Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2012/08/09

Giat Beramal dengan Akhlaq Mulia



Giat Amalkan Akhlaq Mulia



Watilkal-ayyamu Nudawiluhaa bainannaas (وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ [آل عمران/140]). Artinya: Dan itu hari-hari, Kami putarkan di antara manusia. Maksudnya hari, bulan dan tahun, bergulir terus mengikuti kehendak yang Maha Kuasa, hingga titik waktu yang disebut Kiamat.

Sekitar tahun 12 Hijriah, bangsa terkuat sejagad, bangsa Romawi Timur yang rajanya bernama Kaisar Hiraqla atau Hiraklius atau Hirekles. Karena musuh besarnya yaitu bangsa Persia yang rajanya bernama Abarwiz bin Hurmuz bin Anusyurwan (أَبَرْوِيز بْن هُرْمُز بْن أَنُوشُرْوَان), telah dikalahkan dalam perang akbar selama sekitar 8 sampai 9 tahun.
Tetapi sekitar 4 atau 5 tahun, setelah berpesta-pora merayakan kemenangan akbar tersebut, bangsa Romawi terkejut oleh datangnya pasukan Arab di bawah pimpinan Khalid bin Al-Walid yang mengamuk, karena ajakan mereka untuk menyembah Allah yang Maha Esa ditolak, bahkan dilawan. Dalam waktu singkat negeri Arakah wilayah bagian Romawi Timur tersebut direbut oleh pasukan Khalid.
Pasukan Khalid mengajak penduduk lima kota-besar tetangga Arakah, agar menyembah Allah yang Maha Esa. Karena ajakannya ditolak bahkan dilawan, Khalid dan pasukanya mengamuk lagi hingga lima kota-besar itu dipenuhi mayat yang tewas, dan kotanya direbut. Pejabat-pejabat kerajaan enam kota besar tersebut lebih daripada tercengang. Dengan sedih mereka memohon melalui surat, agar Raja Hiraqla mengirim pasukan dari kerajaan yang terlatih di dalam perang.
Perang gila-gilaan digelar lagi di dekat kota Damaskus (Dimasyqa). Hiraqla mengirim pasukan kerajaan berjumlah 5.000 orang, dengan berkuda. Raja bawahan Hiraqla untuk Damaskus juga turun-tangan mengerahkan pasukannya, membantu pasukan kerajaan. Peperangan yang tidak seimbang berkecamuk lagi dengan sengit dan menggila. Panglima kerajaan bernama Bathriq Kalus diringkus oleh Khalid, setelah dikalahkan dalam perang tanding dengan garang. Azazir raja bawahan Hiraqla untuk Damaskus lari ketakutan, setelah melihat ketangkasan Khalid di dalam main pedang.

Jika kisah ini dilanjutkan untuk menulis kejadian yang berlangsung selama 30 tahun, maka kita akan tahu bahwa akhirnya wilayah kerajaan Romawi Timur yang sangat luas, wilayah kerajaan Persia, dan wilayah kerajaan Turki, dikuasai sepenuhnya oleh kaum Arab. Singkat cerita bahwa Kalimat Allah melambung Maha Tinggi, dan Panji Islam berkibar di langit kejayaan.
Karena saat itu Sekularisasi dan Capitalism belum dikibarkan, maka orang menjadi dokter yang dulu bernama Thabib, tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Ingin menjadi insinyur bangunan, juga tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Hanya dulu, namanya belum Insinyur. Tetapi kehandalan ilmu orang zaman dahulu tidak kalah dengan orang zaman sekarang. Karena sudah menjadi rumusan abadi bahwa: “Innamal-ilmu bittaallum (إِنَّمَا الْعِلْم بِالتَّعَلُّمِ). Artinya: Sungguh ilmu bisa didapatkan karena belajar. Kalau seorang sudah mendapatkan suatu ilmu, maka ilmu itu akan matang dan berkembang jika dia mau belajar terus.

Kita sebagai kaum Muslimiin dilahirkan ke dunia, bukan untuk mengikuti arus zaman atau arus kodar.[1] Tetapi diperintah agar menjadi kaum yang berakhlaq mulia dan giat melakukan amalan-amalan yang bisa mendekatkan diri pada Allah, keluarga, dan manusia. Tetapi harus mengikuti petunjuk Allah dan Rasulullah SAW. Di dalam Al-Quran, Allah berkali-kali memaparkan Petunjuk Ajaib atau Indah. Intinya agar kita cerdas dan teliti. Karena sepandai apapun manusia, masih bisa dijebak atau ditipu oleh syaitan dan pasukanya.


[1] Arus kodar harus dilawan dengan cara berusaha pada yang lebih baik dan bermanfaat. Jika tidak mampu melakukannya karena sesuatu, berarti kodar tersebut, “Kehendak yang Maha Kuasa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar