Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/04/29

KW 30: Rencana Menipu Panglima

(Bagian ke-30 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Lautan pasukan Romawi kalap dan mengamuk; kaum Muslimiin melawan meskipun hati mereka bergetar. Sa’id bin Zaid berteriak, “Teman-teman, berhentilah dihadirat Allah Raja yang Maha Perkasa!. Jangan lari karena berakibat masuk neraka!. Hai orang-orang iman, hai yang hafal Al-Qur’an, bersabarlah!.”
Subahanallah aneh sekali, perkataan Sa’id bin Zaid membuat kaum Muslimiin bersemangat sehingga dengan keberanian penuh mereka melawan pasukan Romawi. Waktu shalat ashar tiba; kaum Muslimiin melancarkan serangan paling ganas hingga 3.010 pejabat militer Romawi berguguran. Tentara-tentara kroco yang gugur lebih banyak lagi. Pejabat militer Romawi yang gugur: Ruman penguasa kota Amiroh, Damar penguasa kota Nawa, Kaukab penguasa kota Balqa (البلقاء), Lawi bin China penguasa kota Ghuzah, dan lain-lain.

Dua kubu telah menarik pasukannya masing-masing karena telah capek. Wardan berjalan menuju baraknya dengan perasaan takut jika kekalahan selanjutnya akan lebih mengerikan. Dalam hatinya terbayang betapa kaum Muslimiin sangat sabar dan serangannya dahsyat sekali.
Dalam Dewan Perang itu para batriq telah berkumpul untuk mendengarkan khutbah panglima. Wardan yang ditunggu-tunggu akhirnya menyampaikan khutbah, “Hai pemeluk agama Nashrani, bagaimana pendapat kalian mengenai kaum Arab yang kita perangi ini?. Saya justru berpandangan mereka akan meraih kemenangan yang lebih besar lagi dari pada sebelumnya. Pedang-pedang mereka tajam, pasukan berkuda mereka memiliki kesabaran maksimal; serangan kalian justru tumpul. Ketaatan mereka pada pimpinan lebih tinggi dari ketaatan kalian pada Tuhan kalian. Kekalahan yang kita derita ini karena dosa, kesalahan, kejahatan, dan kemaksiatan kita terlalu banyak. Jalan terbaik adalah kita bertobat, jika kalian mau bertobat, saya yakin kita akan menang. Namun jika tidak mau bertobat, Al-Masih justru akan memerangi kalian hingga kalian binasa. Ketahuilah bahwa Allah yang telah menindak kita, siksaan-Nya lebih dahsyat. Dia telah mengerahkan kaum yang kita anggap remeh. Mereka orang-orang kelaparan karena kekurangan pangan, kelas mereka juga sangat rendah, pakaian mereka jelek karena miskin. Mereka menyerbu kita karena negrinya kekurangan makanan. Kekurangan makan yang berlebihan membuat mereka tersiksa. Setelah memasuki wilayah kita, mereka makan roti dan bermacam-macam buah, madu dan anggur. Ada lagi yang paling membuat mereka berbahagia: para perempuan dan harta kekayaan kita mereka ambil.”
Khutbah yang disampaikan dengan berapi-api itu membuat Majlis menangis karena menyadari dosanya yang banyak. Dalam pertemuan agung itu kini terisi isak tangisan para pejabat militer. Yang tadinya diam akhirnya juga menangis seperti lainnya, hingga tak satupun tersenyum apalagi tertawa. Bahkan seakan-akan dunia pun ikut menangis.   
Dengan menangis Wardan bertanya pada hadirin yang terdiri dari para batriq (bahasa Arab yang artinya pejabat tinggi militer sangat pandai berperang yang membawahi setidaknya 5.000 pasukan): “Bagaimana pendapat kalian untuk mengatasi hal ini?.”
Majlis tekejut pertanyaan yang disampaikan dengan nada tinggi. Seorang batriq menjawab, “Ya Wardan, tuan telah mendapat ujian berat. Kaum yang kita hadapi tidak bisa dilawan. Saya sendiri telah menyaksikan seorang dari mereka menyerang pasukan kita dengan membabi-buta. Tidak ada satu pun yang mundur meskipun harus mati. Yang membuat mereka bersemangat di dalam perang ialah nabi mereka berkata ‘jika dari kalian ada yang gugur maka masuk kesurga. Jika musuh gugur maka masuk neraka’. Selain itu bagi mereka mati dan hidup sama saja. Menurut saya jalan paling tepat ialah menipu panglima mereka agar kita bisa membunuhnya. Jika panglima mereka telah kita bunuh, pasti mereka akan lari ketakutan. Tapi hal ini tak mungkin terjadi kecuali dengan siasat yang jitu.”     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar