Cerbung (Cerita Bersambung)
Sakhnah
kota megah dekat Arakah, berdinding tebal nan tinggi. Penguasa
kota ini bernama Bathriq Kaukab. Di waktu yang mendebarkan itu
dia mengumpulkan rakyat, untuk berkata, “Ada berita yang sampai pada saya ‘kaum Arab telah merebut kota Arakah dan Sakhnah’. Banyak orang berbicara mengenai keadilan dan kebaikan kaum Arab. Mereka tidak suka membuat kerusakan’. Namun, kita memiliki benteng perlindungan yang tebal nan tinggi, yang takkan bisa ditembus oleh siapapun. Yang kita khawatirkan hanya kalau kebun kurma dan gandum kita dirampas oleh mereka. Sebaiknya kita berdamai dengan mereka. Jika kaum kita menang dalam peperangan yang akan berlangsung, kita merusak perjanjian damai dengan mereka. Jika mereka yang menang, kita berlindung pada mereka, agar kita selamat.”
dia mengumpulkan rakyat, untuk berkata, “Ada berita yang sampai pada saya ‘kaum Arab telah merebut kota Arakah dan Sakhnah’. Banyak orang berbicara mengenai keadilan dan kebaikan kaum Arab. Mereka tidak suka membuat kerusakan’. Namun, kita memiliki benteng perlindungan yang tebal nan tinggi, yang takkan bisa ditembus oleh siapapun. Yang kita khawatirkan hanya kalau kebun kurma dan gandum kita dirampas oleh mereka. Sebaiknya kita berdamai dengan mereka. Jika kaum kita menang dalam peperangan yang akan berlangsung, kita merusak perjanjian damai dengan mereka. Jika mereka yang menang, kita berlindung pada mereka, agar kita selamat.”
Rakyat
menyetujui rencana penguasa mereka. Di hari yang mendebarkan itu, rakyat
mempersiapkan rumput dan pakan binatang. Sebagian yang
lain, sibuk mempersiapkan jamuan istimewa. Untuk Khalid dan pasukannya yang tak
lama lagi, akan segera tiba.
Khalid dan pasukannya berdatangan, disambut dengan penuh hormat dan dipersilahkan,
menikmati hidangan yang telah dipersiapkan.
Dalam
pertemuan agung itu, mereka mengajukan permohonan damai dengan kesanggupan
menyerahkan,
emas 300 auqiyah untuk kaum Arab. Surat Perjanjian Damai ditulis, untuk mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar