يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا
تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ [البقرة/21، 22].
Artinya:
Hai
khususnya manusia! Sembahlah Tuhan kalian yang telah mencipta kalian dan
orang-orang sebelum kalian! Agar kalian bertaqwa!. Yaitu yang telah mencipta
bumi sebagai alas untuk kalian, dan (mencipta) langit sebagai bangunan untuk
kalian. Dan telah menurunkan air dari langit untuk mengeluarkan buah-buahan,
sebagai riqzi untuk kalian. Oleh karena itu jangan menjadikan sekutu-sekutu
untuk Allah! Sedangkan kalian tahu (Allah Esa).
Ibnu
Katsir menulis mengenai tafsir dua ayat tersebut: تفسير
ابن كثير - (ج 1 / ص 195)
وقال
حماد بن سلمة: حدثنا عبد الملك بن عمير، عن رِبْعيِّ بن حِرَاش، عن الطفيل بن سَخْبَرَة،
أخى عائشة أم المؤمنين لأمها، قال: رأيت فيما يرى النائم، كأني أتيت على نفر من اليهود،
فقلت: من أنتم؟ فقالوا: نحن اليهود، قلت: إنكم لأنتم القوم لولا أنكم تقولون: عُزَير
ابن الله. قالوا: وإنكم لأنتم القوم لولا أنكم تقولون: ما شاء الله وشاء محمد. قال:
ثم مررت بنفر من النصارى، فقلت: من أنتم؟ قالوا: نحن النصارى. قلت: إنكم لأنتم القوم
لولا أنكم تقولون: المسيح ابن الله. قالوا: وإنكم لأنتم القوم لولا أنكم تقولون: ما
شاء الله وشاء محمد. فلما أصبحت أخبرت بها مَنْ أخبرت، ثم أتيت النبي صلى الله عليه
وسلم فأخبرته، فقال: "هل أخبرت بها أحدًا؟" فقلت: نعم. فقام، فحمد الله وأثنى
عليه ثم قال: "أما بعد، فإن طُفيلا رأى رؤيا أخبر بها من أخبر منكم، وإنكم قلتم
كلمة كان يمنعني كذا وكذا أن أنهاكم عنها، فلا تقولوا: ما شاء الله وشاء محمد، ولكن
قولوا: ما شاء الله وحده". هكذا رواه ابن مردويه في تفسير هذه الآية من حديث حماد
بن سلمة، به . وأخرجه ابن ماجه من وجه آخر، عن عبد الملك بن عمير به، بنحوه وقال سفيان
بن سعيد الثوري، عن الأجلح بن عبد الله الكندي، عن يزيد بن الأصم، عن ابن عباس، قال:
قال رجل للنبي صلى الله عليه وسلم: ما شاء الله وشئت. فقال: "أجعلتني لله ندا
؟ قل: ما شاء الله وحده". رواه ابن مردويه، وأخرجه النسائي، وابن ماجه من حديث
عيسى بن يونس، عن الأجلح، به وهذا كله صيانة، وحماية لجناب التوحيد، والله أعلم
وقال محمد بن إسحاق: حدثني محمد بن أبي محمد، عن عكرمة، أو سعيد بن جبير، عن ابن عباس،
قال: قال الله تعالى: { يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ } للفريقين جميعًا
من الكفار والمنافقين، أي: وحدوا ربكم الذي خلقكم والذين من قبلكم وبه عن ابن عباس:
{ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ } أي: لا تشركوا بالله
غيره من الأنداد التي لا تنفع ولا تضر، وأنتم تعلمون أنه لا رب لكم يرزقكم غيره وقد
علمتم أن الذي يدعوكم إليه الرسول صلى الله عليه وسلم من توحيده هو الحق الذي لا شك
فيه. وهكذا قال قتادة..
Arti
(selain isnad)nya:
Atthufail
bin Sakhbaroh
(الطفيل بن سَخْبَرَة) saudara Aisyah tunggal ibu RA, berkata, “Saya pernah bermimpi
seperti orang yang tidur; ‘sungguh saya seperti mendatangi sekelompok kaum
Yahudi’.
Saya
bertanya ‘siapakah kalian?’.
Mereka
berkata ‘kami kaum Yahudi’.
Saya
berkata ‘sungguh kalian kaum tersebut’, jika kalian tidak berkata ‘Uzair Putra
Allah’.
Mereka
menjawab ‘kalian juga kaum tersebut’ jika kaian tidak mengatakan ‘yang
dikehendaki oleh Allah dan dikehendaki oleh Muhammad’.
Lalu
saya bertemu sekelompok kaum Nashrani. Saya bertanya ‘siapakah kalian?’.
Mereka
menjawab ‘kami kaum Nashrani’.
Saya
berkata ‘sungguh kalian kaum tersebut’, jika kalian tidak berkata ‘Al-Masih
Putra Allah’.
Mereka
menjawab ‘kalian juga kaum tersebut’ jika kaian tidak mengatakan ‘yang
dikehendaki oleh Allah dan dikehendaki oleh Muhammad’.
Ketika
saya pagi-pagian, menjelaskan mimpi tersebut pada orang yang telah saya beri
tahu. Lalu saya datang pada nabi SAW. Nabi bertanya ‘apakah kau telah
memberitaukan mimpi tersebut pada seorang?’.
Saya
menjawab ‘iya’.
Sontak
nabi SAW berdiri untuk memuji dan menyanjung Allah. Lalu bersabda ‘ammaa
bakd; sungguh Thufail telah bermimpi dan telah menjelaskan mimpi tersebut
pada seorang kalian’. Sungguh kalian sama mengatakan perkataan yang saya
larang. Jangan berkata ‘ini yang dikehendaki oleh Allah dan Muhamad! Tetapi berkatalah
‘ini yang dikehendaki oleh Allah yang Esa!’.”
Demikian
inilah Ibnu Marduwaih meriwayatkan mengenai tafsir ini ayat, dari Haditsnya
Chamad bin Salamah. Ibnu Majah juga meriwayatkan Hadits ini dari arah lain, dari
Abdil-Malik bin Umair; sepadan Hadits itu.
Sufyan
bin Said Atssauri menjelaskan Hadits dari A-Ajlach bin Abdillah Al-Kindi dari
Yazid bin Al-Asham (يزيد
بن الأصم) dari Ibni Abbas RA: “Seorang
lelaki berkata pada nabi SAW ‘ini yang dikehendaki oleh Allah dan baginda’. Sontak
nabi SAW bersabda ‘masyak kau menjadikan saya sebagai sekutu Allah? Katakan! Ini
yang dikehendaki oleh Allah yang Esa!’.
Ibnu
Marduwaih juga meriwayatkan Hadits itu. Nasai juga mengeluarkan Hadits itu. Ibnu
Majah juga mengeluarkan Hadits itu dari Isa bin Yunus dari Al-Ajlach. Ini semua
sebagai upaya menjaga ketauhidan.
Muhammad
bin Ischaq murid Muhammad bin Abi Muhammad murid Ikrimah atau Said bin Jubair
menyampaikan ilmu dari Ibnu Abbas RA: “Allah Taala telah berfirman ‘(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ /Ya
khususnya manusia! Sembahlah Tuhan kalian)’ pada dua golongan semuanya; kaum
kafir dan kaum munafiq. Maksud dari Firman tersebut: tauhidkanlah Tuhan kalian
yang telah mencipta kalian dan orang-orang sebelum kalian!.
Melalui
isnad itu pula Ibnu Abbas menjelaskan, “(فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ /Maka kalian
jangan menjadikan sekutu-sekutu untuk Allah! Sedangkan kalian tahu), maksudnya
sekutu-sekutu selain Allah yang tidak bermanfaat dan tidak memadharatkan,
jangan kalian sekutukan pada Allah! Kalian tahu bahwa tiada Tuhan selain Dia untuk
kaian yang memberi rizqi pada kalian. Padahal sungguh kalian telah tahu bahwa
ajakan tuhid dari Rasulillah SAW adalah kebenaran yang mutlak tidak bisa
diragukan.”
Qatadah
juga menjelaskan demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar