Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2011/03/03

KW 2: Khalid vs 'Azazir


(Seri tulisan Khalid binWalid bagian ke-2)
Futuchus-Syam menjelaskan, Khalid membaca syair, lalu berdebat dan berperang melawan ‘Azazir:
Artinya:
MilikMu segala Puja ya Maulana,
Kami bersukur karena 
Nikmat AnugrahanMu sempurna
Kau anugrahi kami yang dulu dalam gelap-gulita
Kau selamatkan kami dari hitamnya gelap dan aniaya
Melalui Al-Hasyimi Muhammad, Kau muliakan kami
Dan Kau singkirkan tutup kesusahan yang menyelimuti
Maka sempurnakan yang Kau kehendaki ya Tuhan Arsy
Segerakan siksaan dan tindakan 
Untuk kaum yang menyekutukan
Lemparkanlah mereka dengan cepat ya Tuhan
Karena kebenaran Nabi Sayyid-Arab-dan-Ajaman 1
Al-Waqidi berkata :
“Ketika lari dari Khalid bin Al-Walid menuju sahabat-sahabatnya, Jirjis kelihatan sangat ketakutan. Mereka bertanya pada Jirjis, ‘Siapa yang mengejar kau?’.
Dia menjawab, ‘Saya dikejar oleh maut yang tak mungkin bisa dilawan dan singa jantan yang tak mungkin ditundukkan. Dialah pimpinan kaum tersebut. Dia telah bersumpah akan mencari kita di manapun kita berada. Ruhku tak mungkin selamat kecuali dengan lari cepat seperti ini. Segeralah kalian mengajukan permohonan damai dengannya, mumpung kalian belum dihabisi semuanya!’
Mereka menggertak, ‘Larimu yang cepat takkan bermanfaat,’ bahkan dia hampir membunuh kau.
Mereka berselisih. Tiba-tiba, lima ribu pasukan Kalus datang menghadap ‘Azazir. Mereka protes keras2, ‘Di sisi raja, tuan tidak lebih hebat daripada Tuan Kalus pimpinan kami. Antara kami dan tuan telah ada kesepakatan kerja sama berperang. Kini, saatnya tuan muncul menghadapi dan membunuh Khalid, atau tawanlah dia dan selamatkanlah pimpinan kami. Kalau tidak mau, kami semua akan mengerubuti tuan!3
‘Azazir yang sebetulnya sudah bekerja giat dan melancarkan makar untuk berperang dengan cara menggerakkan bawahannya menjawab, ‘Celaka kalian! Apa kalian pikir aku tidak muncul untuk melawan orang desa ini karena takut? Aku santai begini justru karena menunggu agar kelemahan kalian tampak. Kalian akan sadar bahwa pasukan kami lebih hebat ketika telah menghujani mereka dengan anak panah.’

‘Azazir masih berjalan kaki, belum menaiki kuda. Dia segera mengenakan baju perang, menaiki kudanya, lalu lari kencang hingga debu-debu beterbangan. Menghadap Sayyidinna Khalid bin Al-Walid RA, ahli berkuda gagah-berani.

‘Azazir: Hai saudara Arab, apa yang mendorong kau melancarkan serangan dengan pedangmu?4 Apa kau tak takut mati? Kalau aku membunuh kau, pasukanmu akan kehilangan pemimpin.
Khalid: Hai Musuh Allah, kau telah menyaksikan dua sahabatku yang berperang dengan lihai. Kalau aku meninggalkan mereka, mereka tetap akan membuat pasukanmu porak-poranda karena Pertolongan Allah. Justru pasukan yang bersamaku, pasukan hebat. Mana yang lebih hebat daripada para lelaki yang memandang kematian sebagai keberuntungan besar dan memandang hidup justru sebagai tanggungan? Memang, kamu ini siapa?
‘Azazir: Akulah pahlawan Syam yang ahli naik kuda dan telah berperang di Romawi dan Persia. Akulah yang telah mengancurkan pasukan Turki! Akulah yang menggunakan nama malaikat pencabut nyawa, namaku ‘Izra’il!.” 5

Cerita berikutnya masih dari Al-Waqidi sejawan Islam.

Khalid: (Tertawa) Hai Musuh Allah, kau menakut-nakuti aku dengan mempergunakan nama malikat. Dia itu justru mencari dan merindukan kau. Dia akan  melemparkan kau ke Neraka Hawiyah.
‘Azazir: Kau apakan tawananmu yang bernama Kalus?
Khalid: Tangannya diikat erat dan lehernya dibelenggu.
‘Azazir: Kenapa kau tidak membunuh? Dia termasuk prajurit Romawi yang sangat berbahaya!
Khalid: Karena aku ingin membunuh kalian semuanya!
‘Azazir: Maukah kau kuberi 1.000 Mitsqal emas, 10 pakaian dari sutra Dibaj, dan 5 komandan pasukan berkuda? Tapi kau harus membunuh dan memotong kepala Kalus, lalu menyerahkan kepadaku, bagaimana?
Khalid: Ini hukuman Kalus, lalu apa hukuman untuk dirimu?
‘Azazir: (Marah besar karena ucapan Khalid) Apa yang akan kau rampas dariku?
Khalid: Pajak! Agar kau hina…
‘Azazir: Kenapa tiap kali kami menaikkan kesanggupan pajak untuk kalian, kalian justru makin menghina kami? Sekarang bersiaplah menghadapi seranganku, aku akan melawan kau, tak peduli apa yang akan terjadi!.
Begitu mendengar pernyataan ‘Azazir, Khalid segera menyerang dengan ganas, bagai api yang berkobar-kobar. Batriq ‘Azazir melawan dengan tangkas. Sejak sebelum itu, memang ‘Azazir telah waspada. ‘Azazir telah hafal tanda-tanda orang pemberani yang serangannya sempurna membahayakan di negeri Syam.

‘Azazir: Demi kebenaran Al-Masih, kalau aku mau bisa melukaimu, tetapi aku sengaja mengulur waktu untuk menawan kau, agar orang-orang tahu kau menjadi tawananku. Setelah itu kau akan kubebaskan, dengan syarat kau pergi dari negeri kami, dan kau kembalikan semua harta kekayaan Syam yang telah kau rampas.




1Pada Perang Uhud, ia menjadi pemimpin pasukan berkuda yang memerangi Nabi Muhammad SAW. Namun, akhirnya ia menyadari bahwa Islam Agama dari Allah yang harus diikuti.
2Tampaknya mereka benar-benar ketakutan menghadapi Khalid.
3Sepertinya upaya tersebut dilancarkan agar pimpinan yang mereka senangi selamat dan bisa memimpin mereka lagi. Atau mungkin mereka iri karena merasa perjuangan mereka lebih besar daripada ‘Azazir yang kelihatannya tenang-tenang saja.
4Bukhari meriwayatkan pengakuan Khalid berperang di Muktah hingga sembilan pedangnya patah, ini menunjukkan bahwa dia benar-benar jago main pedang.
5‘Izra’il nama lain dari ‘Azazir.


Nyanyian atau syair terkadang bisa mencairkan suasana yang menyedihkan. Saya paling sedih jika mendengar anak kecil menangis, namun sulit dihibur. Apa lagi jika beberapa orang gagal menghiburnya. Pernah saya bilang, “Kalau menangis atau susah mbok jangan dihayati,” pada anak yang menangis terus. E ternyata dia tetap juga menangis. Akhirnya saya bernyanyi:

Ojo ono kang omong “Kok bedo karo bapakmu
Bapak biyen bagos lucu nyenengake embahmu”
Ndang aduso ojo meko
Nyandang kang wis disetliko
Ojo kakehan pepeko
Rungokno bapak ngendiko
Jawaben inggih sendiko
Ben bagos koyo Janoko



Ternyata yang tersenyum dan tertawa tidak hanya si kecil. Kakak-kakak dan ibunya juga tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar