Kaum Kafir yang masih hidup kabur ke Makkah, meninggalkan
kawan-kawan mereka yang tewas berserakan. Kecuali yang ditawan oleh kaum
Muslimiin. Di antara mereka; Abul-Bakhtari bin Hisyam bersama sahabat dekat
yang mendampingi perjalanan menuju Badar.
Nabi SAW melarang membunuh Abul-Bakhtari, pada para sahabat. Karena
ketika di Makkah, dia orang paling melindungi nabi SAW. Dia pula yang pernah
akan merusak tulisan ‘Pemboikotan’ atas keluarga besar nabi SAW.
Al-Mujadzzar bin Ziad datang untuk berkata, “Sungguh Rasulallah SAW melarang jika kau dibunuh!” pada Abul-Bakhtari yang berdampingan dengan kawannya.
Dia memohon, “Apa anugrah ini berlaku untuk kawan saya ini?.”
Al-Mujadzzar menjawab, “Nggak! Demi Allah.”
Dia berkata, “Kalau begitu sebaiknya saya dibunuh, bersama kawan
saya ini! Jangan sampai para wanita nati berkata ‘karena ingin hidup, dia tega
mengorbankan kawan’.”
Setelah membunuh mereka berdua, Al-Mujadzzar menghadap untuk
laporan pada Rasulillah SAW.
Abbas berbadan besar, ditawan oleh Abul-Yasar yang berbadan kecil.
Pada Abul-Yasar, ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin kau mampu menawan orang
ini?."
Abul-Yasar menjawab, “Ada lelaki yang tidak saya kenal, menolong
saya. Keadaan dia begini dan begini.”
Rasulullah SAW menimpal, “Yang telah menolong kau, sungguh malaikat
sangat mulia.”
Sejak sore, Abbas ditahan dengat tangan terikat.
Di awal malam, nabi SAW ditanya oleh beberapa sahabat, “Kenapa
baginda terjaga?.”
Nabi SAW bersabda, “Saya mendengar rintihan Abbas yang diikat. Ini
yang membuat saya kesulitan tidur.”
Setelah beberapa orang melepaskan ikatan Abbas; Rasulullah SAW
tidur pulas.
Di hari itu Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh saya tahu bahwa
sungguh banyak lelaki keluarga besar Hasyim dan lainya, yang memerangi kita,
karena dipaksa oleh kaumnya. Maka tawanan dari keluarga besar Hasyim, jangan
dibunuh! Abbas bin Abdil-Mutthalib juga jangan dibunuh! Dia memerangi kita
karena dipaksa oleh kaumnya!.”
Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabiah menegur, “Masyak kita disuruh
membunuh anak-anak, ayah-ayah, dan saudara-saudara kita? Namun Abbas tidak
boleh dibunuh? Demi Allah kalau saya bertemu dia, akan saya potong-potong dengan
pedang, menjadi beberapa bagian!.”
Ketika telah mendengar bantahan tersebut, nabi SAW bertanya pada Umar,
“Hai Ayah Hafsh! Apa kau tidak mendengar ucapan Abu Hudzaifah? Masyak wajah
paman Rasulillah harus dipukul dengan pedang?.”
Abu Hudzaifah menyesal karena telah membantah nabi SAW. Dia bertekat
mengkafarohi perbuatannya dengan berjihad hingga mati syahid. Dan akhirnya
berhasil mati syahid, ketika Perang Yamamah.
Rasulullah SAW bersabda, “Saya telah menyaksikan Jibril AS tersenyum.
Giginya putih bersih berkilauan.” [1]
In syaa Allah bersambung
Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta
وَلَمَّا انْهَزَمَ
الْمُشْرِكُونَ أَمَرَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنْ لَا
يُقْتَلَ أَبُو الْبَخْتَرِيِّ بْنُ هِشَامٍ؛ لِأَنَّهُ كَانَ أَكَفَّ الْقَوْمِ عَنْ
رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَهُوَ بِمَكَّةَ، وَكَانَ
مِمَّنِ اهْتَمَّ فِي نَقْضِ الصَّحِيفَةِ، فَلَقِيَهُ الْمُجَذَّرُ بْنُ ذِيَادٍ الْبَلَوِيُّ
حَلِيفُ الْأَنْصَارِ وَمَعَهُ زَمِيلٌ لَهُ، فَقَالَ لَهُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
قَدْ نَهَى عَنْ قَتْلِكَ. فَقَالَ وَزَمِيلِي؟ فَقَالَ الْمُجَذَّرُ: لَا وَاللَّهِ.
قَالَ: إِذًا وَاللَّهِ لَأَمُوتَنَّ أَنَا وَهُوَ، وَلَا تَتَحَدَّثُ نِسَاءُ قُرَيْشٍ
أَنِّي تَرَكْتُ زَمِيلِي حِرْصًا عَلَى الْحَيَاةِ. فَقَتَلَهُ، ثُمَّ أَخْبَرَ رَسُولَ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِخَبَرِهِ «وَجِيءَ بِالْعَبَّاسِ، أَسَرَهُ أَبُو
الْيَسَرِ، وَكَانَ مَجْمُوعًا، وَكَانَ الْعَبَّاسُ جَسِيمًا، فَقِيلَ لِأَبِي الْيَسَرِ:
كَيْفَ أَسَرْتَهُ؟ قَالَ: أَعَانَنِي عَلَيْهِ رَجُلٌ مَا رَأَيْتُهُ قَبْلَ ذَلِكَ،
بِهَيْئَةِ كَذَا وَكَذَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَقَدْ أَعَانَكَ عَلَيْهِ مَلَكٌ كَرِيمٌ» . «وَلَمَّا أَمْسَى الْعَبَّاسُ مَأْسُورًا
بَاتَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - سَاهِرًا أَوَّلَ لَيْلَةٍ،
فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لَكَ لَا تَنَامُ؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ
تَضَوُّرَ الْعَبَّاسِ فِي وَثَاقِهِ، فَمَنَعَ مِنِّي
النَّوْمَ. فَقَامُوا إِلَيْهِ فَأَطْلَقُوهُ، فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -» . «وَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ لِأَصْحَابِهِ يَوْمَئِذٍ: قَدْ عَرَفْتُ رِجَالًا
مِنْ بَنِي هَاشِمٍ وَغَيْرِهِمْ أُخْرِجُوا كُرْهًا، فَمَنْ لَقِيَ مِنْكُمْ
أَحَدًا مِنْ بَنِي هَاشِمٍ فَلَا يَقْتُلْهُ، وَمَنْ لَقِيَ الْعَبَّاسَ بْنَ
عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَا يَقْتُلْهُ؛ فَإِنَّهُ أُخْرِجَ كُرْهًا. فَقَالَ أَبُو
حُذَيْفَةَ بْنُ عُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ: أَنَقْتُلُ أَبْنَاءَنَا وَآبَاءَنَا
وَإِخْوَانَنَا وَنَتْرُكُ الْعَبَّاسَ؟ وَاللَّهِ لَئِنْ لَقِيتُهُ
لَأُلْحِمَنَّهُ بِالسَّيْفِ. فَبَلَغَ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - فَقَالَ لِعُمَرَ: يَا أَبَا حَفْصٍ، أَمَا تَسْمَعُ قَوْلَ أَبِي
حُذَيْفَةَ؟ أَيُضْرَبُ وَجْهُ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ بِالسَّيْفِ؟ فَقَالَ أَبُو
حُذَيْفَةَ: لَا أَزَالُ خَائِفًا مِنْ تِلْكَ الْكَلِمَةِ، وَلَا يُكَفِّرُهَا
عَنِّي إِلَّا الشَّهَادَةُ. فَقُتِلَ يَوْمَ الْيَمَامَةِ شَهِيدًا. وَقَدْ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ لِأَصْحَابِهِ: قَدْ
رَأَيْتُ جَبْرَائِيلَ وَعَلَى ثَنَايَاهُ النَّقْعُ».
Tidak ada komentar:
Posting Komentar