Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2017/03/07

Kabur Berhamburan

  
Image result for Kabur

Abdul-Malik menoleh dan pergi. Bibirnya justru melafalkan, “Semoga Khalid diberi kemenangan!.”

Penduduk Bushr
o sepakat mengangkat Bathriq Dirjansebagai Panglima Perang, untuk melawan pasukan Arab. Pada Dirjan, beberapa tokoh berkata, “Jika telah mengalahkan pasukan Arab, kita segera menghadap Raja Hiraqla. Agar Tuan Rumas (Abdul-Malik) dilepas jabatannya. Agar Tuan yang memimpin kami.”
Dirjan berkata, “Kalian ingin apa? Akan saya turuti.”
Mereka menjawab, “Kita ingin memerangi kaum Arab.”

Dirjan membawa mereka berarak-arak
. mendekati pasukan Arab. 

Dia keluar dari barisan
, mencari Khalid.

Abdur Rohman berkata, “Yang mulia! Saya yang akan menghadapi dia!.”
Khalid perintah, “Silahkan hai Putra Asshiddiq!.”
Abdur Rohman keluar dari barisan untuk menyerang Dirjan. Serangannya terlalu ganas, bertubi-tubi, memaksa Dirjan mundur.  
Dirjan menghindar cepat dan kabur dengan ketakutan.

Pasukan Bushr
o makin ketakutan, ketika melihat pimpinan mereka kabur dengan kudanya.

Khalid tahu bahwa mereka grogi ketika menyaksikan ganasnya serangan Abdur Rohman. Khalid dan Abdur Rohman
menyerang dengan garang. Pasukan Muslimiin lainnya juga menyerang dengan serempak.
Awalnya pasukan Bushr
o tak mau mengalah.
Pertempuran sengit membuat suasana menjadi gaduh dan bising. Kaum Bushro meneriakkan kalimat kafir.

Syurachbil berdoa, “Ya Allah ! Mereka takkan mengakui bahwa Engkau satu-satunya Tuhan yang harus disembah; Muhammad 
Hamba dan UtusanMu. Tolonglah agama ini, agar kami menaklukkan Musuh-MusuhMu.”

Serangan Muslimiin terlalu dahsyat, hingga musuh berhamburan dan kabur. Arak-arakan pasukan Bushr
o berlarian memasuki benteng. Mereka menutup dan mengunci pintu-pintu-gerbang. Lalu mengangkat Salib-Salib.

Sebagaian mereka mengirim
kan surat ‘Permohonan Bala Bantuan’ pada Raja Hiraqla. 



Kaum Muslimiin kecewa karena terhalang oleh pintu benteng tinggi. Lalu mereka bersiap pulang menuju perkemahan. Mereka terkejut, 300 pasukan berkuda mereka hilang. Setelah dicari, ternyata sama gugur sebagai Syuhada. Walau begitu cukup banyak, rampasan perang yang didapatkan.

Khalid mengimami shalat untuk jenazah Syuhada, lalu memimpin penguburan masal. Di malam yang mendebarkan itu, mereka istirahat di dalam tenda-tenda. Yang ditugaskan jaga-malam, Abdur Rohman bin Abi Bakr, Mamar bin Rasyid, dan 100 pasukan Jaisyuzzachf.

Ketika mengelilingi tenda-tenda dengan berkuda, mereka terkejut oleh munculnya Abdul-Malik (Rumas) penguasa kota Bushro, yang bertanya, “Di mana Khalid?.”
Mereka menjawab dan mengantar dia menuju Khalid. 
Abdul-Malik mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Pimpinan! Setelah saya bertemu Tuan, dipaksa oleh kaum saya: ‘Tinggallah di rumah! Jika menolak, akan kami bunuh!’. Saya pun tinggal di rumah yang kebetulan bersebelahan dengan benteng. 
Ketika terjadi pertempuran, dan kaum saya telah kabur memasuki benteng, dan malam telah kelam; saya perintah pelayan-pelayan saya, agar membobol benteng dan membuka pintu gerbangnya. 
Melalui pintu itu, saya keluar dan datang kemari. Sekarang perintahlah orang-orang kepercayaan Tuan, agar ikut saya. Untuk memasuki benteng.”

Khalid perintah agar Abdur Rohman memimpin 100 orang, untuk mengikuti Rumas (Abdul-Malik). Mereka telah bergerak menuju istana Abdul-Malik. Dhirar bin Al-Azwar ada di dalam rombongan tersebut. 
Setelah memasuki istana, Abdul-Malik membuka gudang-senjata. Beberapa senjata dikeluarkan untuk diberikan pada mereka.

Abdur Rohman membagi  100 pasukannya, menjadi empat. Masing-masing terdiri dari 25 orang. 
Dia berpesan, “Jika kalian mendengar takbir! Bertakbirlah!.”
Abdur Rohman didampingi oleh Abdul-Malik, mencari tangga untuk naik benteng yang di dalamnya ada rumah Dirjan.
Di belakang mereka berdua; 24 pasukan, yang di dalamnya ada Dhirar dan Syurachbil.

Dirjan terkejut oleh kedatangan mereka. Pada Abdul-Malik, dia membentak, “Kurangajar! Kau dan semuanya!.”   
Abdul-Malik berkata, “Saya membawa sahabat karib yang ingin menjumpai kau.”
Dirjan berkata, “Jangan macam-macam! Siapa orang yang kau maksud?.”
Abdul-Malik berkata, “Beliau ini Putra Abi Bakr Asshiddiq.”

Dirjan bergerak cepat menyerang Abdur Rohman, tetapi semua serangan dengan pedangnya dipatahkan. Bahkan dia terkejut oleh tebasan pedang Abdur Rohman yang mendarat membelah wajah, dan memotong lehernya. 
Ketika sakarat dan bermandi darah, tubuh Dirjan bergerak sebentar; mulutnya bersuara, “Khakh.”   

Abdur Rohman bertakbir; Abdul-Malik juga bertakbir; pasukan Muslimiin di luar juga bertakbir dengan keras. Bebatuan dan pepohonan memantulkan suara takbir mereka
Pasukan Muslimiin yang telah meninggalkan tenda-tenda juga bertakbir.

Ketika Khalid dan pasukannya bertakbir; pelayan-pelayan Abdul-Malik telah berhasil membukakan pintu-pintu-gerbang. Khalid dan pasukannya memasuki benteng.
Pasukan Bushro di dalamnya terkejut ketakutan dan berteriak, “Ampun! Ampun!.”

Tubuh mereka bergetar dan wajah mereka pucat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar