{قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ
النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ يَا بَنِي
إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي
أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ} [البقرة: 38 - 40].
Artinya:
Kami berfirman, “Turunlah semuanya darinya! Maka jika Petunjuk dariKu datang sungguh pada kalian! Maka barang siapa mengikuti PetunjukKu! Maka tiada khawatir atas mereka! Dan mereka tidak susah!. (38).
Sedangkan kaum yang telah kufur dan mendustakan Ayat-Ayat Kami; mereka penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (39).
Ya Bani Israil! Ingatlah NikmatKu yang telah Kuberikan atas
kalian! Dan tetapilah AturanKu! Aku akan menetapi Janji (untuk) kalian! Dan
takutlah hanya padaKu!. (40).
Ibnu
Katsir menjelaskan mengenai perintah Allah, “Turunlah!Yang diulang dua
kali: [1]
تفسير ابن كثير (1 / 241):
[وَذِكْرُ
هَذَا الْإِهْبَاطَ الثَّانِي لِمَا تَعَلَّقَ بِهِ مَا بَعْدَهُ مِنَ الْمَعْنَى
الْمُغَايِرِ لِلْأَوَّلِ، وَزَعَمَ بَعْضُهُمْ أَنَّهُ تَأْكِيدٌ وَتَكْرِيرٌ،
كَمَا تَقُولُ: قُمْ قُمْ، وَقَالَ آخَرُونَ: بَلِ الْإِهْبَاطُ الْأَوَّلُ مِنَ
الْجَنَّةِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، وَالثَّانِي مِنْ سَمَاءِ الدُّنْيَا
إِلَى الْأَرْضِ، وَالصَّحِيحُ الْأَوَّلُ، وَاللَّهُ تعالى أعلم بأسرار كتابه].
Artinya:
Perintah
turun, “Turunlah!” yang kedua ini sehubungan dengan kalimat setelahnya. Berubah
dari makna perintah awal. Sebagian mereka meyakini ulangan tersebut untuk
memperkuat perintah. Seperti saat kau berkata, “Berdiri! Berdiri!.”
Ulama
lain berkata, “Bahkan perintah turun yang awal, ‘dari surga kelangit’; yang
kedua ‘dari langit kebumi’.”
Namun
yang shahih penjelasan awal. Allah Taala lebih
tahu Rahasia-Rahasia KitabNya.
Azzamakhsyari
alim senior yang sering dijadikan rujukan oleh Ibnu Katsir, juga menjelaskan
seperti itu: الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (1 / 129):
فإن قلت: لم
كرر: (قُلْنَا اهْبِطُوا) ؟ قلت: للتأكيد ولما نيط به من زيادة قوله: فَإِمَّا
يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدىً. فإن قلت: ما جواب الشرط الأول؟ قلت: الشرط الثاني
مع جوابه كقولك: إن جئتني فان قدرت أحسنت إليك. والمعنى: فإما يأتينكم منى هدى
برسول أبعثه إليكم وكتاب أنزله عليكم بدليل قوله: (وَالَّذِينَ كَفَرُوا
وَكَذَّبُوا بِآياتِنا) في مقابلة قوله: (فَمَنْ تَبِعَ هُدايَ) فإن قلت: فلم جيء
بكلمة الشك وإتيان الهدى كائن لا محالة لوجوبه؟ قلت: للإيذان بأنّ الإيمان باللَّه
والتوحيد لا يشترط فيه بعثة الرسل وإنزال الكتب، وأنه إن لم يبعث رسولا ولم ينزل
كتابا، كان الإيمان به وتوحيده واجباً لما ركب فيهم من العقول ونصب لهم من الأدلة
ومكنهم من النظر والاستدلال.
Artinya:
Jika kau berkata, “Kenapa lafal ‘قُلْنَا
اهْبِطُوا’ diulangi?.”
Saya menjawab, “Untuk menyangatkan
perintah, dan karena dihubungkan dengan tambahan Firman ‘فَإِمَّا
يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدىً’.”
Jika kau berkata, “Apa jawab
syarath yang awal (فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ)?.”
Saya menjawab, “Jawabnya
berada pada syarat kedua bersamaan jawab-syarat tersebut.
Seperti ucapanmu, ‘jika kau datang padaku; jika saya mampu, akan berbuat baik
padamu’. Makna Firman yang artinya ‘jika petunjuk bersama rasul yang Kuutus
pada kalian, bersama kitab yang Kuturunkan pada kalian’, datang sungguh pada
kalian, (dan seterusnya). Berdasarkan dalil FirmanNya ‘وَالَّذِينَ
كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآياتِنا’
yang diletakkan berhadapan dengan lafal ‘فَمَنْ تَبِعَ هُدايَ’ maka barangsiapa mengikuti PetunjukKu.”
Jika kau berkata, “Kenapa yang
didatangkan di sini ‘kalimat syakk (ragu) ‘maka jika Petunjuk
dariKu datang sungguh’ pada kalian? Padahal mendatangi Petunjuk adalah
kewajiban mutlak?.”
Saya menjawab, “Sebagai
pemberi-tahuan bahwa ‘beriman dan mentauhidkan Allah tidak disyaratkan dengan
‘diutus rasul dan diturunkannya kitab suci’. Sungguh jika Allah tidak mengutus
rasul dan tidak menurunkan kitab; beriman dan mentauhidkan Allah hukumnya
‘tetap wajib’. Karena adanya setumpuk alasan:
1.
Akal yang mereka miliki.
2.
Adanya tanda-tanda nyata untuk mereka.
4. Adanya dalil-dalil aqli untuk
mereka.
1.
Ihbithuu ba’dhukum (اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ)
Turunlah! Sebagian kalian.
2.
Ihbithuu minhaa (اهْبِطُوا مِنْهَا)
Turunlah semuanya darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar