Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/06/29

Diskusi (مناظرة/munadliroh)


Para ulama asyik ber-munadliroh (مناظرة/diskusi) tentang, “Segala sesuatu akan berbuah tergantung dari niatnya,” atau, “Satu benda bisa berakibat tiga kemungkinan: pahala, penutup kebutuhan, atau dosa.” Bukhari meriwayatkan:
2371- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوسُفَ ، أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : الْخَيْلُ لِرَجُلٍ أَجْرٌ وَلِرَجُلٍ سِتْرٌ ، وَعَلَى رَجُلٍ وِزْرٌ فَأَمَّا الَّذِي لَهُ أَجْرٌ فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ فَأَطَالَ بِهَا فِي مَرْجٍ ، أَوْ رَوْضَةٍ فَمَا أَصَابَتْ فِي طِيَلِهَا ذَلِكَ مِنَ الْمَرْجِ ، أَوِ الرَّوْضَةِ كَانَتْ لَهُ حَسَنَاتٍ وَلَوْ أَنَّهُ انْقَطَعَ طِيَلُهَا فَاسْتَنَّتْ شَرَفًا ، أَوْ شَرَفَيْنِ كَانَتْ آثَارُهَا وَأَرْوَاثُهَا حَسَنَاتٍ لَهُ وَلَوْ أَنَّهَا مَرَّتْ بِنَهَرٍ فَشَرِبَتْ مِنْهُ وَلَمْ يُرِدْ أَن يَسْقِيَ كَانَ ذَلِكَ حَسَنَاتٍ لَهُ فَهِيَ لِذَلِكَ أَجْرٌ وَرَجُلٌ رَبَطَهَا تَغَنِّيًا وَتَعَفُّفًا ثُمَّ لَمْ يَنْسَ حَقَّ اللهِ فِي رِقَابِهَا ، وَلاَ ظُهُورِهَا فَهِيَ لِذَلِكَ سِتْرٌ وَرَجُلٌ رَبَطَهَا فَخْرًا وَرِيَاءً وَنِوَاءً لأَهْلِ الإِسْلاَمِ فَهِيَ عَلَى ذَلِكَ وِزْرٌ وَسُئِلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، عَنِ الْحُمُرِ فَقَالَ مَا أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهَا شَيْءٌ إِلاَّ هَذِهِ الآيَةُ الْجَامِعَةُ الْفَاذَّةُ {فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}. صحيح البخاري ـ حسب ترقيم فتح الباري - (3 / 149)

Artinya (isnadnya tidak diartikan): Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Ada kuda yang menjadi pahala bagi seorang lelaki, ada kuda menjadi penutup (kebutuhan) bagi seorang lelaki, ada kuda yang menjadi dosa bagi seorang lelaki:
Adapun yang menjadi pahala untuk lelaki yaitu yang dia mengikatnya untuk Sabilillah, lalu dia menggembala di ladang atau kebun. Apapun yang didapatkan oleh kuda itu di kebun atau ladang menjadi beberapa kebaikan untukknya. Kalau kuda itu lepas dari talinya hingga berlari menyeberangi satu atau dua bukit, maka bekas-bekas dan kotorannya menjadi kebaikan-kebaikan untuknya. Kalau kuda itu datang pada sungai untuk minum airnya, maka menjadi beberapa kebaikan untuknya meskipun pemiliknya tidak menghendaki memberi minum padanya. Kuda itu untuk orang tersebut menjadi pahala.
Lelaki yang memelihara kudanya untuk mencukupi kebutuhan dan agar tidak minta tolong lalu tidak melupakan hak Allah mengenai leher dan punggung kuda (untuk menolong), maka menjadi penutup kebutuhan.
Lelaki yang memelihara kuda untuk kesombongan dan pamer dan untuk memerangi pemeluk Islam, menjadi dosa atasnya.
Rasulullah SAW ditanya tentang himar (keledai). Dia menjawab, “Tentang itu tidak ada yang diturunkan padaku kecuali ini aya yang memuat yang tunggal: {فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}. Baca: Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah. Waman ya’mal mitsqaala dzarratin syarran yarah.  
Artinya: Maka barang siapa beramal kebaikan sebobot dzarrah, akan melihatnya; barang siapa beramal kejelekan sebobot dzarrah akan melihatnya.”

Diskusi berkembang pada Hadits yang membahas tentang muballigh yang mendapat doa baik dari nabi SAW:   

1523- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن عَبْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ ، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بن مُكْرَمٍ ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بن بُكَيْرٍ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن إِسْحَاقَ ، عَنْ عَمْرِو بن أَبِي عَمْرٍو ، عَنْ مُحَمَّدِ بن جُبَيْرِ بن مُطْعِمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْفِ مِنًى ، يَقُولُ : نَضَّرَ اللَّهُ عَبْدًا ، سَمِعَ مَقَالَتِي ، فَحَفِظَها ثُمَّ أَدَّاهَا إِلَى ، مَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لا فِقْهَ لَهُ ، وَرُبُّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ، ثَلاثٌ لا يَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ : إِخْلاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ ، وَطَاعَةُ ذَوِي الأَمْرِ ، وَلُزُومُ الْجَمَاعَةِ ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تَكُونُ مِنْ وَرَائِهِمْ . المعجم الكبير للطبراني - (2 / 165)
Artinya (isnadnya tidak diartikan): Jubair bin Muth’im berkata, “Saya pernah mendengar Rasulallah SAW bersabda di Khaif Mina ‘semoga Allah memberi sinar pada hamba yang mendengar makalah (sabda)ku untuk menjaga lalu menyampaikannya pada orang yang tidak mendengarnya. Seringkali pembawa fiqih (kefahaman) tidak memahami fiqih, seringkali pembawa fiqih menyampaikan fiqih (kefahaman) pada orang yang lebih faham darinya. Hatinya orang iman tidak boleh berubah pada tiga:
Ikhlas dalam beramal.
Taat pada penguasa perkara.
Menetapi berjamaah. Karena doa mereka di belakang mereka’.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar