Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut. Lalu turun dari kendaraan.
Saed bin Muadz berkata, “Ya Raslallah! Baginda akan kami bangunkan tempat istirahat. Yang akan menyerang mereka, ‘kami’. Jika Allah memberi kemenangan pada kami, itu yang kita harapkan. Jika kami kalah, Baginda bisa pulang dengan kendaraan. Sahabat Baginda yang di Madinah juga sangat cinta Baginda, seperti kami. Kalau tahu Baginda menghadapi kesulitan seperti ini, pasti mereka datang kemari. Dengan mereka, Allah akan melindungi dan mendukung Baginda.”
Nabi SAW menyanjung pandangan baik tersebut.
Kaum Quraisy berdatangan dengan congkak.
Nabi SAW berdoa, “Ya Allah! Bangsa Quraisy ini telah berdatangan dengan congkak! Mereka menentang Kau dan mendustakan RasulMu! Hamba menagih JanjiMu!.”
Dengan kendaraan unta merah, Utbah datang dan berkata, “Kalau ada
yang memiliki kebaikan! Pasti lelaki berkendaraan unta merah ini orangnya! Sebaiknya
dia ditaati agar beruntung!.”
Pada kaum Quraisy, Khifaf bin Imak, atau Imak, perintah agar putranya menyampaikan
pesan, “Saya akan mengirimkan beberapa unta Jazur, sejumlah pasukan, dan sejumlah senjata, untuk kalian.”
Mereka menjawab, “Karena yang kami perangi hanya manusia biasa, kami pasti akan mampu mengalahkan. Kalau tuduhan Muhammad ‘kami
sama dengan memerangi Allah’, pasti kami takkan mampu melawan mereka.”
Setelah semua datang; tokoh-tokoh penting kaum Quraisy datang. Di antara mereka, Hakim bin Hizam.
Mereka datang untuk minum telaga Rasulillah SAW.
Mereka datang untuk minum telaga Rasulillah SAW.
Rasulullah SAW bersbda, “Biarkan!.”
Ternyata semua yang minum air telaga, tewas dalam peperangan
tersebut. Kecuali Hakim bin Hizam. Beberapa tahun setelahnya, dia masuk Islam. Dialah
tokoh yang kalau bersumpah dengan serius, berkata, “Demi yang telah menyelamatkan
saya dalam Perang Badar!.”
Ketika mulai tenang, kaum Quraisy mengutus Amer bin Waheb, agar
melaporkan jumlah kaum Muslimiin. Dengan gerak cepat, dia memacu kudanya,
mendekati kaum Muslimiin. Lalu kembali lagi untuk melaporkan, “Jumlah mereka
sekitar tigaratus orang.” [1]
Bersambung
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
ثُمَّ نُقَاتِلَهُمْ.
فَفَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ذَلِكَ فَلَمَّا نَزَلَ
جَاءَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ: «يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَبْنِي لَكَ عَرِيشًا
مِنْ جَرِيدٍ فَتَكُونُ فِيهِ وَنَتْرُكُ عِنْدَكَ رَكَائِبَكَ، ثُمَّ نَلْقَى عَدُوَّنَا،
فَإِنْ أَعَزَّنَا اللَّهُ وَأَظْهَرَنَا اللَّهُ عَلَيْهِمْ كَانَ ذَلِكَ مِمَّا أَحْبَبْنَاهُ،
وَإِنْ كَانَتِ الْأُخْرَى جَلَسْتَ عَلَى رَكَائِبِكَ فَلَحِقْتَ بِمَا وَرَاءَنَا
مِنْ قَوْمِنَا، فَقَدْ تَخَلَّفَ عَنْكَ أَقْوَامٌ مَا نَحْنُ بِأَشَدَّ حُبًّا لَكَ
مِنْهُمْ، وَلَوْ ظَنُّوا أَنَّكَ تَلْقَى حَرْبًا مَا تَخَلَّفُوا عَنْكَ، يَمْنَعُكَ
اللَّهُ بِهِمْ، يُنَاصِحُونَكَ وَيُحَارِبُونَ مَعَكَ. فَأَثْنَى عَلَيْهِ خَيْرًا
ثُمَّ بُنِيَ لِرَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَرِيشٌ، وَأَقْبَلَتْ
قُرَيْشٌ بِخُيَلَائِهَا وَفَخْرِهَا، فَلَمَّا رَآهَا قَالَ: «اللَّهُمَّ هَذِهِ قُرَيْشٌ
قَدْ أَقْبَلَتْ بِخُيَلَائِهَا وَفَخْرِهَا تُحَادُّكَ وَتُكَذِّبُ رَسُولَكَ! اللَّهُمَّ
فَنَصْرُكَ الَّذِي وَعَدْتَنِي! اللَّهُمَّ أَحِنْهُمُ الْغَدَاةَ. وَرَأَى عُتْبَةَ
بْنَ رَبِيعَةَ عَلَى جَمَلٍ أَحْمَرَ فَقَالَ: إِنْ يَكُنْ عِنْدَ أَحَدٍ مِنَ الْقَوْمِ
خَيْرٌ فَعِنْدَ صَاحِبِ الْجَمَلِ الْأَحْمَرِ، إِنْ يُطِيعُوهُ يَرْشُدُوا وَكَانَ
خُفَافُ بْنُ إِيمَاءَ بْنِ رَحَضَةَ الْغِفَارِيُّ، أَوْ أَبُوهُ إِيمَاءُ، بَعَثَ
إِلَى قُرَيْشٍ حِينَ مَرُّوا بِهِ ابْنًا لَهُ بِجَزَائِرَ، أَهْدَاهَا لَهُمْ، وَعَرَضَ
عَلَيْهِمُ الْمَدَدَ بِالرِّجَالِ وَالسِّلَاحِ، فَقَالَتْ قُرَيْشٌ: إِنْ كُنَّا
إِنَّمَا نُقَاتِلُ النَّاسَ فَمَا بِنَا مِنْ ضَعْفٍ، وَإِنْ كُنَّا نُقَاتِلُ اللَّهَ
كَمَا زَعَمَ مُحَمَّدٌ فَمَا لِأَحَدٍ بِاللَّهِ طَاقَةٌ. فَلَمَّا نَزَلَتْ قُرَيْشٌ
أَقْبَلَ جَمَاعَةٌ، مِنْهُمْ حَكِيمُ بْنُ حِزَامٍ، حَتَّى وَرَدُوا حَوْضَ النَّبِيِّ
- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «اتْرُكُوهُمْ، فَمَا شَرِبَ مِنْهُ رَجُلٌ إِلَّا قُتِلَ يَوْمَئِذٍ» ،
إِلَّا حَكِيمٌ نَجَا عَلَى فَرَسٍ لَهُ يُقَالُ لَهُ: الْوَجِيهُ، وَأَسْلَمَ بَعْدَ
ذَلِكَ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ، وَكَانَ يَقُولُ إِذَا اجْتَهَدَ فِي يَمِينِهِ: لَا
وَالَّذِي نَجَّانِي يَوْمَ بَدْرٍ وَلَمَّا اطْمَأَنَّتْ قُرَيْشٌ بَعَثُوا عَمْرَو
بْنَ وَهْبٍ الْجُمَحِيَّ لِيَحْزِرَ الْمُسْلِمِينَ، فَجَالَ بِفَرَسِهِ حَوْلَهُمْ
ثُمَّ عَادَ فَقَالَ: هُمْ ثَلَاثُمِائَةٍ يَزِيدُونَ قَلِيلًا أَوْ يَنْقُصُونَ،
وَلَقَدْ رَأَيْتُ
الْوَلَايَا تَحْمِلُ الْمَنَايَا
، نَوَاضِحَ يَثْرِبَ تَحْمِلُ الْمَوْتَ النَّاقِعَ، لَيْسَ لَهُمْ
مَنَعَةٌ إِلَّا سُيُوفُهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar