{فَإِنْ آمَنُوا
بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ
فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ () صِبْغَةَ اللَّهِ
وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ ()} [البقرة: 137،
138].
Artinya:
Maka jika mereka telah beriman dengan semisal
yang kalian telah beriman padanya; sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk. Namun
jika mereka berpaling; berarti sungguh mereka dalam perpecahan. Maka Allah akan
mencukupi kau (dari) mereka. Dia Maha mendengar Maha Alim. (137) [1]
(Inilah) Pewarnaan Allah! Siapakah yang lebih
baik pewarnaannya daripada Allah? Kami beibadah padaNya. (138) [2]
[1] Secara
khusus kalimat ayat ini merupakan janji Allah akan menolong Nabi Muhammad SAW. Dan
itu sudah dilakukan secara nyata. Namun sepertinya janji pertolongan ini juga
untuk Utsman bin Affan. Karena Ibnu Katsir menulis: تفسير
ابن كثير (1/ 450)
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: قُرِئَ عَلَى يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا ابْنُ
وَهْبٍ، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ أَبِي نُعَيم، قَالَ:
أَرْسَلَ إليَّ بَعْضُ الْخُلَفَاءِ مصحفَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ لِيُصْلِحَهُ. قَالَ
زِيَادٌ: فَقُلْتُ لَهُ: إِنَّ النَّاسَ يَقُولُونَ: إِنَّ مُصْحَفَهُ كَانَ فِي حِجْرِهِ
حِينَ قُتِل، فَوَقْعَ الدَّمُ عَلَى {فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ} فَقَالَ نَافِعٌ: بَصُرت عَيْنِي بِالدَّمِ عَلَى هَذِهِ الْآيَةِ وَقَدْ
قَدُم.
Arti (selain
isnad)nya:
Nafik bin Abi
Nuaim berkata, “Sebagian Khalifah telah mengirimkan Mushaf Utsman, untuk
dibenahi.
Ziad berkata ‘sungguh
saat beliau dibunuh; Mushaf beliau berada di atas pangkuannya’. Darah mengguyur
kalimat ayat ‘fasayakfiikahumulloohu waHuwas Samiiul Aliim’ ({فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ}).
Nafik berkata
‘saya menyaksikan darah yang mengguyur ayat ini, sungguh telah mengering’.”
وَانْتِصَابُ
{صِبْغَةَ اللَّهِ} إِمَّا عَلَى الْإِغْرَاءِ كَقَوْلِهِ {فِطْرَتَ اللَّهِ} [الرُّومِ:
30] أَيِ: الزَمُوا ذَلِكَ عَلَيْكُمُوهُ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَدَلٌ مِنْ قَوْلِهِ:
{مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ} وَقَالَ سِيبَوَيْهِ: هُوَ مَصْدَرٌ مُؤَكَّدٌ انْتَصَبَ عَنْ
قَوْلِهِ: {آمَنَّا بِاللَّهِ} كَقَوْلِهِ {وَاعْبُدُوا اللَّهَ} [النِّسَاءِ: 36].
Artinya:
Pemanshuban lafal
Shibghotalloh adakalnya untuk ighrok, yakni penganjuran; seperti FirmanNya
‘fithrotalloh!’. Artinya ‘tetapilah itu! Lakukanlah itu!.
Sebagian ulama
berkata, “Karena sebagai badal, yakni pendetailan dari FirmanNya
(sebelumnya) ‘millata Ibrahima (مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ)’.”
Sibawaih berkata,
“Dia sebagaia mashdar yang diperkuat. Ternashab dari FirmanNya yakni ‘aamannaa
billaah (آمَنَّا بِاللَّهِ)’. Kedudukannya seperti FirmanNya ‘وَاعْبُدُوا
اللَّهَ’.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar