Allah mengajarkan agar kita “Memikirkan masa depan anak turun.” Yakni
berfirman:
“Walyakhsyalladziina
lau tarokuu min kholfihim dzurriyyatan dhi’aafan khoofuu ‘alaihim wal
yattaqullooha wal yaquuluu qoulan sadiidan.” [1]
Dan
orang-orang yang kalau meninggalkan di belakang mereka anak-cucu lemah, hendaklah
khawatir! Khawatir atas mereka. Maka hendaklah takut Allah! Dan hendaklah
mengatakan perkataan yang benar!. [Qs Annisa 9].
Secara nyata Allah
perintah agar kita memikirkan masa depan anak-cucu. Jangan sampai mereka
nantinya menjadi kaum Lemah. Oleh karena itu agar berbicara yang benar dalam urusan wasiat atau perkataan sehari-hari.
Kurang Peduli Anak
Di antara kita ada
yang kurang perhatian padak anak, hingga mereka menjadi korban keganasan
para syaitan. Hingga mereka melakukan perbuatan memalukan. Jika dikaji
Penyebabnya, “Tidak (Belum) mengamalkan Firman di atas, secara sempurna. Belum:
1.
Mengkhawatirkan (Memikirkan) anak-cucu, secara sempurna.
2.
Takut Allah, secara sempurna.
3.
Berkata benar, secara sempurna.”
Mengkhawatirkan (Memikirkan) anak-cucu termasuk amal solih utama. Apalagi takut Allah mengenai agama
mereka. Sungguh ada pria yang derajatnya di surga akan ditinggikan.
Hingga berkata, “Bagaimana mungkin surga saya setinggi ini?.”
Anak
Istri
Secara hukum anak istri, bukan anak.
Tetapi akan lebih baik, kalau anak tiri dianggap anak sendiri. Yakni perhatiandan kasih-sayang pada mereka, disamakan dengan anak sendiri.
Bagaimana jika terjadi gejolak?
Jawabnya, “Dikumpulkan untuk diberi pengertian.”
Jawabnya, “Dikumpulkan untuk diberi pengertian.”
Jika berhasil menyatukan mereka
dalam ikatan kasih-sayang, “Berarti telah menjadi calon orang hebat.”
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
[1] {وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا
مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا
قَوْلًا سَدِيدًا} [النساء: 9].
3660 - حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ
الْوَارِثِ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الْقِنْطَارُ
اثْنَا عَشَرَ أَلْفَ أُوقِيَّةٍ، كُلُّ أُوقِيَّةٍ خَيْرٌ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ» وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ الرَّجُلَ
لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: أَنَّى هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ
وَلَدِكَ لَكَ "
__________
[تعليق
محمد فؤاد عبد الباقي]
في الزوائد إسناده
صحيح. رجاله ثقات
[شرح
محمد فؤاد عبد الباقي]
[3660 - ش - (باستغفار
ولدك) أي فينبغي للولد أن يستغفر للوالدين.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar