Bedah Al-Qurthubi
Ustadz
Abdul-Mannan Al-Marhum, pernah mengajarkan Kisah
Pengambilan Tanah dari Bumi untuk dibuat Adam AS:
Dan niscaya Kami benar-benar telah membuat manusia dari tanah (busuk), dari lumpur yang dituangkan.
Mujahid menjelaskan, “Shalshal adalah
tanah dicampur pasir.”
Ahli tafsir terkenal bernama Qurthubi menjelaskan
Ayat di atas: تفسير القرطبي -
(ج 1 / ص 280)
روى السدي عن أبي مالك وعن
أبي صالح عن ابن عباس وعن مرة الهمداني عن ابن مسعود في قصة خلق آدم عليه السلام
قال: فبعث الله جبريل عليه السلام إلى الارض ليأتيه بطين منها، فقالت الارض: أعوذ
بالله منك أن تنقص مني أو تشينني، فرجع ولم يأخذ وقال يا رب إنها عاذت بك فأعذتها
فبعث مكائيل فعاذت منه فأعاذها، فرجع فقال كما قال جبريل، فبعث ملك الموت فعاذت
منه فقال: وأنا أعوذ بالله أن أرجع ولم أنفذ أمره فأخذ من وجه الارض وخلط، ولم
يأخذ من مكان واحد، وأخذ من تربة حمراء وبيضاء وسوداء، فلذلك خرج بنو آدم مختلفين
- ولذلك سمي آدم لانه أخذ من أديم الارض - فصعد به، فقال الله تعالى له: (أما رحمت
الارض حين تضرعت إليك) فقال: رأيت أمرك أوجب من قولها فقال: (أنت تصلح لقبض أرواح
ولده) فبلّ التراب حتى عاد طينا
لازبا، اللازب: هو الذي يلتصق بعضه ببعض، ثم ترك حتى أنتن، فذلك حيث يقول: "
من حمإ مسنون " [ الحجر: 26 ].
Artinya:
(Seorang tabik mashur
bernama) Assuddi menyampaikan Kisah Penciptaan
Adam AS, dari Abi Malik dari Abi Shalih dari Ibnu Abbas RA.[1] Suatu
kali Abi Malik menyampaikan Kisah ini, dari gurunya bernama Al-Hamdani dari Ibnu Masud RA:
Maka Allah mengutus
Jibril AS agar turun, untuk mengambil
sebagian tanah
bumi.
Pada Jibril, bumi berkata, “Saya berlindung pada Allah, jika kau mengambil sebagianku, atau membuat jelek padaku.”
Sontak Jibril kembali, tidak jadi mengambil tanah, dan
berkata, “Ya Rabb, sungguh dia telah berlindung padaMu, maka saya damai
padanya.”
Allah mengutus Mikail
AS, namun bumi berlindung pada Allah lagi darinya AS. Mikail AS kembali lalu
berkata, seperti Jibril AS.
Allah mengutus
malaikat maut AS, agar mengambil tanah bumi. Bumi berlindung
lagi pada Allah dari dia. Dia juga berlindung pada Allah, “Saya juga berlindung pada Allah, jika kembali dengan tidak melaksanakan
PerintahNya.”
Malaikat maut RA
mengambil tanah dari wajah bumi, dan menyampur. Yang diambil tanah merah, putih, dan hitam. Oleh
karena itu anak-cucu Adam yang lahir, juga berbeda-beda.
Dan karena itu
pula, dia dinamakan Adam yang artinya lebih (atasnya)
kulit, maksudnya kulit
bumi.
Karena dibuat dari kulit bumi (paling atas).
Dia membawa naik pada tanah itu, menuju
Allah yang lalu berfirman padanya, “Apa kau tidak kasian ketika bumi memohon
belas-kasihan padamu?.”
Dia AS menjawab, “Hamba berpandangan Melaksanakan
PerintahMu lebih wajib hukumnya, daripada melaksanakan permintaannya.”
Allah berfirman, “Kau akan baik jika ditugaskan
mencabut ruh anak-cucucnya nanti.”
Maka Allah membasahi
hingga tanah itu menjadi lengket. Maksudnya sebagian lengket pada sebagian. [2] Lalu lumpur itu ditinggalkan hingga
berbau tidak sedap. Itulah penjelasan Firman, “Min chamain masnun (مِنْ
حَمَإٍ مَسْنُونٍ).”
[1] Nama Assuddi sebetulnya adalah Ismail. Nama dia disebut di dalam Hadits Abu Dawud sebanyak 6 kali, di dalam kitabnya.
[2] Penulis merubah tulisan Qurthubi versi Maktabatussyamilah yang salah: تفسير القرطبي - (ج 1 / ص 280)
قبل التراب حتى عاد طينا لازبا. Yang benar yang saya tulis di atas, berdasarkan tulisan Ibnu Katsir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar