Amir bin Zaid (عَامِرُ بْنُ زَيْدٍ) veteran Perang Futuchussyam (فتوح الشام) berkisah:
“Saya termasuk veteran Perang Futuchssyam. Saya juga ikut merebut kota Qinasrin dan Chalab (Aleppo) di bawah pimpinan Abu Ubaidah. Banyak sekali kaum Romawi yang akhirnya masuk Islam. Hanya di antara mereka yang masuk Islam yang berjihadnya paling semangat dan niatnya paling tulus hanya Yuqana. Dia benar-benar telah berjuang demi kaum Muslimiin, untuk mencari Keridhoan Rabbul-aalamiin. Banyak orang bersaksi tentang jihadnya yang sangat gigih.”
Abu Ubaidah menyerahkan 100 pasukan berkuda berbusana medel Romawi pada Yuqana. Tiap sepuluh orang dari mereka diberi satu komandan yang dari kabilah mereka.
Yang dari Thayi dikomandani oleh Khazal bin Ashim (خزعل بن عاصم).
Yang dari Fihr dikomandani oleh Fihr bin Muzachim (فهر بن مزاحم).
Yang dari Khuzaah dikomandani oleh Salim bin Adi (سالم بن عدي).
Yang dari Sanis dikomandani oleh Masruq bin Sinan (مسروق ابن سنان).
Yang dari Numair dikomandani oleh Asad bin Chazim (أسد بن حازم).
Yang dari Al-Chadharamah (الحَضَارِمَة) dikomandani oleh Majid bin Umairah (ماجد بن عميرة).
Yang dari Chimyar dikomandani oleh raja Chimyar bernama Dzul-Kala Al-Chimyari (ذو الكلاع الحميري).
Yang dari Bahilah dikomandani oleh Saif bin Qadich (سيف بن قادح).
Yang dari Tamim dikomandani oleh Saed bin Chasan (سعد بن حسن).
Yang dari Murad dikomandani oleh Malik bin Fayyaad (مالك بن فياض)."
Yang dari Thayi dikomandani oleh Khazal bin Ashim (خزعل بن عاصم).
Yang dari Fihr dikomandani oleh Fihr bin Muzachim (فهر بن مزاحم).
Yang dari Khuzaah dikomandani oleh Salim bin Adi (سالم بن عدي).
Yang dari Sanis dikomandani oleh Masruq bin Sinan (مسروق ابن سنان).
Yang dari Numair dikomandani oleh Asad bin Chazim (أسد بن حازم).
Yang dari Al-Chadharamah (الحَضَارِمَة) dikomandani oleh Majid bin Umairah (ماجد بن عميرة).
Yang dari Chimyar dikomandani oleh raja Chimyar bernama Dzul-Kala Al-Chimyari (ذو الكلاع الحميري).
Yang dari Bahilah dikomandani oleh Saif bin Qadich (سيف بن قادح).
Yang dari Tamim dikomandani oleh Saed bin Chasan (سعد بن حسن).
Yang dari Murad dikomandani oleh Malik bin Fayyaad (مالك بن فياض)."
Abu Ubaidah berkata, “Semoga Allah menyayang kalian. Ketahuilah bahwa sepuluh komandan ini saya perintah agar mentaati Yuqana, yang telah menyerahkan diri untuk Allah dan Rasul-Nya. Selama dia berniat mencari Keridhoan Allah, maka taatilah!.”
Yuqa dan 100 pasukan berkuda berkemas-kemas. Setelah mereka berjalan sejauh satu farsakh, 1.000 pasukan berkuda di bawah pimpinan Malik Al-Asytar Annakhai, dipersiapkan untuk menyusul.
Kepada Malik, Abu Ubaidah berkata, “Bawalah pasukanmu! Mengikuti jejak Yuqana dan pasukannya! Jika kau telah mendekati benteng negeri Izaz! Bersembunyilah! Hingga waktu sahur. Tugasmu menggerakkan pasukanmu agar menyerbu kaum di dalam benteng di waktu sahur.”
Kepada Malik, Abu Ubaidah berkata, “Bawalah pasukanmu! Mengikuti jejak Yuqana dan pasukannya! Jika kau telah mendekati benteng negeri Izaz! Bersembunyilah! Hingga waktu sahur. Tugasmu menggerakkan pasukanmu agar menyerbu kaum di dalam benteng di waktu sahur.”
Malik dan pasukannya berjalan mengendarai kuda, menyusuri jalan panjang hingga malam. Mereka berhenti di kampung dekat benteng untuk menunggu fajar menyingsing.
Kampung tempat persembunyian mereka sepi dan penduduknya jarang.
Saat itu Yuqana telah berjalan menuju benteng, setelah menyusuri jalan yang berbeda dari yang dilewati oleh Malik dan pasukannya.
Kampung tempat persembunyian mereka sepi dan penduduknya jarang.
Saat itu Yuqana telah berjalan menuju benteng, setelah menyusuri jalan yang berbeda dari yang dilewati oleh Malik dan pasukannya.
Khazal bin Ashim veteran Perang Chalab (Aleppo) berkisah, “Saat itu saya menjadi prajurit Yuqana berjumlah 100 pasukan berkuda. Yuqana berkata pada kami 'hai para pemuda! Kita telah sampai tujuan. Semuanya supaya diam, karena bahasa kalian berbeda dengan mereka'. Sayalah yang akan menerjemahkan bahasa mereka untuk kalian. Dan waspadalah jangan sembrono. Jika saya telah memukul raja mereka, kalian agar segera menyerang dengan garang! Semoga qodar baik tidak memihak dia.”
Akwa bin Abbad Al-Mazini (الأكوع بن عباد المازني) termasuk veteran Perang Izaz, sebagai prajurit Malik yang berjumlah 1.000 orang; berada di belakang Yuqana penguasa Chalab (Aleppo).
Dia berkisah, "Kami memasuki kampung di dekat benteng Izaz, sambil menunggu fajar menyingsing. Kami terkejut oleh datangnya pasukan dari belakang kami, tepatnya dari sebelah barat.
Malik pergi meninggalkan kami sejenak, lalu kembali dengan membawa lelaki Arab Nashrani."
Malik berkata, “Hai para pemuda! Dengarkan perkataan lelaki ini!.”
Kami menjawab, “Dia akan mengatakan apa?.”
Malik perintah, “Tanyalah! Dia akan menjawab!.”
Kami bertanya, “Kau berasal dari mana?.”
Lelaki tawanan menjawab, “Dari Ghassan.”
Malik bertanya, “Namamu siapa?.”
Dia menjawab, “Thariq bin Syaiban.”
Malik memanggil, “Hai Thariq! Demi hak dziminya kaum Arab, kamu jangan merahasaiakan pada kami! Yang kau ketahui tentang musuh kami!.”
Dia menjawab, “Demi Allah saya takkan merahasiakan yang saya ketahui. Tetapi kalian agar bersiap sebelum musuh kalian datang.”
Malik bertanya, “Bagaimana maksudmu?.”
Dia menjawab, “Semalam kami kedatangan mata-mata bernama Ishmah bin Arfajah (عصمة بن عرفجة) yang telah memata-matai kalian. Ketika kalian dan Yuqana merencanakan makar, dia mendengarkan. Apa yang kalian rencanakan, ditulis pada lembaran, lalu diikatkan pada burung, agar diantar pada raja Izaz. Raja Izaz membaca lalu perintah agar saya menghubungi dan minta bala-bantuan pada Raja Luqa, dari negeri Rawandat.
Raja Luqa telah pergi kemari membawa 500 pasukan berkuda. Bersiaplah menghadapi mereka. Sepertinya mereka hampir datang kemari.”
Dia berkisah, "Kami memasuki kampung di dekat benteng Izaz, sambil menunggu fajar menyingsing. Kami terkejut oleh datangnya pasukan dari belakang kami, tepatnya dari sebelah barat.
Malik pergi meninggalkan kami sejenak, lalu kembali dengan membawa lelaki Arab Nashrani."
Malik berkata, “Hai para pemuda! Dengarkan perkataan lelaki ini!.”
Kami menjawab, “Dia akan mengatakan apa?.”
Malik perintah, “Tanyalah! Dia akan menjawab!.”
Kami bertanya, “Kau berasal dari mana?.”
Lelaki tawanan menjawab, “Dari Ghassan.”
Malik bertanya, “Namamu siapa?.”
Dia menjawab, “Thariq bin Syaiban.”
Malik memanggil, “Hai Thariq! Demi hak dziminya kaum Arab, kamu jangan merahasaiakan pada kami! Yang kau ketahui tentang musuh kami!.”
Dia menjawab, “Demi Allah saya takkan merahasiakan yang saya ketahui. Tetapi kalian agar bersiap sebelum musuh kalian datang.”
Malik bertanya, “Bagaimana maksudmu?.”
Dia menjawab, “Semalam kami kedatangan mata-mata bernama Ishmah bin Arfajah (عصمة بن عرفجة) yang telah memata-matai kalian. Ketika kalian dan Yuqana merencanakan makar, dia mendengarkan. Apa yang kalian rencanakan, ditulis pada lembaran, lalu diikatkan pada burung, agar diantar pada raja Izaz. Raja Izaz membaca lalu perintah agar saya menghubungi dan minta bala-bantuan pada Raja Luqa, dari negeri Rawandat.
Raja Luqa telah pergi kemari membawa 500 pasukan berkuda. Bersiaplah menghadapi mereka. Sepertinya mereka hampir datang kemari.”
Ketika Yuqana sampai, Raja Daris telah menunggu di luar benteng, dengan 3.000 pasukan berkuda dari Romawi, dan 1.000 pasukan berkuda dari Arab Nashrani, dan sejumlah pasukan lainnya yang disuruh bersembunyi. Tali kendali kuda Yuqana dipotong oleh Daris lalu Yuqana jatuh, kepalanya membentur tanah.
Pasukan berkuda Daris berjumlah 4.000 mengepung, menangkap dan mengikat pasukan Yuqana yang terdiri dari sahabat Rasulillah SAW.
Daris meludahi wajah dan membentak Yuqana, “Sungguh Al-Masih dan Salib pasti akan memurkai kau! Karena kau murtad dari agamamu! Untuk memasuki agama musuhmu. Demi Al-Masih! Kau akan saya hadapkan pada Raja Hiraqla yang mulia! Agar kau disalib di pintu gerbang negeri Anthakiyah! Setelah orang-orangmu saya penggal kepala mereka.”
Daris bergegas masuk kedalam benteng.
Bersambung.
Pasukan berkuda Daris berjumlah 4.000 mengepung, menangkap dan mengikat pasukan Yuqana yang terdiri dari sahabat Rasulillah SAW.
Daris meludahi wajah dan membentak Yuqana, “Sungguh Al-Masih dan Salib pasti akan memurkai kau! Karena kau murtad dari agamamu! Untuk memasuki agama musuhmu. Demi Al-Masih! Kau akan saya hadapkan pada Raja Hiraqla yang mulia! Agar kau disalib di pintu gerbang negeri Anthakiyah! Setelah orang-orangmu saya penggal kepala mereka.”
Daris bergegas masuk kedalam benteng.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar