Nabi SAW pernah bersabda, “Barangsiapa diberi nikmat oleh Allah. Lalu
ingin kenikmatan tersebut diabadikan oleh Allah. Hendaklah sering mengucapkan ‘laa
Chaula
walaa quwwata illaa billaah’.” Artinya; mutlak tiada upaya dan
kekuawatan, kecauli karena Allah.
Lalu nabi
membaca rujukan dalilnya, “{وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ
جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ} [الكهف: 39].”
Artinya;
Hendaklah ketika memasuki kebunmu, kau berkata, “Maa syaa Allahu laa quwwata
illaa billah. (Inilah yang dikehendaki oleh Allah. Mutlak tiada kekuatan
kecuali karena Allah).” [1]
Ada yang bertanya, “Kok dalilnya itu?.”
Saya menjawab, “Bacalah sebelum dan sesudah ayat 39, dari surat
Al-Kahfi, niscaya kalian tahu maksudnya. Memang Hadits sering begitu;
keterangannya dipotong. Mungkin para ahli Hadits menganggap kita hafal Al-Qur’an,
karena pada zaman dulu, Al-Qur’an dihafalkan oleh kaum Muslimiin. Di sana
dijelaskan, karena orang kaya yang kebunnya luas, tidak ingat Allah, maka
kebunnya dirusak oleh Allah. Dan Allah menyetujui yakni mengabadikan pernyataan
lelaki yang petunjuknya dijadikan rujukan oleh nabi SAW, dalam sabdanya, di
atas.”
859 - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ
خَالِدِ بْنِ حَيَّانَ الرَّقِّيُّ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدِ بْنِ نَجِيحٍ،
أَخْبَرَنِي أَبِي، ثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ، عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
مَنْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِ بِنِعْمَةٍ فَأَرَادَ بَقَاءَهَا فَلْيُكْثِرْ مِنْ قَوْلِ:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ "، ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللهُ
لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ} [الكهف: 39].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar