Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/11/05

Hancur Lebur




Menilik Firman Allah:
1.     “Alladziina thaghau fil bilaad (الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَادِ).”
2.     Ucapan kaum Ad, “Man asyaddu minnaa quwwah (مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً),” yang diabadikan oleh Allah. Jelas sekali bahwa mereka kaum paling berkuasa dan terkuat di bumi saat itu.
Kaum Musrik yang menentang Allah dan Rasul-Nya itu, dibuat kelaparan, tidak diberi hujan dalam waktu lama. Raja mengutus sekelompok orang di bawah pimpinan Qail (قَيل) agar berdoa di Makkah. Para utusan singgah di rumah Muawiyah bin Bakr. Selama sebulan mereka dijamu arak dan dihibur dengan untaian syair, dilantunkan oleh dua biduanita. Sebulan setelahnya mereka berdoa, “Ya Allah, Kau tahu bahwa kami datang bukan untuk memohon kesembuahan penyakit, atau pertolongan manaklukkan lawan. Berilah hujan kami kaum Ad sebagaimana Kau dulu memberi hujan.”
Ada beberapa mendung di atas mereka; ada seruan, “Pilihlah terserah!.”

Meskipun kaum Ad bersuka-ria, ketika melihat mendung gelap gulita di atas mereka. Namun ternyata di balik mendung itu, angin besar yang mampu mengangkat dan menghancurkan apa saja yang ada. Hujan dan angin mengamuk selama delapan hari tujuh malam, hingga kota mereka terkubur reruntuhan rumah-rumah.

Kesimpulan:
1.     Segala sesuatu tunduk pada Kehendak Allah. Atas Kehendak Allah, ketika mayat telah dikubur, akhirnya juga membusuk menjadi belatung berjumlah banyak, hingga akhirnya hancur lebur menjadi tanah. Kerangka makhluk yang membatu, bahkan intan yang sangat keras pun, akhirnya akan hancur menjadi tanah. Allah berfirman, “وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا.” Artinya: Dan sungguh yang di atas bumi niscaya akan Kami jadikan debu yang hancur. [الكهف/8.
2.     Sehat wal afiat, damai, aman, bisa menyentuh istri, bisa menyentuh suami, bisa menyentuh anak, bisa berjalan, bisa bernafas, bisa bergerak, bisa melihat, adalah Anugerah yang takternilai harganya dari Allah yang Maha Murah. Tepat jika Allah berfirman, “Jika kalian menghitung Nikmat Allah, takkan mampu mengitungnya.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar