{لَا
يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ
تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (28) قُلْ إِنْ تُخْفُوا
مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (29) } [آل عمران:
28، 29].
Artinya:
Kaum
Mukmin jangan mengambil kaum Kafir, sebagai kekasih selain kaum Mukmin!
Barangsiapa melakukan itu, maka dia bukan yang berharga dari Allah. Kecuali
jika kalian (Taqiyah) hati-hati secara nyata dari mereka. Allah menyuruh
kalian waspada pada DiriNya. Dan pada Allah, Tempat Kembali. [28].
Bukhari
menulis, “Al-Hasan berkata ‘(Taqiyah) hati-hati berlaku hingga Kiamat’.”
Katakan, “Jika kalian
menyamarkan atau menampakkan yang di dalam dada-dada kalian, maka Allah tahu. Dia tahu yang di beberapa langit dan yang di bumi. Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” [29].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar