Ibnu Katsir menulis: تفسير
ابن كثير (7/ 426)
وَ [قَدْ وَرَدَ] فِي بَعْضِ الْكُتُبِ الْإِلَهِيَّةِ: "يَقُولُ
اللَّهُ تَعَالَى: ابْنَ آدَمَ، خَلَقْتُكَ لِعِبَادَتِي فَلَا تَلْعَبْ، وَتَكَفَّلْتُ
بِرِزْقِكَ فَلَا تَتْعَبْ فَاطْلُبْنِي تَجِدْنِي؛ فَإِنْ وَجَدْتَنِي وَجَدْتَ كُلَّ
شَيْءٍ، وَإِنْ فُتك فَاتَكَ كُلُّ شَيْءٍ، وَأَنَا أَحَبُّ إِلَيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ".
Artinya:
Sungguh
di dalam sebagian Kitab-Kitab Tuhan telah tertulis ‘Allah Taala
berfirman, “Hai anak Adam! Aku telah mencipta kau untuk beribadah padaKu; maka
jangan bermain-main! Aku telah menanggung rizqimu; maka jangan ngoyo!
Maka carilah Aku; kau pasti akan menjumpaiKu. Jika kau menjumpaiKu; kau jumpai
segala sesuatu (yang baik). Jika Aku terlambat (datang) padamu; segala sesuatu
(yang baik), terlambat (datang) pada kau. Akulah yang lebih baik daripada
segala sesuatu, untukmu’.”
Sebetulnya
ini berkaitan dengan Firman, “بِيَدِكَ
الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.” Di TanganMu segala kebaikan. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Jika Allah mendekat pada kita; segala kebaikan mendekat pada
kita. Jika Allah terlambat mendekati kita; segala kebaikan terlambat mendekati
kita.
Agar
kita didekati oleh Allah; kita harus mengamalkan kewajiban yang dibebankan pada
kita dengan penuh ikhlas dan senang. Lebih baik lagi jika kita mengamalkan sunnah-sunnah
atau nawafil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar