(Bagian ke-177 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Pasukan Muslimiin berjumlah 4.000 orang diserbu dengan sengit oleh 30.000 orang Romawi. Maisarah telah mencurahkan semua kekuatannya. Dia berkata, “Semuanya saja agar mementingkan kampung akhirat yang lebih dekat, dari keluarga kita! Datangilah akhirat seperti seorang ibu mendatangi anaknya! Jangan justru meninggalkan!.” L
berteriak, “Buanglah sarung pedang kalian agar kita lebih serius berperang!.”
Keributan membisingkan itu adalah suara dentingan pedang; teriakan; bentakan; jeritan; dan derap kaki kuda puluhan ribu pasukan.
Kaum Muslimiin membuang sarung pedang; kaum Romawi juga membuang sarung pedang. Kaum Muslimiin sama berdoa agar Allah memberi kemenangan; kaum Musrik mengucapkan kalimat syirik. Kaum Muslimiin dari Sudan berperang mati-matian.
Umumnya sandi kaum Muslimiin, “Annashr!.” Hanya Muslimiin dari Sudan yang bersandi, “Ya Muhammad!.”
Ada hiruk-pikuk keras orang banyak mengejutkan. Beberapa pasukan Romawi mundur kebelakang. Ada pekikan keras, “Laa Ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasul Allah!,” di pertengahan pasukan Romawi, yang disangka teriakan malaikat, oleh sebagian kaum Muslimiin.
Di titik pekikan itu, pasukan Romawi bercerai-berai. Tetapi akhirnya ketahuan bahwa pekikan itu dari Damis dan sepuluh temannya yang ditawan oleh lawan. Dengan perisai mereka menangkis tebasan pedang pasukan Romawi. Damis memasang perisainya dan mengamuk dengan membaca syair:
berteriak, “Buanglah sarung pedang kalian agar kita lebih serius berperang!.”
Keributan membisingkan itu adalah suara dentingan pedang; teriakan; bentakan; jeritan; dan derap kaki kuda puluhan ribu pasukan.
Kaum Muslimiin membuang sarung pedang; kaum Romawi juga membuang sarung pedang. Kaum Muslimiin sama berdoa agar Allah memberi kemenangan; kaum Musrik mengucapkan kalimat syirik. Kaum Muslimiin dari Sudan berperang mati-matian.
Umumnya sandi kaum Muslimiin, “Annashr!.” Hanya Muslimiin dari Sudan yang bersandi, “Ya Muhammad!.”
Ada hiruk-pikuk keras orang banyak mengejutkan. Beberapa pasukan Romawi mundur kebelakang. Ada pekikan keras, “Laa Ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasul Allah!,” di pertengahan pasukan Romawi, yang disangka teriakan malaikat, oleh sebagian kaum Muslimiin.
Di titik pekikan itu, pasukan Romawi bercerai-berai. Tetapi akhirnya ketahuan bahwa pekikan itu dari Damis dan sepuluh temannya yang ditawan oleh lawan. Dengan perisai mereka menangkis tebasan pedang pasukan Romawi. Damis memasang perisainya dan mengamuk dengan membaca syair:
Aku diikat dengan rantai oleh mereka
Penolongku Tuhanku yang telah menghancurkan kaum Ad dan Tsamuda
Muhammad Thahir Rasyid SAW melepaskan rantai pengikat tangan saya
Yaitu Rasul Raja yang Maha Mulia
Yang selalu mendapat shalawat dari Penolong yang selalu dipuja
Yang selalu mendapat shalawat dari Penolong yang selalu dipuja
Pengeroyokan pasukan Romawi atas Damis dan sepuluh temannya morat-marit, setelah dihajar oleh pasukan Muslimiin dengan serangan terganas. Damis dan teman-temannya selamat tetapi tubuh bermandi darah.
Pasukan Muslimiin yang gugur kurang dari 50 orang; pasukan Romawi yang gugur sekitar 3.000 orang lebih. Mereka yang gugur oleh tebasan pedang Damis dan sepuluh temannya tidak dihitung, karena berada di pertengahan lawan.
Maisarah yang bergerak untuk mendekat, ditolak oleh Damis: “Jangan yang mulia! Demi Allah, mestinya saya yang datang pada yang mulia.”
Maisarah yang bergerak untuk mendekat, ditolak oleh Damis: “Jangan yang mulia! Demi Allah, mestinya saya yang datang pada yang mulia.”
Setelah Damis mendekat dalam keadaan berlumuran darah, Maisarah memeluk dan mencium pertengahan dua matanya. Maisarah bertanya, “Bagaimana kalian?.”
Damis menjawab, “Yang mulia! Pasukan Romawi mengeroyok dan membunuh kuda saya, lalu menawan saya. Saya dan teman-teman ditangkap dan tangan kami diikat dengan rantai, hingga kami berputus asa di dalam ikatan.
Di pertengahan malam saya bermimpi melihat Rasulallah SAW bersabda ‘ya Damis, kau nggak perlu bersedih! Kedudukan saya di sisi Allah sangat tinggi’. Lalu beliau SAW mengusapkan tangannya yang mulia untuk melepaskan rantai pengikat tangan saya. Semua teman saya juga diperlakukan demikan oleh beliau SAW. Lalu beliau bersabda ‘berbahagialah atas petolongan besar dari Allah ini. Saya nabi kalian bernama Muhammad SAW. Sampaikan salam saya pada Maisarah! Dan katakan padanya jazakallohu khoiro!’, lalu menghilang.
Ketika saya bangun ternyata pasukan yang menjaga kami sama tidur pulas karena terlalu capek. Kami mengambil pedang dan perisai untuk membunuh mereka yang tergolek. Berkat sabda nabi SAW di dalam mimpi itu, kami juga bisa membunuh pasukan berjumlah banyak selain mereka, dan bisa lolos kemari.”
Pasukan Muslimiin yang mengerumuni dan telah menyimak Damis bercerita, bertakbir, bertahlil, dan membaca shalawat untuk tuan besar manusia SAW.
Dua kubu telah menarik diri menuju tenda mereka masing-masing. Hanya mayat-mayat bergelimpangan yang tergolek tak bergerak.
Dua kubu telah menarik diri menuju tenda mereka masing-masing. Hanya mayat-mayat bergelimpangan yang tergolek tak bergerak.
Bathriq (Patriarch) Jaris, tokoh besar bagi pasukan Romawi. Dia sangat bersedih ketika menyaksikan pasukannya tewas banyak sekali. Dia bersumpah, “Demi Al-Masih, jika kalian tidak semangat pasti akan kalah.”
Pasukan Romawi berkumpul untuk bersumpah, “Demi Al-Masih kami takkan lari meskipun harus tewas semuanya.”
Pasukan Romawi berkumpul untuk bersumpah, “Demi Al-Masih kami takkan lari meskipun harus tewas semuanya.”
Di malam yang kelam itu mereka diterangi oleh obor-obor menyala-nyala di atas gunung yang tinggi. Derap kaki kuda pasukan bantuan untuk mereka yang berdatangan, membahana. Jumlah arak-arakan bala-bantuan yang mengalir terus-menerus itu 20.000 orang. Gema suara derap kaki kuda dan hiruk-pikuk mereka sampai jarak yang jauh.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar