{فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ
بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا
غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
() وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا () وَقَوْلِهِمْ
إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ
وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي
شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ
يَقِينًا () بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ()
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا ()} [النساء: 155 - 159].
Adalah
‘Berita Sangat Unik’, karena banyak hikmah tersembunyi di dalamnya, seperti
yang akan dibahas di bawah ini.
Arti
beberapa Ayat di atas:
Karena
mereka telah:
1.
Merusak sumpah mereka. [1]
3.
Membunuh para nabi dengan tidak benar.
4.
Mengatakan,“Hati kami tertutup.” Yang benar justru Allah yang menutup hati mereka, karena
kekufuran mereka. Hingga mereka tidak beriman kecauli sangat sedikit.
5.
Melontarkan Tuduhan Dosa Besar atas Maryam.
6. Berkata,“Kami telah membunuh Al-Masih bin Maryam AS, Utusan Allah.” Padahal mereka tidak membunuh dan tidak menyalib dia AS. Tetapi (yang benar), mereka telah
dibuat serupa (bingung). [2] [3] Kaum yang telah berselisih
mengenai Isa AS, niscaya di dalam ragu-ragu tentang hal itu. Mereka tidak
memiliki ilmu sedikitpun mengenai hal itu, kecuali hanya mengikuti persangkaan.
Mereka tidak membunuh dia AS secara yakin. [4] Yang benar, Allah telah mengangkat dia AS pada-Nya. [5] Sejak dulu, Allah Maha Dahsyat Maha Kaya Hikmah. [6] Dan tak seorangpun dari kaum Ahli Kitab, kecuali pasti
sungguh akan beriman padanya, sebelum wafatnya. [7] Dan di hari kiamat nanti, dia akan menjadi saksi atas mereka.
Hikmah
yang terkandung dalam lima ayat tersebut:
1.
Allah menunjuk 6 kesalahan kaum Yahudi, termasuk di antaranya menuduh Maryam berzina. Mengatakan ‘Isa AS telah wafat di atas Salib, berarti membenarkan pernyataan
kaum Yahudi, yang dinilai bohong oleh Allah.
3.
Dalil
yang menunjukkan 'Allah menuding 6 kesalahan kaum Yahudi', berada sejak di
kalimat fabimaa naqdhihim (فَبِمَا نَقْضِهِمْ) (ayat 155), hingga kalimat wa qaulihim (وَقَوْلِهِمْ) (ayat 167), yakni selalu di-khafadh (dikasrah akhir lafalnya):
·
وَبِكُفْرِهِمْ
وَقَوْلِ lengkapnya,
“وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.”
·
وَقَوْلِ lengkapnya, “وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
رَسُولَ اللَّهِ.” Ini
semua menunjukkan bahwa Firman tersebut sebagai kesatuan yang tak terpisahkan.
Ada
yang bertanya, “Kenapa perkataan mereka ‘hati kami tertutup’ disalahkan
oleh Allah, dengan kalimat 'justru Allah
yang telah menutup hati mereka, karena kekufuran mereka?'."
Jawabannya,
karena kalimat itu menunjukkan mereka,
atau orang lain, yang menutup, dan itu berarti ada kemungkinan bisa
dibuka. Kalau Allah yang menutup, siapa yang mampu membuka? Agar mereka tahu
Allah tidak bersalah, maka Allah berfirman “Karena kekufuran mereka."
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
[2] وَ diartikan padahal, karena haliyyah. (Lafal
padahal berasal dari pada hal,
lalu digabung menjadi padahal.
Padahal artinya di dalam hal
(kedaan), kalau dalam bahasa Arab disebut haliyyah, adapun dalam tulisan cukup ditulis waw (وَ).
[3] Az-Zamakhsyari termasuk Mufassir (ahli tafsir Al-Qur’an terkenal) yang teliti. Dia membahas kalimat
syubbiha lahum: تفسير الزمخشري = الكشاف عن
حقائق غوامض التنزيل (1/ 587)
فإن قلت: شُبِّهَ مسند إلى
ماذا؟ إن جعلته مسنداً إلى المسيح، فالمسيح مشبه به وليس بمشبه، وإن أسندته إلى المقتول
فالمقتول لم يجر له ذكر قلت: هو مسند إلى الجار والمجرور وهو قَوْلِهِمْ كقولك خيل
إليه، كأنه قيل: ولكن وقع لهم التشبيه
Artinya:
Jika
kau berkata lafal شُبّهَ dialamatkan ke
mana? Jika dialamatkan pada Al-Masih, justru dia AS yang dibuat master:
bukannya dibuat serupa, namun jika kau alamatkan pada orang yang dibunuh, dia mutlak
tidak disebutkan dalam kisah ini?.
Saya
menjawab, "Dialamatkan pada jar-majrur (لَهُمْ), seperti ucapanmu خيل
إليه yang
artinya dikhayalkan padanya (artinya dia diberi khayalan). Sungguh sepertinya,
penyerupaan telah terjadi untuk (mengecoh) mereka.
Al-Alusi (ahli
tafsir Al-Qur’an yang tak kalah mashur dibanding
Az-Zamakhsyari), juga menjelaskan seperti itu.
جَلَسْتُ إِلَى سَعِيدِ بْنِ المُسَيِّبِ، فَحَدَّثَنِي: أَنَّ جَدَّهُ
حَزْنًا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «مَا اسْمُكَ»
قَالَ: اسْمِي حَزْنٌ، قَالَ: «بَلْ أَنْتَ سَهْلٌ» قَالَ: مَا أَنَا بِمُغَيِّرٍ اسْمًا
سَمَّانِيهِ أَبِي قَالَ ابْنُ المُسَيِّبِ: «فَمَا زَالَتْ فِينَا الحُزُونَةُ بَعْدُ»
Artinya:
Saya pernah duduk di dekat Sa’id bin Al-Musayyab. Dia bercerita
padaku bahwa, kakeknya bernama Hazn, pernah datang pada Nabi SAW. Nabi SAW
bertanya, “Siapa namamu?”
Dia menjawab, “Nama saya Hazn (artinya susah).”
Nabi SAW bersabda, “Bal (justru atau yang
benar) kau ini Sahl (artinya mudah atau senang).”
Dia menjawab, “Saya takkan merubah nama pemberian ayahku.”
Ibnul-Musayyab berkata, “Akhirnya kesusahan terus-menerus melanda
kami.”
جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ، - وَهِيَ جَدَّةُ إِسْحَاقَ -، إِلَى رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَهُ، وَعَائِشَةُ عِنْدَهُ: يَا
رَسُولَ اللهِ، الْمَرْأَةُ تَرَى مَا يَرَى الرَّجُلُ فِي الْمَنَامِ، فَتَرَى مِنْ
نَفْسِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ مِنْ نَفْسِهِ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: يَا أُمَّ سُلَيْمٍ،
فَضَحْتِ النِّسَاءَ، تَرِبَتْ يَمِينُكِ، فَقَالَ لِعَائِشَةَ: «بَلْ أَنْتِ، فَتَرِبَتْ
يَمِينُكِ، نَعَمْ، فَلْتَغْتَسِلْ يَا أُمَّ سُلَيْمٍ، إِذَا رَأَتْ ذَاكِ »
Artinya:
Ummu Sulaim (nenek Ishaq) datang pada Rasulillah SAW, untuk
berkata, “Ya Rasulallah (saat itu ‘Aisyah berada di sisi Nabi SAW), bagaimana
pendapat tuan, mengenai seorang wanita yang mimpi basah seperti lelaki, di waktu tidur?. Dia mengalami seperti yang
dialami oleh lelaki?.”
‘Aisyah langsung menegur dia, “Ya Umma Sulaim! Kau telah
mempermalukan kaum wanita! Jatuh tanganmu!.” Pada ‘Aisyah RA, nabi SAW menegur,
“Bal (Justru) kau yang jatuh tangannya. Betul! Wanita memang ada
juga yang mengalami mimpi basah. Kalau terjadi demikian, hendaklah dia mandi
junub seperti laki-laki yang mimpi basah.”
[7] إِنْ مِنْ di sini, diartikan tak seorangpun karena min-nya tab’idhiyyah, berdasarkan: تفسير ابن كثير (2/ 452)
وَقَالَ أَبُو مَالِكٍ فِي قَوْلِهِ: {إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ
قَبْلَ مَوْتِهِ} قَالَ: ذَلِكَ عِنْدَ نُزُولِ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، عَلَيْهِ
السَّلَامُ، لَا يَبْقَى أَحَدٌ من أهل الكتاب إلا آمن به.
Artinya:
Abu Malik (Muhaddits yang sering ditulis oleh Bukhari di dalam
kitabnya. Dia murid Rib’i), membahas tentang Firman Allah, “Kecuali pasti sungguh (mereka) akan beriman
padanya, sebelum wafatnya. ‘Ini
akan terjadi pada saat turunnya Isa bin Maryam AS. Tak seorang pun kaum Ahli
Kitab, kecuali pasti beriman pada Isa AS’.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar