Azzamakhsyari seorang mufassir (ahli tafsir) mashur. Walau begitu,
banyak ulama yang melarang membaca tulisannya, dengan alasan sebagai penjagaan.
Dua Ustadz Abdullah Assirri dan Abdul-Aziz Ridhwan juga menjelaskan, “Membaca tulisannya, berbahaya. Karena dia berfaham Mu’tazilah. Tetapi bagi yang mampu
menyaring hingga tahu yang benar, dipastikan mendapat ilmu atau hikmah yang
luar biasa.”
Inilah tulisan Azzamakhsyari yang saya terjemahkan :
Jika kau berkata,
“Bagaimana mungkin mereka (saudara-saudara Yusuf) bisa mengenali Yusuf AS ?”
Saya menjawab, “Mereka memperhatikan dia AS menjelaskan dengan gaya yang mereka kenal. Mereka juga
tahu bahwa tak mungkin kalimat seperti itu diucapkan oleh seorang, kecuali oleh
seorang Muslim berhati mulia keturunan Ibrahim AS. Itu bukan ucapan sebagian penguasa
Mesir.
Ada yang menjelaskan, ketika
itu dia AS tersenyum, hingga deretan giginya yang seperti untaian mutiara, tampak.
Ada yang menjelaskan, mereka
tidak menganal, hingga dia AS mengangkat mahkotanya. Sontak mereka melihat
tanda pada ujung kepalanya. Ayah dan Sarah ibunya, memiliki tanda seperti itu, mirip
tompel putih.”
Jika kau bertanya, “Kenapa
ketika mereka bertanya mengenai dirinya dan saudaranya, dia AS tidak menjawab ?
Padahal (Binyamin) saudaranya, telah dikenal oleh mereka ?”
Saya jawab, “Karena
jawaban mengenai saudaranya dimasukkan di dalam penjelasan mengenai, siapapunyang bertaqwa, yakni takut Allah dan SiksaNya, dan bersabar, yakni meninggalkan kemasksiatan, dan mengamalkan ketaatan. Maka Allah takkan menyia-nyiakan Pahala mereka. (Dalam Al-Qur’an) dia menjadikan ‘Muhsiniin’ sebagai dhomir
(rujukan istilah), karena kaum Taqwa dan kaum Sabar, berada di kalangan
kaum Ihsan (Muhsiniin). Mereka berkata ‘niscaya Allah benar-benar telah
memilih Anda mengalahkan kami’. Maksudnya, mengunggulkan Anda mengalahkan kami,
karena bertakwa, bersabar, dan melakukan yang dilakukan oleh kaum Muhsiniin.
Sedang kami kaum jahat dan salah, karena tidak bertaqwa dan tidak bersabar. Balasan
yang pantas, Allah menjayakan Anda dengan memberi Kerajaan, dan merendahkan kami, dengan membuat kami bersimpuh di hadapan Anda.” [1]
فإن قلت: كيف عرفوه؟ قلت: رأوا في روائه «1» وشمائله حين كلمهم بذلك
ما شعروا به أنه هو، مع علمهم بأنّ ما خاطبهم به لا يصدر مثله إلا عن حنيف مسلم من
سنخ إبراهيم، لا عن بعض أعزاء مصر. وقيل: تبسم عند ذلك فعرفوه بثناياه وكانت كاللؤلؤ
المنظوم. وقيل: ما عرفوه حتى رفع التاج عن رأسه فنظروا إلى علامة بقرنه كانت ليعقوب
وسارة مثلها، تشبه الشامة البيضاء. فإن قلت: قد سألوه عن نفسه فلم أجابهم عنها وعن
أخيه؟ على أن أخاه كان معلوماً لهم. قلت: لأنه كان في ذكر أخيه بيان لما سألوه عنه
مَنْ يَتَّقِ من يخف الله وعقابه وَيَصْبِرْ عن المعاصي وعلى الطاعات فَإِنَّ اللَّهَ
لا يُضِيعُ أجرهم، فوضع المحسنين موضع الضمير لاشتماله على المتقين والصابرين لَقَدْ
آثَرَكَ اللَّهُ عَلَيْنا أى فضلك علينا بالتقوى والصبر وسيرة المحسنين. وإنّ شأننا
وحالنا أنا كنا خاطئين متعمدين للإثم، لم نتق ولم نصبر، لا جرم أنّ الله أعزّك بالملك
وأذلنا بالتمسكن بين يديك.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar