Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2013/01/28

Kajian Firman Tuhan


Surat Al-Fath yang diturunkan pada bulan Dzul-Qa’dah tahun 6 Hijriah ini, luar biasa. Hingga nabi SAW bersabda, “Niscaya di malam ini telah diturunkan pada saya, ‘Surat yang lebih menyenangkan’ pada saya, daripada yang diterangi oleh matahari.”
Penulis hanya akan mengkajikan:
{لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا} [الفتح: 27، 28].

Artinya:
Niscaya sungguh Allah telah membenarkan RasulNya; mimpi yang membawa kebenaran; Niscaya kalian akan memasuki Masjidil-Haram, in syaa Allah dalam keadaan aman; dalam keadaan menggundul kepala kalian, dan dalam keadaan memendekkan (rambut); kalian tidak takut. (Allah) telah tahu yang tidak kalian ketahui. Allah telah menentukan Kemenangan Sangat Dekat dari sebelum itu.
Dia yang telah mengutus UtusanNya dengan (membawa) Petunjuk dan Agama Benar, untuk menjayakannya mengalahkan agama semuanya. Dan cukuplah Allah sebagai Saksi.

Sastro bertanya, “Kenapa ‘bil-chaqqi (بِالْحَقِّ)’ diartikan ‘membawa kebenaran?’.”
Yu Sane dan Tengah menjawab, “Karena ‘ba’nya mushachibah. Mengenai itu, Azzamakhsyari menjelaskan di dalam kitabnya (الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل) juz 4 halaman 345: ‘ملتبسا بالحق (Multabisan bil-chaqqi)’.”
Liti dan Joko Bodo mengartikan maksud tulisan Azzamakhsyari di atas, “Membawa kebenaran.”
Simbah dan Bento bertanya, “Kenapa ‘آمِنِينَ (aaminiina)’ diartikan ‘dalam keadaan aman?’.”
Juragan apelijo menjawab, “Karena ‘mansubun alal-chal’.”
Genduk dan Suhaili menjelaskan ‘istilah’ yang disampaikan oleh juragan apelijo, “Maksunya adanya dibaca ‘manshub (آمِنِينَ)’ karena menjelaskan keadaan saat itu, mereka dalam keadaan aman.”
Joko Bodo dan Kang Bento bertanya, “Kenapa Allah berfirman, “In syaa Allah? Padahal berita ini ramalan yang pasti akan segera terjadi?.”
Simbah dan Dila menjawab, “Sebagai pelajaran pada hamba ‘agar mengucapkan in syaa Allah’, pada yang akan terjadi.”
Beberapa orang bertanya, “Apakah kalimat ‘فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا ((Allah) telah tahu yang tidak kalian ketahui)’ sebagai pelajaran bahwa ‘Allah tahu semua yang mutlak tidak kita ketahui?’.”
Liti dan Simbah menjawab, “Betul! Karena ‘lam (لَمْ)’ di sini untuk menjelaskan ‘tidak’ yang mutlak.”
Beberapa orang bertanya, “Apa semua ‘lam (لَمْ)’ bisa diartikan ‘mutlak tidak?’.”
Nana menjawab, “Terkadang ‘lam (لَمْ)’ diartikan ‘belum’.”
Dzikri, Eno, dan Muha bertanya, “Alasan selain itu apa? Bahwa Firman ini ‘ramalan yang pasti akan segera terjadi?’.”
Para muballighot menjawab, “Kalimat Ayat selanjutnya ‘faja’ala min duuni dzaalika fatchan qariiban (فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا).”
Gondrong mengartikan, “Maka Dia (Allah) telah menentukan Kemenangan Sangat Dekat, dari sebelum itu.”
Sejumlah dosen bertanya, “Berbentuk apakah ramalan ‘Kemenangan Sangat Dekat, dari sebelum itu?’.”
Liti menjawab, “Perang Khaibar. Yaitu (nabi SAW) memerangi kaum Yahudi yang paling akhir. Bahkan semua kemenangan besar setelah itu, pintu gerbangnya terbuka pada waktu Surat ini diturunkan. Setelah itu, kaum Muslimiin mendapat untaian kemenangan sangat panjang, hingga Firman Allahلِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ’ yang artinya ‘untuk menjayakannya mengalahkan agama semuanya’ benar-benar terwujud.

Ponpes Mulya Abadi Mulungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar