Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/05/03

KW 35: Burung bahkan Angin-pun Bertasbih

(Bagian ke-35 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Hari telah berubah mengikuti tulisan qodrat. Kerajaan terbesar sejagad itu kini mulai runtuh, walau belum sepenuhnya. Raja Hiraqla lah orang Romawi yang menyadari pertama kali tentang hal itu. Sejak bulan Muharram tahun 7 Hijriyyah, dia telah menyadari bahwa kekuasaannya akan segera berakhir. Yang akan berkuasa di dunia selanjutnya adalah kaum Muslimiin. Ketika dia melaksanakan nadzarnya: melakukan haji masyian (jalan kaki) menuju Iliya’ atau Masjidil-Aqsho, kelihatan sangat susah. Padahal bangsa Romawi saat itu sedang berbahagia karena berhasil menaklukkan pasukan Persia yang dahsyat di Ninawa.
Sejumlah bathriq yang mengawal bertanya, “Kenapa tuan kelihatan masgul?.”
Hiraqla menjawab, “Saya telah bermimpi melihat orang berkhitan muncul.”
Para batrik tidak paham dengan maksud jawabannya. Maksud Hiraqla, “Nabi Muhammad SAW yang khitan sejak di dalam perut ibunya, sudah muncul ke permukaan. Artinya telah mulai berjaya.”
Ketika Hiraqla bertanya panjang lebar mengenai Nabi Muhammad SAW pada Abu Sufyan, hatinya semakin yakin bahwa nabi terakhir itu sudah mulai berjaya, sehingga dia berkata, “Kalau jawabanmu padaku tadi benar. Berarti tak lama lagi dia akan menguasai wilayah yang kuinjak ini.”
Bahkan saat itu Hiraqla mengajak hadirin yang berada dalam istananya yang berada di Homs untuk berbai’at pada Nabi Muhammad SAW; namun dia justru diancam akan dibunuh oleh tokoh-tokoh tinggi kaumnya. Dan kini yang bersusah tidak hanya Raja Hiraqla, tetapi hampir seluruh rakyat Romawi timur. Di sana kebanyakan orang menangis atau besedih atau sakit, karena musibah yang menimpa mereka terlalu banyak: 50.000 tentara tewas meninggalkan anak-istri dan keluarga.

Di hari yang indah itu burung-burung bahkan angin pun bertasbih pada Allah karena bersyukur. Hanya yang ucapan tasbihnya bisa dipahami adalah kaum Muslimiin. Banyak juga Muslimiin yang menyampaikan rasa syukur dengan melakukan sholat atau membaca Al-Qur’an. Amer bin Ma’dikariba RA termasuk di antara ribuan Muslimiin yang berbahagia. Dia memimpin sejumlah orang banyak dari Yaman untuk dipersiapkan menuju Syam untuk membantu Muslimiin di sana.
Tak lama kemudian datang Malik bin Asytar RA membawa keluarganya menuju rumah kediaman Imam Ali RA. Tokoh yang satu ini telah berkali-kali mengikuti acara penting kaum Muslimiin pada pada zaman Rasulillah SAW. Dia juga telah bersiap akan bergabung pada kaum Muslimiin di Syam.     
Di hari yang indah itu telah berkumpul sekitar 9.000 Muslimiin di Madinah. Ketika semua Jamaah dari jauh telah hadir; Abu Bakr menulis surat balasan untuk Khalid:

بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abi Bakr Khalifah Rasulillah SAW, untuk Khalid bin Al-Walid dan kaum Muslimiin yang menyertainya. Ammaa ba’d:
Sungguh saya memuji pada Allah, satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Saya juga mendoakan sholawat pada nabi-Nya bernama Muhammad SAW. Selanjutnya saya berpesan pada kalian agar bertaqwa pada Allah di waktu rahasia maupun saat disaksikan. Sungguh saya juga berbahagia mendapat berita Muslimiin diberi  pertolongan yang besar oleh Allah, sehingga bisa menaklukkan orang-orang kafir. Saya berpesan pergilah ke Damaskus untuk berjuang hingga Allah memberimu kemenangan. Jika kau telah menyelesaikan tugasmu segeralah berangkat menuju Homs dan Anthokiyyah (انطاكية).
والسلام عليك وعلى من معك من المسلمين ورحمة الله وبركاته

NB: Sejumlah pejuang dari Yaman dan Makkah telah berangakat untuk membantu kau. Dari mereka yang bisa kau tarik sebagai koordinator adalah Ibnu Madikarib dan Malik bin Asytar. Datangilah kota besar Anthokiyyah, karena di sanalah tempat tinggal Raja Hiraqla. Perangilah dia! Namun jika minta damai, kabulkanlah! Jika membangkang perangilah! Jangan terjebak! Ajal kematianku telah dekat, ‘semua jiwa pasti akan merasakan kematian’.[1]
 
Surat dicap dan dilipat. Selanjutnya diserahkan pada Abdur Rohman bin Chumaid RA: “Kamulah yang diutus oleh Khalid dari Syam, kau pula yang membawa surat jawaban untuknya!” Pesan Abu Bakr.

Abdur Rohman bin Chumaid menerima surat lalu bergegas berangkat bersama rombongan Muslimiin menuju Damaskus.


[1] {كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ} [آل عمران: 185].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar