BF 1: Bedah Funun
Sesuai dengan judulnya, Fununul-Ajaib (فنون العجائب) adalah Hadits berisi mengenai Kisah-Kisah Ajaib atau menakjubkan. Hadits yang disusun oleh Abu Said Annaqasy (أبو سعيد النقاش) ini, banyak diminati oleh Muslimiin karena kisah-kisahnya. Hanya harus hati-hati, karena banyak Hadits Israiliyat yang terkadang terdapat sisi negatifnya. Kisah Dzul-Kaff yang artinya Si Telapak Tangan, termasuk di antara sekian contoh bahwa mengkaji Hadits Israiliyat, harus hati-hati. Sering terdapat di dalamnya, berita yang tidak masuk akal: فنون العجائب لأبي سعيد النقاش - (ج 1 / ص 149)
106 - أخبرنا أبو الحسن المروزي محمد بن محمود ، حدثنا عبد الله بن محمود
، حدثنا أحمد بن سيار ، حدثنا يحيى بن بكير ، قال : سمعت عبد الرحمن بن زيد بن أسلم
، يقول : « كان عابد في بني إسرائيل ، وكانت له امرأة سخابة سليطة بذيئة اللسان ، وكان
يبيع القفاف قال : فخرج يوما بقفافه ، فمر بقصر ، فلحظته ابنة الملك ، فقالت لجاريتها
: لا صبر لي عنه ، علي به ، فخرجت إليه الجارية ، فقالت له : تبيع قفافك ؟ قال : نعم
، قالت : فذهبت به حتى أدخلته القصر ، فأغلقت عليه بابا دون باب ، حتى انتهى إلى المرأة
، فأرادته على نفسه ، فجهدت به ، فأبى أن يقع عليها ، حتى قالت له : فإن لم تفعل صحنا
بك قال : فلا بد منه ، قال : فضعوا لي طهورا على السطح حتى استنظف ، وأتطهر به . قال
: ففعلوا ، فتوضأ ، وصلى ركعتين ، ثم دار حول القصر ، من أيها يلقي نفسه قال : فجاء
إلى أقصرها في نفسه ، فقال : بسم الله ، فألقى نفسه ، فأوحى الله عز وجل إلى جبريل
عليه السلام أن يتلقاه بجناحه كما يتلقى الوالد الرحيم ولده فلا يخدش له لحما ، ولا
يكسر له عظما ، فتلقاه جبريل بجناحه حتى وضعه على الأرض قال : فانصرف به إلى أهله ،
فقالت له امرأته : ما لك أرتجي بثمن القفاف ؟ قال : فصاحت به ، وضجت . قال : وكانت
امرأة سخابة ، فسخبت معه ساعة ، وآذته بلسانها ، قال : فلما رأى ذلك ، قال لها آخر
شيء : قومي إلى تنورك ، فاسجريها ، فقامت فسجرت التنور حتى أحمته ، وجاءت تحدث زوجها
، فجاء بعض الجيران ، فقال : عندكم وقود ؟ قالت : نعم ، خذيه من التنور ، قال : فذهبت
لتأخذ النار ، فإذا التنور ملئ خبزا نضيجا أطيب خبز يكون ، فرجعت إليها ، فقالت : أشغلك
الحديث مع زوجك عن الخبز ، وقد احترق في التنور ، فقامت ، فإذا التنور ملئ خبزا أطيب
ما يكون ، فقالت لزوجها : ما هذا ؟ فأخبرها الأمر . قال : فقالت : لك هذه المنزلة عند
ربك ، ولم أعلم ادع الله أن يوسع علينا إلى أن نموت ، قال : فقال : دعي الله يأتي بالرزق
. قال : فلم تزل حتى قال : فدعى الآن ، فلما كان الليل قام ، فصلى ركعتين ، ثم قال
: يا رب ، إن فلانة امرأتي سألتني أن أسألك شيئا نتوسع به إلى أن نموت ، وقد علمت أن
ذلك ينقصني من مجالس الأبرار يوم القيامة . قال : فانفرج سقف البيت ، فإذا كف فيها
لؤلؤتان لم ينظر إلى مثلهما ، حتى وقعتا بين يديه ، قال : فقال لها : قومي ، فخذي هذا
، وقد نقصتني ذلك من مجالس الأبرار يوم القيامة . قال : فقالت : إني رأيت كأن منابر
وضعت مكللة بالياقوت واللؤلؤ ، فقلت : ما لهذا المنبر قد ذهب منها هاتان اللؤلؤتان
؟ قالوا : هذا عملك ، سألت زوجك أن يسأل أن يعجل لهم اللؤلؤتان في الدنيا ، فجعل لهم
ذلك ، قال : فقلت : فهذا الذي سألته أن يسأل ربك ، فلا حاجة لي فيها ، ادع الله أن
يردهما . قال : فدعا الله ، فجاءت الكف حتى أخذتهما » فهو مكتوب في بعض حديث ذي الكف.
Arti
(selain isnad)nya:
Abdur
Rohman bin Zaid bin Aslam (عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ) berkata, “Konon di Bani Israil ada seorang ahli ibadah, beristri
wanita yang suka membentak-bentak, suka mengatur, dan omongannya kotor. Mata-pencaharian
lelaki itu berdagang keranjang.[1] Suatu
hari dia keluar membawa keranjang-keranjang untuk dijual. Dia melewati istana
megah yang di dalamnya ada seorang putri.
Setelah mengamati dengan terkesima, putri raja itu perintah pada pelayan perempuannya, agar memanggil si penjualkeranjang.
‘Saya tak tahan melihat dia! Bawa kemari orang tampan itu!’ Perintah sang putri.
Setelah mengamati dengan terkesima, putri raja itu perintah pada pelayan perempuannya, agar memanggil si penjualkeranjang.
‘Saya tak tahan melihat dia! Bawa kemari orang tampan itu!’ Perintah sang putri.
Pelayan
bergegas menjumpai dan berkata ‘kau menjual keranjang-keranjang ini?’.
Dia menjawab ‘betul’.
Si pelayan segera mengantar lelaki itu, memasuki istana.
Semua pintu yang dimasuki segera dikunci agar lelaki itu tidak bisa keluar.
Dia menjawab ‘betul’.
Si pelayan segera mengantar lelaki itu, memasuki istana.
Semua pintu yang dimasuki segera dikunci agar lelaki itu tidak bisa keluar.
Ketika
telah mendekati sang putri, lelaki itu digoda dengan perkataan
menggiurkan. Perangkap dalam bentuk senyuman dan perkataan yang membuat birahinya
melonjak dipasang. Dan umpan berbentuk
rayuan ditaburkan, hingga
hatinya tergoda.
Namun lelaki itu bersikeras tidak mau menuruti permintaan sang putri, ditiduri.
Namun lelaki itu bersikeras tidak mau menuruti permintaan sang putri, ditiduri.
Sang
putri memaksa dengan bentakan ‘kalau kau tak mau melakukan! Saya akan berteriak! Agar kau dihajar oleh orang-orangku!’.
Dia menjawab ‘kalau begitu sediakan air bersih untuk saya, di atas sotoh (balkon). Saya akan mandi dulu’.
Dia menjawab ‘kalau begitu sediakan air bersih untuk saya, di atas sotoh (balkon). Saya akan mandi dulu’.
Pelayan-pelayan
sang putri telah mempersiapkan air bersih di atas balkon.
Lelaki itu berwudhu lalu shalat dua rakaat. Lalu berjalan mengitari istana melalui balkon, mencari tempat terjun. Dia menemukan tempat yang diyakini paling rendah. Dia membaca ‘bismillah (بِسْمِ اللَّهِ)’ lalu terjun.
Lelaki itu berwudhu lalu shalat dua rakaat. Lalu berjalan mengitari istana melalui balkon, mencari tempat terjun. Dia menemukan tempat yang diyakini paling rendah. Dia membaca ‘bismillah (بِسْمِ اللَّهِ)’ lalu terjun.
Allah
memberi Wahyu agar Jibril AS menangkap dengan sayap, seperti
orang-tua yang penuh kasih-sayang menangkap anaknya. Agar kulit lelaki itu tidaktergores dan agar tulangnya tidak patah.
Sontak Jibril AS bergerak cepat, menangkap dia dengan sayapnya, untuk diletakkan di atas tanah.
Sontak Jibril AS bergerak cepat, menangkap dia dengan sayapnya, untuk diletakkan di atas tanah.
Lelaki itu pulang ke rumahnya.
Istri menyambut dengan marah ‘mana uang hasil jualan keranjangmu?!’.
Istri membentak-bentak dan kalap.
Lelaki itu akan marah karena sakit hati, namun bersabar.
Ketika caci-makian istrinya telah berakhir, dia berkata ‘pergilah ke tungkumu! Untuk memasak!’.
Istri menyambut dengan marah ‘mana uang hasil jualan keranjangmu?!’.
Istri membentak-bentak dan kalap.
Lelaki itu akan marah karena sakit hati, namun bersabar.
Ketika caci-makian istrinya telah berakhir, dia berkata ‘pergilah ke tungkumu! Untuk memasak!’.
Si
istri mendekati tungku untuk memasak.
Sambil menunggu masakanya matang, istri ngobrol dengan suami.
Sebagaian tetangga datang untuk bertanya ‘apa kau memiliki api?’.
Istri menjawab ‘punya! Silahkan ambil sendiri!’.
Ketika mendekati api tungku, tetangga terkejut saat melihat wajan di atas api, penuh roti matang beraroma sangat sedap. Si tetangga bergegas laporan ‘hai! Terlalu asik ngobrol dengan suami! Hingga rotimu telah masak! Hampir hangus!’.
Sambil menunggu masakanya matang, istri ngobrol dengan suami.
Sebagaian tetangga datang untuk bertanya ‘apa kau memiliki api?’.
Istri menjawab ‘punya! Silahkan ambil sendiri!’.
Ketika mendekati api tungku, tetangga terkejut saat melihat wajan di atas api, penuh roti matang beraroma sangat sedap. Si tetangga bergegas laporan ‘hai! Terlalu asik ngobrol dengan suami! Hingga rotimu telah masak! Hampir hangus!’.
Istri bergerak cepat menengok pemasakan-roti; ternyata di situ terdapat roti-roti sedap.
Istri bertanya pada suami ‘kenapa bisa begini?’.
Suami menjelaskan kejadian yang dialami di istana-raja.
Istri berkata ‘berarti saya tidak tahu bahwa kau mendapat kedudukan penting di sisi Tuhanmu. Berdoalah agar Allah melapangkan Rizqi untuk kita, hingga masa tua kita!’.
Dia menjawab ‘berdoalah selain itu! Rizqi sudah ditentukan oleh Tuhan!’.
Istri bertanya pada suami ‘kenapa bisa begini?’.
Suami menjelaskan kejadian yang dialami di istana-raja.
Istri berkata ‘berarti saya tidak tahu bahwa kau mendapat kedudukan penting di sisi Tuhanmu. Berdoalah agar Allah melapangkan Rizqi untuk kita, hingga masa tua kita!’.
Dia menjawab ‘berdoalah selain itu! Rizqi sudah ditentukan oleh Tuhan!’.
Karena dipaksa terus agar berdoa, suami berkata ‘berdoalah sekarang juga!.
Ketika
malam telah kelam, suami shalat dua rakaat lalu berdoa ‘ya Tuhan! Sungguh istri
saya minta agar saya memohon, agar Tuhan melapangkan Rizqi untuk kami, hingga
masa-tua kami. Sebetulnya saya tahu bahwa demikian itu akan mengurangi derajat Abrar
(الْأَبْرَار/kaum Baik) saya, di hari kiamat nanti’.
Tiba-tiba atap rumahnya terbuka, untuk muncul telapak-tangan membawa dua mutiara indah yang belum pernah dilihat oleh manusia. Mutiara gemerlapan tergolek di depannya.
Tiba-tiba atap rumahnya terbuka, untuk muncul telapak-tangan membawa dua mutiara indah yang belum pernah dilihat oleh manusia. Mutiara gemerlapan tergolek di depannya.
Lelaki itu berkata pada istrinya ‘berdiri dan ambil mutiara ini! Ini akan mengurangi derajat
abrar (الْأَبْرَار/orang-orang baik) saya, di hari kiamat nanti’.
Si istri menjawab ‘semalam saya juga bermimpi ada mimbar (kursi-unik) ditabur intan dan mutiara, indah sekali’.
Saya bertanya ‘kenapa dua mutiara dari mimbar ini lepas?’.
Mereka menjawab ‘ini karena ulahmu; kau minta agar suamimu diberi dua mutiara di dunia. Dua mutiara yang diminta itu, (asalnya dari sini)’.
Si istri menjawab ‘semalam saya juga bermimpi ada mimbar (kursi-unik) ditabur intan dan mutiara, indah sekali’.
Saya bertanya ‘kenapa dua mutiara dari mimbar ini lepas?’.
Mereka menjawab ‘ini karena ulahmu; kau minta agar suamimu diberi dua mutiara di dunia. Dua mutiara yang diminta itu, (asalnya dari sini)’.
Si
istri berkata ‘inilah yang telah kau minta pada Tuahnmu! Saya tidak butuh! Berdoalah
agar Tuhan menarik lagi!’.
Si suami berdoa lagi pada Allah.
Telapak tangan muncul dari atap untuk mengambil lagi mutiara tersebut.”
Si suami berdoa lagi pada Allah.
Telapak tangan muncul dari atap untuk mengambil lagi mutiara tersebut.”
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
[1] Abdur Rohman
bin Zaid bin Aslam (عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ) pembawa Hadits ini
adalah murid ayahnya, murid Athak bin Yasar (Attabik/التَّابِعُ), murid sahabat nabi SAW bernama
Abu Said Al-Khudri RA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar