(Bagian ke-83 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Penduduk Qinasrin dan Awashim telah ditaklukkan dengan damai oleh kaum Muslimiin. Abu Ubaidah berkata pada para sahabat Rasulillah, “Berilah saya masukan! Semoga Allah menyayang kalian. Karena Allah telah berfiman ‘وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ’.[1] Sebaiknya kita meneruskan perjalanan untuk menyerbu قلاع (qilak/castles) Halab dan Anthakiyah. Atau kembali lagi?.”
Beberapa orang berkata, “Wahai pimpinan! Bagaimana mungkin kita kembali ke kota Halab, padahal hari ini perjajian damai kita dengan penduduk Syairadz hampir selesai. Kami yakin mereka dan penduduk kota lainnya telah memperkuat pertahanan mereka untuk menghalang-halangi kita. Mereka memiki pasukan dan pertahanan yang kuat. Kita teruskan saja perjalanan kita. Semoga Allah memberi kita kemenangan.”
Abu Ubaidah menyetujui usulan itu, yakni kembali lagi. Ternyata betul: kota-kota telah diperkuat pertahanannya. Bahan makan yang didrop untuk persiapan perang besar, berjumlah banyak.
Abu Ubaidah dan pasukannya menuju kota Homs (Chimsh/حِمْص) yang pertahanannya juga telah diperkuat oleh Raja Hiraqla. Hiraqla perintah pada seorang keluarganya bernama Bathriq Harbis (البطريق هربيس), agar memperkuat pertahanan kota itu. Bathriq Harbis (البطريق هربيس) terkenal sebagai tokoh besar ahli perang yang pasukannya banyak sekali. Abu Ubaidah perintah pada Khalid bin Al-Walid agar mengurusi wilayah Homs (Chimsh/حِمْص), sementara dia bersama sejumlah pasukan pergi menuju kota Balbek (Balabak/ بعلبك).
Ketika telah mendekati kota Balbek, Abu Ubaidah dan pasukannya menjumpai rombongan kafilah.
Di dalam kafilah yang membawa dagangan yang bermacam-macam itu banyak keledai dan binatang. Kafilah itu muncul dari pantai menuju Balbek (Balabak/ بعلبك). Saat melihat mereka, Abu Ubaidah berkata pada pasukannya, “Siapakah mereka itu?.”
Pasukan Muslimiin menjawab, “Kami tidak tau.”
Abu Ubidah perintah, “Ceklah mereka! Dan laporkan pada saya!.”
Sejumlah pasukan berkuda berlari cepat mendekati kafilah, ternyata kebanyakan yang dibawa oleh kafilah itu, gula yang akan diantar ke kota Balbek (Balabak/ بعلبك).
Setelah pasukan berkuda kembali membawa laporan, Abu Ubaidah berkata, “Penduduk Balbek (Balabak/ بعلبك) memerangi kita! Ambil saja kiriman yang berasal dari Allah itu! Itu jarahan perang.”
Pasukan Muslimiin berbondong-bondong merampas bawaan kafilah berupa 400 bawaan gula, kacang, buah tin dan lain-lain. Para pembawanya ditawan. Abu Ubaidah melarang, “Jangan dibunuh agar ditebus keluarganya!.”
Keluarga para tawanan memberi tebusan emas, perak, pakaian dan kendaraan pada kaum Muslimiin. Gula dan bahan makan lainnya ditukarkan dengan minyak. Sebagian tawanan ada yang berlari untuk melaporkan kejadian itu pada penduduk Balbek (Balabak/ بعلبك).
Pagi harinya Abu Ubaidah RA perintah agar pasukan Muslimiin memasuki kota Balbek (Balabak/ بعلبك). Bathriq Harbis penguasa kota Balbek marah dan perintah agar pasukannya mempersiapkan peralatan perang dan pedang untuk memerangi pasukan Muslimiin.
Pasukan Bathriq Harbis dan pasukan Abu Ubaidah bertemu di pertengahan siang. Pasukan berkuda Bathriq Harbis berjumlah 7.000 orang. Ditambah lagi pasukan yang jumlah mereka tak terhitung.
Detik berikutnya sangat mendebarkan, bagian terdepan dari dua pasukan sudah memulai bertempur dengan sengit. Pedang-pedang telah berputar-putar mencari sasaran; dentingan pedang dan teriakan membaut suara menjadi gaduh. Harbis memompa semangat pasukannya; sejumlah bathriq berkata pada Harbis, “Sebetulnya kaum Arab ini akan diapakan?.”
Harbis menjawab, “Akan saya perangi agar tidak meremehkan kita dan tidak menginjak-injak kota kita.”
Mereka berkata, “Menurut hemat saya mereka jangan dilawan! Pulang saja agar tetap hidup! Penduduk Damaskus yang pertahanannya sangat kuat sekali saja tidak mampu mengalahkan mereka. Pasukan kota Ajnadin yang berjumlah 90.000 juga tidak mampu melawan mereka. Pasukan Palestin yang sangat kuat juga dikalahkan oleh mereka. Belum lama ini gabungan tiga pasukan di bawah pimpinan penguasa Qinasrin, penguasa Amuriyah, Raja Jabalah dan kaum Arab Nashrani kalah total, sementara sisa-sisa mereka yang masih hidup sama kabur! Yang tepat bawalah pulang pasukan ini agar kita semuanya selamat.”
Harbis menggertak, “Saya takkan menghentikan memerangi mereka! Apapun yang akan terjadi! Saya tahu pasukan mereka yang banyak bersama Khalid di kota Homs. Sedangkan yang ini akan digiring oleh Al-Masih agar menjadi jarahan kita.”
Seorang bathriq berpaling pergi meninggalkan tempat sambil berkata, “Saya terus terang akan pulang! Saya tidak sanggup melawan kaum Arab,” lalu melarikan kudanya.
Sejumlah kaum berjumlah banyak juga pulang menuju Balbek mengikuti sang bathriq.
[1] Baca: (Wa syaawirhum fil amri fa idzaa azamta fal yatawakkal alallaah). Artinya: Ajaklah mereka bermusyawarah! Namun jika kau telah memastikan perkara maka ber-tawakkal-lah (berserahlah) pada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar