Ibnu Batthal (penyarah Hadits Bukhari) mendapat kemanqulan dari
Al-Muhallab, “Sungguh zhahirnya Hadits ini, Abi Bakrah ‘menyalahkan pendapat
Aisyah RA’ yang telah melakukan Perang Jamal. Padahal sebetulnya tidak
demikian. Sungguh pandangan Abi Bakrah yang diketahui ‘samadengan pandangan
Aisyah RA’. Karena tujuan pasukan Jamal, menegakkan perdamaian antar Muslimiin.
Tujuan mereka ‘bukan berperang’. Hanya ketika peperangan berkobar,
masing-masing kubu melancarkan serangan. Abi Bakrah tidak menarik pandangannya
yang seperti pandangan Aisya RA. Hanya sungguh saat itu, akhirnya dia
berfirasat ‘pasukan Jamal’ akan kalah, karena dibawah pimpinan Aisyah. Karena Abi
Bakrah pernah mendengar Hadits tentang raja Persia.
Tak seorang pun mendapatkan kemanqulan bahwa, Aisyah RA dan
pasukannya ‘mencabut baiat’ dari Khalifah Ali RA. Dan tak ada yang mengatakan
bahwa, ada orang ‘yang akan diangkat’ sebagai Khalifah pengganti Ali RA. Sebetulnya
yang dibenci oleh Aisyah dan pasukannya ‘Ali RA tidak segera membunuh’
para pembunuh Utsman RA. Dia tidak segera menegakkan kisos. Walau sebetulnya
Ali menunggu laporan dan tuntutan keluarga Utsman. Jika telah dipastikan siapa ‘pembunuhnya’,
dipastikan segera dikisos.” [1]
وَنقل بن بَطَّالٍ عَنِ الْمُهَلَّبِ أَنَّ ظَاهِرَ حَدِيثِ أَبِي بَكْرَةَ
يُوهِمُ تَوْهِينَ رَأْيِ عَائِشَةَ فِيمَا فَعَلَتْ وَلَيْسَ كَذَلِكَ لِأَنَّ الْمَعْرُوفَ
مِنْ مَذْهَبِ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّهُ كَانَ عَلَى رَأْيِ عَائِشَةَ فِي طَلَبِ الْإِصْلَاحِ
بَيْنَ النَّاسِ وَلَمْ يَكُنْ قَصْدُهُمُ الْقِتَالَ لَكِنْ لَمَّا انْتَشَبَتِ الْحَرْبُ
لَمْ يَكُنْ لِمَنْ مَعَهَا بُدٌّ مِنَ الْمُقَاتَلَةِ وَلَمْ يَرْجِعْ أَبُو بَكْرَةَ
عَنْ رَأْيِ عَائِشَةَ وَإِنَّمَا تَفَرَّسَ بِأَنَّهُمْ يُغْلَبُونَ لَمَّا رَأَى
الَّذِينَ مَعَ عَائِشَةَ تَحْتَ أَمْرِهَا لِمَا سَمِعَ فِي أَمْرِ فَارِسٍ قَالَ
وَيَدُلُّ لِذَلِكَ أَنَّ أَحَدًا لَمْ يَنْقُلْ أَنَّ عَائِشَةَ وَمَنْ مَعَهَا نَازَعُوا
عَلِيًّا فِي الْخِلَافَةِ وَلَا دَعَوْا إِلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ لِيُوَلُّوهُ الْخِلَافَةَ
وَإِنَّمَا أَنْكَرَتْ هِيَ وَمَنْ مَعَهَا عَلَى عَلِيٍّ مَنْعَهُ مِنْ قَتْلِ قَتَلَةِ
عُثْمَانَ وَتَرْكِ الِاقْتِصَاصِ مِنْهُمْ وَكَانَ عَلِيٌّ يَنْتَظِرُ مِنْ أَوْلِيَاءِ
عُثْمَانَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَيْهِ فَإِذَا ثَبَتَ عَلَى أَحَدٍ بِعَيْنِهِ أَنَّهُ
مِمَّنْ قَتَلَ عُثْمَانَ اقْتَصَّ مِنْهُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar