Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2012/08/21

Ledakan Tangisan Para Sahabat




Di hari yang indah itu, Rasulillah SAW terperanjat oleh Wahyu yang disampaikan oleh Jibril AS:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا [النصر/1-3].
Artinya:
Ketika Pertolongan Allah dan Kemenangan telah datang. Dan kau telah melihat manusia masuk ke dalam Agama-Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah untuk memuji Tuhanmu! Dan istighfarlah! Sungguh Dia Maha memberi tobat.
Rasulullah bertanya, “Berarti sebentar lagi saya akan wafat?.”
Jibril menjawab, “Namun akhirat niscaya lebih baik untukmu, daripada dunia (وَلَلْآَخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى).”
Rasulullah perintah pada Bilal, “Kumpulkan orang-orang, agar sholat berjamaah!.”
Bilal berteriak, “Assholatu jamiah (الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ)!.”

Tak lama kemudian, para sahabat Rasulillah SAW datang ke Masjid, untuk mengikuti sholat berjamaah.

Setelah sholat selesai, Rasulillah berdiri untuk menyampaikan khutbah yang membuat semua hadirin lebih dari terperangah. Bahkan semua hadirin menangis karena perasaan mereka kacau. Mereka tak sanggup ditinggalkan untuk selamanya, menghadap yang Maha Kuasa, oleh Rasulullah SAW.

Sabda nabi SAW mengejutkan mereka, “Bagaimana saya di kalangan kalian, selama ini menurut kalian?.”
Jawaban mereka ricuh bersau-sautan. Intinya mereka berkata, “Semoga Allah membalas kebaikan pada nabi SAW yang telah berjasa pada kami. Sungguh Baginda telah menyayang kami seperti seorang ayah menyayang putranya. Terkadang seperti kakak penyayang yang melindungi adiknya. Baginda telah menyampaikan Amanat-Amanat dan Wahyu Tuhan pada kami. Juga telah mengajak menuju Jalan Tuhan Baginda, dengan hikmat dan nasehat memikat. Semoga Allah memberi balasan paling utama pada nabi SAW yang telah berjasa besar pada umatnya.” 

Hadirin terperanjat oleh sabda nabi SAW, “Muslimiin semuanya! Demi Allah, dan bertumpu pada hak saya atas kalian. Siapapun kalian yang pernah teraniaya oleh saya, saya minta agar mengqisos saya. Mumpung hukum Qisos  belum ditegakkan di Hari Kiamat!.”

Karena sabda tersebut diulang-ulang, Ukasyah bin Michshon berdiri untuk berjalan dan menyeberangi hadirin yang duduk di depannya.
Di depan nabi SAW dia berkata, “Fidaka Abi waummi (فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي / Tebusan Baginda ayah dan ibu saya).[1] Kalau Baginda tadi minta kami tidak hanya sekali atau dua kali, niscaya saya tidak datang ke hadirat Baginda. Saya pernah berperang bersama Baginda. Ketika kita telah menang, dan telah berpaling untuk pulang, unta saya berjalan sejajar dengan unta Baginda. Sontak saya turun dari unta untuk mendekat, untuk mencium paha Baginda.
Sontak Baginda mengangkat sebilah pelepah kurma, untuk memukul lempeng saya.
Saya tidak tahu apakah saat itu Baginda sengaja memukul saya, ataukah sebetulnya bertujuan memukul unta Baginda?.”
Rasulullah SAW bersabda, “Ya Ukasyah! Saya memperlindungkan dirimu pada Kehalalan Allah, dari kesengajaan Rasulilah SAW 'memukul' kau. Hai Bilal! Pergilah ke rumah Fathimah! Untuk mengambil sebilah pelepah kurma! Bawa kemari!.”

Fathimah RA bertanya, “Sebilah pelepah kurma ini akan dipergunakan oleh ayah untuk apa? Padahal ini bukan hari haji dan bukan hari perang?.”
Bilal menjawab, “Ya Fathimah! Betapa kau lupa pada akhlaq ayah kau yang sangat agung? Sungguh Rasulullah SAW sedang berpamitan pada para sahabatnya, akan segera mininggalkan dunia. Beliau minta agar dirinya diqisos.”
Fathimah RA terkejut dan bertanya, “Ya Bilal! Siapa yang tega mengqisos Rasulillah SAW? Bilal! Kalau begitu katakan pada Chasan (الْحَسَنُ) dan Chusain (الْحُسَيْن)! Agar menghadapi lelaki yang akan mengqisos  Rasulillah SAW! Lelaki itu agar mengqisos mereka berdua saja! Chasan dan Chusain jangan membiarkan lelaki itu mengqisos Rasulillah SAW!.”

Bilal RA masuk Masjid, untuk menyerahkan sebilah pelepah kurma pada Rasulillah SAW.
Rasulillah SAW menyerahkan pelepah kurma pada Ukasyah RA.
Abu Bakr dan Umar RA terperangah, lalu cepat-cepat berdiri dan berkata, “Hai Ukasyah! Kami berdua telah berdiri di depanmu! Qisoslah kami berdua! Jangan mengqisos Rasulallah SAW!.”
Rasulullah SAW bersabda, “Hai Aba Bakr dan Umar! Menyingkirlah! Allah telah tahu kedudukan dan pangkat kalian berdua!.”

Ali bin Abi Thalib RA (عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ) berdiri untuk berkata, “Hai Ukasyah! Saya masih hidup di hadirat Rasulillah SAW! Saya takkan rela jika kau memukul Rasulillah SAW! Qisoslah pungung dan perutku dengan tanganmu! Pukullah seratus kali! Rasulullah SAW jangan kau qisos!.”
Nabi SAW perintah, “Hai Ali! Duduk! Allah azza wajalla telah tahu kedudukan dan niat baikmu!.” 

Chasan dan Chusain berdiri untuk berkata, “Hai Ukasyah! Bukankah kau telah tahu bahwa kami berdua cucu Rasulillah SAW? Kau mengqisos kami hukumnya sama dengan mengqisos Rasulillah?.”
Nabi SAW perintah, “Berdirilah hai hiburan mataku! Allah takkan lupa pada peristiwa ini!” Lalu bersabda, “Hai Ukasyah! Pukullah saya sekarang juga, jika kau ingin memukul!.”
Ucapan Ukasyah, “Ya Rasulallah, dulu Baginda memukul perut, ketika saya telanjang dada" mengejutkan hadirin.
Hadirin makin terkejut, saat menyaksikan Rasulallah SAW menyingkapkan busana, agar perutnya tampak, agar diqisos. Tangisan mereka meledak, “Betulkan Ukasyah ini berani memukul Rasulillah SAW di depan mata kami?!.”

Ukasyah terkesima ketika menyaksikan kulit perut Rasulillah SAW halus mulus seperti kain Qabathi (الْقَبَاطِيّ). Dia tak mampu menahan gerak refleknya yang cepat, memeluk dan mencium perut Rasulillah SAW. Dan berkata, “Fidaka abi waummi (فداك أبى وأمى/Tebusan Baginda ayah dan ibu saya). Siapa yang tega mengqisos Baginda?.”

Nabi SAW bersabda, “Kau ini akan mengqisos, apa akan memaafkan saya?!.”
Ukasyah menjawab, “Saya telah memaafkan Baginda, dengan berharap Allah mengampuni saya di hari Kiamat nanti.”
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa ingin menyaksikan orang yang sekelas saya di surga nanti! Lihatlah orang tua ini!.”

Sontak hadirin berdiri untuk berebut mencium pertengahan dua mata Ukasyah bin Michson (عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ). Dan berkata, “Kau yang lebih beruntung di sini! Kaulah yang lebih beruntung di sini! Meraih Derajat Surga yang tinggi, sekelas Rasulillah SAW.”


HR Al-Maudhuat (الموضوعات - (ج 1 / ص 297). Thabarani juga meriwayatkan Hadits ini di dalam Al-Kabir.

[1] Kalimat penghormatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar