(Bagian ke-56 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Dalam kebahagiaan itulah Khalid menulis surat untuk Abu Bakr As-Shiddiq RA. Dia tidak tahu bahwa sebetulnya Abu Bakr telah wafat. Abu Ubaidah sengaja tidak memberi tahu bahwa Abu Bakr telah wafat. Khalid minta tinta dan lembaran (saat itu belum ditemukan kertas. Justru istilah kertas diambil dari Al-Qur’an: qirthos قِرْطَاسٍ).
Khalid menulis:
بسم الله الرحمن الرحيم
Untuk Hamba Allah Khalifah Rasulillah SAW, dari bawahannya yang di kota Syam: Khalid bin Al-Walid
سلام عليك
Sungguh saya memuji Allah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Saya juga membaca sholawat untuk Nabi-Nya: Muhammad SAW. Selain itu kami telah bersiasat untuk menaklukkan negri Damaskus (Dimasqa دمشق) hingga akhirnya Allah menurunkan pertolongan, membinasakan musuh-Nya, dan menaklukkan negri itu melalui pintu gerbang timur, dengan mempergunakan pedang. Abu Ubaidah juga menyerang kota itu dari pintu gerbang Jabiyah, namun akhirnya dirayu kaum Romawi untuk berdamai. Dia menghalang-halangi saya menangkap dan membunuh kaum Romawi. Pasukan saya dan pasukan dia bertemu di dekat Gereja Maryam. Saat itu di depan dia ada seorang alim Nashrani dan sejumlah rahib yang membawa surat perjanjian damai. Setelah Tuma dan Harbis menyerahkan kota pada Abu Ubaidah, meninggalkan kota membawa harta kekayaan dan perbekalan yang banyak sekali.
Saya mencari bersama pasukan di mana dia berada. Setelah terjadi pertempuran sengit mereka kalah dan harta mereka kami ambil. Saya juga telah membunuh dua orang laknat itu, bahkan putri Raja Hiraqla saya tawan, namun lalu saya kembalikan pada raja. Saya telah kembali lagi ke Damaskus dalam keadaan selamat. Perintah selanjutnya saya tunggu.
والسلام عليك وصلى الله على سيدنا محمد وعلى إله وصحبه وسلم
Khalid melipat lalu mengecap surat itu, lalu menyerahkan pada Abdullah bin Qurth (عبد الله بن قرط) agar dikirimkan ke Madinah.
Abdullah bin Qurth datang ke Madinah untuk menyampaikan surat Khalid pada Abu Bakr. Ternyata Khlifah telah digantikan oleh Umar bin Al-Khatthab RA. Umar menerima surat yang berjudul: Dari Khalid untuk Khalifah Rasulillah SAW. Umar bertanya, “Masyak kaum Muslimiin tidak tahu bahwa Abu Bakr telah wafat?.”
Abdullah bin Qurth terkejut dan menjawab, “Tidak tahu wahai Amiral mu’miniin.”
Umar berkata, “Sebetulnya saya telah memberi tahu pada Abu Ubaidah mengenai hal itu. Dia telah saya perintah agar memimpin kaum Muslimiin di sana, dan saya telah melepas jabatan Khalid. Saya yakin Abu Ubaidah bukan orang yang berambisi menjadi pemimpin.”
Umar diam sejenak lalu membaca surat itu.
Umar yang dibai’at sebagai Khalifah dalam usia 52 tahun di Masjid Nabawi itu sangat berwibawa. Pembai’atannya berlangsung dengan sangat agung karena kaum Muslimiin yang menghadiri melaut banyak sekali.
A’isyah RA menyampaikan persaksian, “Umar RA menjadi Khalifah, kehidupannya sangat sederhana. Dia benar-benar meninggalkan sifat takabbur (istilah dari Arab yang artinya sombong).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar