mereka?” Padahal barangsiapa menggantikan Nikmat Allah, mulai dari
datang(nya), maka sungguh Allah Maha Berat Siksa(Nya). [211].
Kehidupan Dunia, telah dihias-hiaskan pada kaum Kafir. Mereka
menghina sebagian kaum Iman. Padahal di hari Kiamat, kaum yang bertaqwa, di
atas mereka. Dan Allah memberikan Rizqi pada orang yang Dia kehendaki dengan tanpa
hitungan. [212].
Dulu manusia, umat yang satu. Lalu Allah:
Untuk menghukumi manusia, mengenai kebenaran yang mereka
perselisihkan. Dan tidak berselisih mengenai kebenaran, kecuali kaum yang telah
diberi kebenaran, setelah beberapa Keterangan datang pada mereka, karena dengki
antar mereka. Lalu Allah membimbing kaum Iman, pada Kebenaran yang mereka
perselisihkan, dengan IjinNya. Dan Allah membimbing orang yang Dia kehendaki,
pada Jalan Lurus. [213].
Ibnu Abbas RA menjelaskan, “Jarak antara Nuh dan Adam AS, 10 kurun
(lingkaran waktu 100 tahun). Mereka menjalankan syariat yang benar. Karena
mereka berselisih, maka Allah mengutus para Nabi AS, sebagai pemberi kabar
gembira, dan menakut-nakuti.” [1]
Mengenai kedengkian kaum Yahudi:
Kepada Umar bin Abdil-Aziz, Muhammad bin Kaeb Al-Quradzi, berkata, “Yang disembelih oleh Ibrahim, Nabi Ismail AS.”
Umar bertanya, “Ini sesuatu yang belum pernah
saya ketahui. Sungguh kini, saya jadi tahu.”
Lalu dia memanggil seorang Yahudi yang telah
Islam, untuk ditanya dan menjawab, “Sungguh kaum Yahudi tahu bahwa
putra yang disembelih, Ismail AS. Namun mereka dengki pada kalian kaum Arab.
Buktinya, dua tanduk kambing kibas yang disembelih, sebagai tebusan Ismail AS
tersebut, digantung di dalam Ka’bah. Diramut oleh keturunan Ismail AS, hingga
Ka’bah terbakar.” [2]
Ponpes Mulya Abadi Mulungan. Bersambung.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، أَخْبَرَنَا هَمَّام،
عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ بَيْنَ نُوحٍ
وَآدَمَ عَشَرَةُ قُرُونٍ، كُلُّهُمْ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْحَقِّ. فَاخْتَلَفُوا،
فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ.
[2] Klik "Penyembelihan Ismail AS."
2014/04/22
Syetan Berlidah
Ahmad meriwayatkan, dari Abdillah RA, “Rasulullah SAW bersabda ‘Syaitan telah lewat, bertemu saya. Dia saya tangkap untuk saya cekik lehernya. Hingga lidah dingin dia yang telah menyentuh tangan saya, tidak saya temui lagi’.
Dia berkata ‘kau telah membuat saya kesakitan. Kau telah membuat saya kesakitan’.” [1]
Dia berkata ‘kau telah membuat saya kesakitan. Kau telah membuat saya kesakitan’.” [1]
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
3926 - حَدَّثَنَا
أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ، قَالَ: ذَكَرَ أَبُو إِسْحَاقَ،
عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ عَنْ
عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" مَرَّ عَلَيَّ الشَّيْطَانُ، فَأَخَذْتُهُ، فَخَنَقْتُهُ، حَتَّى إِنِّي
لَأَجِدُ بَرْدَ لِسَانِهِ فِي يَدَيَّ، فَقَالَ: أَوْجَعْتَنِي، أَوْجَعْتَنِي
"
2014/04/19
Ali RA Menurut Syiah
Kaum Syiah meyakini bahwa Ali RA, hidup di atas mendung. Orang yang telah dibunuh oleh Abdur Rahman bin Muljam, bukan Sayyidinaa Ali RA. Tetapi Syaitan yang menjelama sebagai Ali RA, di mata manusia. Ini penjelasan mereka tentang Ali RA, yang tidak bisa diterima akal sehat. Segala Puji bagi Allah, atas kenyataan yang ada. [1]
زَعَمُوا أَنه
فِي السَّحَاب والذى قَتله عبد الرَّحْمَن بن ملجم كَانَ شَيْطَانا تصور للنَّاس بِصُورَة
على وَهَذَا مَالا انْفِصَال لَهُم عَنهُ وَالْحَمْد لله على ذَلِك.
Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
2014/04/18
Hadits tidak Shahih
Al-Qurthubi menyampaikan, “Ada yang berkata ‘Waswasil-Khannas’ nama
putra Iblis. Dia dibawa oleh Iblis, untuk diletakkan di depan Chawa, dan
dititipkan ‘rawatlah!’.
Adam AS datang untuk berkata ‘ini apa? Ya Chawa?’.
Chawa menjawab ‘musuh kita telah datang membawa ini’. Dan
berkata ‘rawatlah!’ Padaku.
Adam AS berkata ‘bukankah saya telah berkata padamu 'dia jangan
kau taati! Dalam urusan apapun?' Dialah yang telah menipu hingga kita 'maksiat?’.
Adam AS mendekat, untuk memotong dan menjadikan Waswasil-Khannas,
menjadi empat bagian. Tiap potongan digantungkan pada sebatang pohon. Karena
marah.
Iblis datang untuk berkata ‘ya Chawa! Mana anak saya?’.
Iblis memanggil ‘ya Khannas!’.
Khannas hidup, lalu menjawab.
Iblis mengambil lalu memberikan Khannas pada Chawa. Dan berkata
‘rawatlah!’.
Adam AS datang untuk mengambil dan membakar Khannas. Abunya
ditaburkan di laut.
Iblis ‘alaihilla’nah datang, untuk bertanya ‘ya
Chawa! Mana anak saya?’.
Pada Iblis, Chawa melaporkan perlakuan Adam atas Khannas.
Iblis bergegas kelaut, untuk menyeru ‘ya Khannas!’.
Khannas hidup, dan menjawab. Lalu dibawa untuk diserahkan pada
Chawa, yang ketiga kali.
Setelah mengamati dengan serius, Adam berdua menyembelih dan
membakar Khannas. Untuk dimakan.
Iblis datang untuk bertanya pada Chawa. Dan diberi tahu tentang
perlakuan Adam atas Khannas.
Iblis memanggil ‘ya Khannas!’.
Di dalam perut Adam dan Chawa, Khannas hidup dan menjawab.
Iblis berkata ‘inilah yang saya kehendaki! Tempat kalian di
dada-dada anak-cucu Adam!’.
Maka Khannas mencaplok hati anak-cucu Adam AS, yang lupa Allah,
sambil menggoda. Jika manusia ingat Allah, Khannas memuntahkan hatinya, dan
mundur.
Hadits ini juga disampaikan oleh Tirmidzi dan Al-Hakim, di dalam
kitabNawadiril-Ushul, dengan isnad sampai Waheb bin
Munabbih. Namun saya yakin bahwa berita ini ‘tidak shahih’. Allah Taala yang
lebih tahu.” [1]
وَقِيلَ: إِنَّ
الْوَسْوَاسَ الْخَنَّاسَ ابْنٌ لِإِبْلِيسَ، جَاءَ بِهِ إِلَى حَوَّاءَ، وَوَضَعَهُ
بَيْنَ يَدَيْهَا وَقَالَ: اكْفُلِيهِ. فَجَاءَ آدَمُ [عَلَيْهِ السَّلَامُ ] فَقَالَ:
مَا هَذَا [يَا حَوَّاءُ ] ! قَالَتْ: جَاءَ عَدُوُّنَا بِهَذَا وَقَالَ لِي: اكْفُلِيهِ.
فَقَالَ: أَلَمْ أقل لك لا تطيعيه في شي، هُوَ الَّذِي غَرَّنَا حَتَّى وَقَعْنَا فِي
الْمَعْصِيَةِ؟ وَعَمَدَ إِلَى الْوَلَدِ فَقَطَعَهُ أَرْبَعَةَ أَرْبَاعٍ، وَعَلَّقَ
كُلَّ رُبُعٍ عَلَى شَجَرَةٍ، غَيْظًا لَهُ، فَجَاءَ إِبْلِيسُ فَقَالَ: يَا حَوَّاءُ،
أَيْنَ ابْنِي؟ فَأَخْبَرَتْهُ بِمَا صَنَعَ بِهِ آدَمُ [عَلَيْهِ السَّلَامُ] فَقَالَ:
يَا خَنَّاسُ، فَحَيِيَ فَأَجَابَهُ. فَجَاءَ بِهِ إِلَى حَوَّاءَ وَقَالَ: اكْفُلِيهِ،
فَجَاءَ آدَمُ [عَلَيْهِ السَّلَامُ] فحرقه بالنار، ودر رَمَادَهُ فِي الْبَحْرِ، فَجَاءَ
إِبْلِيسُ [عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ] فَقَالَ: يَا حَوَّاءُ، أَيْنَ ابْنِي؟ فَأَخْبَرَتْهُ
بِفِعْلِ آدم إياه، فذهب إِلَى
الْبَحْرِ، فَقَالَ: يَا خَنَّاسُ، فَحَيِيَ فَأَجَابَهُ. فَجَاءَ بِهِ إِلَى
حَوَّاءَ الثَّالِثَةَ، وَقَالَ: اكْفُلِيهِ. فَنَظَرَ، إِلَيْهِ آدَمُ،
فَذَبَحَهُ وَشَوَاهُ، وَأَكَلَاهُ جَمِيعًا. فَجَاءَ إِبْلِيسُ فَسَأَلَهَا
فَأَخْبَرَتْهُ [حَوَّاءُ ] . فَقَالَ: يَا خَنَّاسُ، فَحَيِيَ فَأَجَابَهُ
[فَجَاءَ بِهِ] مِنْ جَوْفِ آدَمَ وَحَوَّاءَ. فَقَالَ إِبْلِيسُ: هَذَا الَّذِي
أَرَدْتُ، وَهَذَا مَسْكَنُكَ فِي صَدْرِ وَلَدِ آدَمَ، فَهُوَ ملتقم قلب ابن
آدَمَ مَا دَامَ غَافِلًا يُوَسْوِسُ، فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهَ لَفَظَ قَلْبَهُ
وَانْخَنَسَ. ذَكَرَ هَذَا الْخَبَرَ التِّرْمِذِيُّ والْحَكِيمُ فِي نَوَادِرِ
الْأُصُولِ بِإِسْنَادٍ عَنْ وهب ابن مُنَبِّهٍ. وَمَا أَظُنُّهُ يَصِحُّ،
وَاللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ.
2014/04/17
Tasbih Dahsyat
Tasbih
yang akan membuat makhluq bergetar, adalah:
‘Subhaana
Dzil-Mulki wal-Malakuut. Subhaana Rabbil-‘Arsyi Dzil-Jabaruut. Subhaanal-Hayyi
lladzi laa yamuut. Subhaanalladzii yumiitul khalaaiqa walaa yamuut. Subbuuhun
Quddusun Rabbul malaaikati warruuh. Qudduusun Qudduusun. Subhaana Rabbinaa Al-A’laa.
Subhaana Dzis Sulthaani wal ‘Adzmah. SubhaanaHuu abadan abadan’.
Artinya:
Maha Suci
Pemilik Kerajaan dan Kerajaan akbar. Maha Suci Tuhan Arasy si Maha pemaksa. Maha
Suci yang Maha Hidup yang takkan wafat. Maha Suci yang mematikan makhluq-makhluq,
yang takkan wafat. Maha Suci Maha Qudus Tuhan seluruh malaikat dan ruh. Maha Qudus
Maha Qudus. Maha Suci Tuhan kami yang paling Mulia. Maha Suci pemilik Kerajaan
dan kedahsyatan. Maha Suci Dia selama-lamanya.
Arabicnya:
سُبْحَانَ ذِي الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ، سُبْحَانَ رَبِّ
الْعَرْشِ ذِي الْجَبَرُوتِ سُبْحَانَ الْحَيِّ الذِي لَا يَمُوتُ، سُبْحَانَ
الذِي يُمِيتُ الْخَلَائِقَ وَلَا يَمُوتُ، سُبّوح قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ
وَالرُّوحِ، قُدُّوسٌ قُدُّوسٌ، سُبْحَانَ رَبِّنَا الْأَعْلَى، سُبْحَانَ ذِي
السُّلْطَانِ وَالْعَظْمَةِ، سُبْحَانَهُ أَبَدًا أَبَدًا.
Karena
ini ucapan para malaikat yang berada di bawah Allah. Yang akan menjadi pusat
perhatian semua makhluq, di hari Kiamat. Rujukan dari tulisan ini: تفسير
ابن كثير (1/ 567)
وَقَدْ
ذَكَرَ الْإِمَامُ أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ هَاهُنَا حَدِيثَ الصُّورِ بِطُولِهِ
مِنْ أَوَّلِهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. وَهُوَ حَدِيثٌ مَشْهُورٌ سَاقَهُ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَصْحَابِ الْمَسَانِيدِ
وَغَيْرِهِمْ، وَفِيهِ: "أَنَّ النَّاسَ إِذَا اهْتَمُّوا لِمَوْقِفِهِمْ فِي
الْعَرَصَاتِ تَشَفَّعُوا إِلَى رَبِّهِمْ بِالْأَنْبِيَاءِ وَاحِدًا وَاحِدًا، مِنْ
آدَمَ فَمَنْ بَعْدَهُ، فَكُلُّهُمْ يَحِيدُ عَنْهَا حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى مُحَمَّدٍ،
صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، فَإِذَا جاؤوا إِلَيْهِ قَالَ: أَنَا لَهَا،
أَنَا لَهَا. فَيَذْهَبُ فَيَسْجُدُ لِلَّهِ تَحْتَ الْعَرْشِ، وَيَشْفَعُ عِنْدَ اللَّهِ
فِي أَنْ يَأْتِيَ لِفَصْلِ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ، فيُشفّعه اللَّهُ، وَيَأْتِي
فِي ظُلَل مِنَ الْغَمَامِ بَعْدَ مَا تَنْشَقُّ السَّمَاءُ الدُّنْيَا، وَيَنْزِلُ
مَنْ فِيهَا مِنَ الْمَلَائِكَةِ، ثُمَّ الثَّانِيَةُ، ثُمَّ الثَّالِثَةُ إِلَى السَّابِعَةِ،
وَيَنْزِلُ حَمَلَةُ الْعَرْشِ والكَرُوبيّون ، قَالَ: وَيَنْزِلُ الْجَبَّارُ، عَزَّ
وَجَلَّ، فِي ظُلَل مِنَ الْغَمَامِ والملائكةُ، وَلَهُمْ زَجَل مِنْ تَسْبِيحِهِمْ
يَقُولُونَ: سُبْحَانَ ذِي الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ، سُبْحَانَ رَبِّ الْعَرْشِ ذِي
الْجَبَرُوتِ سُبْحَانَ الْحَيِّ الذِي لَا يَمُوتُ، سُبْحَانَ الذِي يُمِيتُ الْخَلَائِقَ
وَلَا يَمُوتُ، سُبّوح قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ، قُدُّوسٌ قُدُّوسٌ،
سُبْحَانَ رَبِّنَا الْأَعْلَى، سُبْحَانَ ذِي السُّلْطَانِ وَالْعَظْمَةِ، سُبْحَانَهُ
أَبَدًا أَبَدًا".
Penyebab Islam Kaum Syam
Sejak
Raja Konstantin dan pasukannya menyerbu negeri-negeri Syam, sejak itu pula
penduduk Syam memeluk agama Nashrani. Awal mereka memeluk Islam, karena Nabi
Muhammad SAW mengajak Islam pada Raja Hiraqla. Penyebab kedua, karena Abu Bakr RA
perintah pada lima tokoh Islam, untuk mendakwahkan Islam pada mereka. Dakwah berdampak
Perangan Akbar, yang disebut Futuhu-Syam. Umar yang oleh Hiraqla disebut
‘Shahibul-Futuh’ (Pemborong segala kemenangan), mengikuti langkah Abu
Bakr RA, melanjutkan Futuhu-Syam. Dan hasilnya luar biasa, penduduk Syam
masuk Islam dengan berbahagia. Buku ini, hanya berkisah perjuangan ‘Khalid
dan Sahabat Nabi SAW’ lainnya, yang sangat gigih. Untuk menjayakan Kalimat
Allah.
Jangah
hanya terharu dan berkata ‘wau’ ketika membaca buku ini. Tapi katakan ‘subhanallah’.
Pesan
untuk pembaca, “Jika orang mencibir dan berkata ‘cih! Islam berkembang karena
pedang!’. Jawablah ‘subhanallah! Yahudi dan Nashrani, juga berkembang karena
pedang!’.”
Shahih dan Maudhuk
Hadits
yang dinilai Shahih, oleh ahli Hadits (Muhadits), terkadang dinilai Maudhuk oleh ahli Hadits lainnya. Contoh:
Dari Umar bin Al-Khatthab RA,
“Rasulullah SAW bersabda ‘ketika telah melakukan kesalahan, Adam AS berdoa ‘ya
Tuhanku, hamba mohon padaMu, dengan hak Muhammad, agar Kau benar-benar
mengampuni hamba’.
Adam berdoa ‘ya Tuhan! Karena setelah Kau cipta, dan telah Kau beri ruh, hamba mengangkat kepala. Ternyata di
tiang Arasy ada tulisan ‘لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ’. Maka hamba tahu bahwa yang Kau sandingkan pada NamaMu, tiada
lain kecuali pasti, makhluq yang paling Kau cintai’.
Allah berfirman ‘kau benar ya
Adam! Sungguh dia makhluq yang paling saya cintai! Berdoalah dengan haknya! Sungguh
dosamu telah Aku maafkan. Kalau tiada Muhammad, kau tidak Aku ciptakan’.”
(Menurut Al-Hakim), “Isnad Hadits ini shahih. Dan ini awal Hadits yang saya tururkanpada Abdur Rohman bin Zaid bin Aslam, dalam kitab ini.”
Namun
dalam Atta’liq Adzzahabi, dijelaskan, “Justru Hadits ini maudhuk.” [1]
4228 - حَدَّثَنَا
أَبُو سَعِيدٍ عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَنْصُورٍ الْعَدْلُ، ثنا أَبُو
الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، ثنا أَبُو
الْحَارِثِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُسْلِمٍ الْفِهْرِيُّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ
مَسْلَمَةَ، أَنْبَأَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَمَّا
اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيئَةَ قَالَ: يَا رَبِّ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ
لَمَا غَفَرْتَ لِي، فَقَالَ اللَّهُ: يَا آدَمُ، وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا
وَلَمْ أَخْلُقْهُ؟ قَالَ: يَا رَبِّ، لِأَنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيَدِكَ
وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوحِكَ رَفَعْتُ رَأْسِي فَرَأَيْتُ عَلَىَ قَوَائِمِ
الْعَرْشِ مَكْتُوبًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
فَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُضِفْ إِلَى اسْمِكَ إِلَّا أَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ،
فَقَالَ اللَّهُ: صَدَقْتَ يَا آدَمُ، إِنَّهُ لَأُحِبُّ الْخَلْقِ إِلَيَّ
ادْعُنِي بِحَقِّهِ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ وَلَوْلَا مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ «هَذَا
حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَهُوَ أَوَّلُ حَدِيثٍ ذَكَرْتُهُ لِعَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ فِي هَذَا الْكِتَابِ»
[التعليق
- من تلخيص الذهبي] 4228 - بل موضوع.
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
2014/04/14
Keturunan Iblis
Dia menyebutkan nama jenis-jenis Syaitan:
1.
Zalnabur, pekerjaannya menggoda di pasar.
Panji yang oleh dia dipasang di pasar, dari bumi menjulang kelangit. Panji
berguna mempengaruhi kaum, mulai pasar dibuka hingga ditutup.
2.
Tsabar, pekerjaannya menggoda kaum yang terkena musibah. Mereka digoda agar menampar wajah, merobek kerah leher, dan
berteriak, ‘Celaka!’. Dan agar menyerang atau berperang.
4.
Musawwath, adalah wartawan bohong. Warta yang dibawa
diletakkan pada mulut-mulut kaum. Kalau berita tersebut ditelusuri, tidak ada
sumbernya yang akurat.
5.
Dasim. Kalau seorang masuk rumah, tidak
membaca Salam, dan tidak menyebut Allah, Dasim bisa melihat perkakas di dalam
rumah tersebut, dan melihat perkakas yang tidak dirapikan. Dia juga makan
makanan di dalam rumah, yang tidak dibacakan‘bismillah’. Al-A’masy
berkata ‘Terkadang saya masuk rumah, tidak menyebut Allah, dan tidak membaca
Salam. Namun tempat cuci tangan telah tersedia. Sontak saya menegur ‘singkirkan
dulu ini!’ dan mereka saya nasehati. Saya berkata ‘Dasim! Dasim! Saya berlindung
pada Allah dari dia’. Atssa’labi dan lainnya menambahkan keterangan:
Dalam kitab Allu’lu’iyyaat (اللؤلئيات), Abu Muthi Makhul
bin Al-Fadhl, menyampaikan penjelasan Mujahid:
Addarani berkata, ‘Syaitan anak Iblis, ada yang bernama Al-Mutaqadha.
Pekerjaannya menghukumi manusia (mendampingi Hakim). Lalu memberitakan amalan baik yang telah
dirahasiakan selama 20 tahun. Agar disiarkan pada kaum.”
Ibnu ‘Athiyah berkata, “Riwayat ini dan yang sejenisnya, tidak
memiliki isnad shahih. Sungguh Annaqash juga telah menjelaskan panjang
lebar mengenai ini. Dia juga menunjukkan sejumlah hikayat, yang jauh dari
shahih. Tidak ada riwayat shahih dalam kisah ini, kecuali yang merujuk
Hadits Muslim:
‘Sungguh ada syaitan
penggoda, yang merusak kekhusukan shalat ini. Bernama Khanzab’.” [1]Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
وَذَكَرَ
الطَّبَرِيُّ وَغَيْرُهُ أَنَّ مُجَاهِدًا قَالَ: ذُرِّيَّةُ إِبْلِيسَ
الشَّيَاطِينُ، وَكَانَ يَعُدُّهُمْ: زَلَنْبُورُ صَاحِبُ الْأَسْوَاقِ، يَضَعُ
رَايَتَهُ فِي كُلِّ سُوقٍ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، يَجْعَلُ تِلْكَ
الرَّايَةَ عَلَى حَانُوتِ أَوَّلِ مَنْ يفتح وآخر من يغلق. وثبر صَاحِبُ الْمَصَائِبِ،
يَأْمُرُ بِضَرْبِ الْوُجُوهِ وَشَقِّ الْجُيُوبِ، والدعاء بالويل والحرب. والأعور
صاحب أبواب الزنى. وَمُسَوَّطُ صَاحِبُ الْأَخْبَارِ، يَأْتِي بِهَا
فَيُلْقِيَهَا فِي أَفْوَاهِ النَّاسِ فَلَا يَجِدُونَ لَهَا أَصْلًا. وَدَاسِمُ
الَّذِي إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَلَمْ يُسَلِّمْ وَلَمْ يَذْكُرِ اسْمَ
اللَّهِ بَصَّرَهُ مِنَ الْمَتَاعِ مَا لَمْ يُرْفَعْ وَمَا لَمْ يُحْسَنْ
مَوْضِعُهُ، وَإِذَا أَكَلَ وَلَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ أَكَلَ مَعَهُ. قَالَ
الْأَعْمَشُ: وَإِنِّي رُبَّمَا دَخَلْتُ الْبَيْتَ فَلَمْ أَذْكُرِ اللَّهَ
وَلَمْ أُسَلِّمْ، فَرَأَيْتُ مَطْهَرَةً فَقُلْتُ: ارْفَعُوا هَذِهِ
وَخَاصَمْتُهُمْ، ثُمَّ أَذْكُرُ فَأَقُولُ: دَاسِمُ دَاسِمُ أَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنْهُ زَادَ الثَّعْلَبِيُّ وَغَيْرُهُ عَنْ مُجَاهِدٍ: وَالْأَبْيَضُ، وَهُوَ
الَّذِي يُوَسْوِسُ لِلْأَنْبِيَاءِ. وَصَخْرٌ وَهُوَ الَّذِي اخْتَلَسَ خَاتَمَ
سُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ. وَالْوَلَهَانُ وَهُوَ صَاحِبُ الطَّهَارَةِ
يُوَسْوِسُ فِيهَا. وَالْأَقْيَسُ وَهُوَ صَاحِبُ الصَّلَاةِ يُوَسْوِسُ فِيهَا.
وَمُرَّةُ وَهُوَ صَاحِبُ الْمَزَامِيرِ وَبِهِ يُكَنَّى. وَالْهَفَّافُ يَكُونُ
بِالصَّحَارَى يُضِلُّ النَّاسَ وَيُتَيِّهُهُمْ. وَمِنْهُمُ الْغِيلَانُ. وَحَكَى
أَبُو مُطِيعٍ مَكْحُولُ بْنُ الْفَضْلِ النَّسَفِيُّ في كتاب اللؤلئيات عَنْ
مُجَاهِدٍ أَنَّ الْهَفَّافَ هُوَ صَاحِبُ الشَّرَابِ، ولقوس صَاحِبُ
التَّحْرِيشِ، وَالْأَعْوَرُ صَاحِبُ أَبْوَابِ السُّلْطَانِ. قَالَ وَقَالَ
الدَّارَانِيُّ: إِنَّ لِإِبْلِيسَ شَيْطَانًا يُقَالُ لَهُ الْمُتَقَاضِي،
يَتَقَاضَى ابْنَ آدَمَ فَيُخْبِرُ بِعَمَلٍ كَانَ عَمِلَهُ فِي السِّرِّ مُنْذُ
عِشْرِينَ سَنَةً، فَيُحَدِّثَ بِهِ فِي الْعَلَانِيَةِ. قَالَ ابْنُ عَطِيَّةَ:
وَهَذَا وَمَا جَانَسَهُ مِمَّا لَمْ يَأْتِ بِهِ سَنَدٌ صَحِيحٌ، وَقَدْ طَوَّلَ
النَّقَّاشُ فِي هَذَا الْمَعْنَى وَجَلَبَ حِكَايَاتٍ تَبْعُدُ عَنِ الصِّحَّةِ،
وَلَمْ يَمُرَّ بِي فِي هَذَا صَحِيحٌ إِلَّا مَا فِي كِتَابِ مُسْلِمٍ مِنْ أَنَّ
لِلصَّلَاةِ شَيْطَانًا يُسَمَّى خَنْزَبُ.