Mengikuti kataman Ibnu Majah, menjadi teringat ketika KH Abdul-Dzohir berkata, “Mungkin Abah tergolong wali badal.” Karena saat kataman Ibnu Majah, Ustadz Ikhwan membacakan Hadits tentang para Wali Badal. Dia menyampaikan bahwa akhlaq Wali Badal 10 macam.
Penulis menyampaikan Keunikan Wali Badal bernama Ibrahim bin Adham
(إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَدْهَمَ). Dia pernah mendatangi kaum naik perahu. Dia dimintai oleh pemilik perahu, “Mana uang dua dinar?.”
Dia menjawab, “Saya tidak membawa uang. Tapi nanti kau akan saya
beri.”
Pemilik perahu heran padanya, dan berkata, “Kita ini di atas
lautan! Bagaimana mungkin kau akan memberi saya uang?.”
Tapi lalu memperbolehkan Ibrahim masuk perahu.
Pengendara perahu sudah sampai daratan. Pemilik perahu bersumpah, “Demi
Allah saya akan mengecek sungguh bagaimana dia bisa memberi uang pada
saya? Apa memang dia menyembunyikan uang di sini?."
Mulutnya berkata, “Mana uangnya dua dinar?.”
Mulutnya berkata, “Mana uangnya dua dinar?.”
Ibrahim berkata, “Tenang! Akan saya beri.”
Ketika menjauh, Ibrahim tidak tahu bahwa di diikuti oleh dia. Ibrahim
mengamalkan shalat. Ketika akan berpaling, Ibrahim berdoa, “Tuhan! Orang ini
menuntut uang haknya yang harus saya bayar! Berilah saya!.” Sambil bersujud.
Setelah bangun, di sekelilingnya terdapat beberapa uang dinar. Dan
ternyata pemilik perahu berada di situ. Ibrahim berkata, “Ambillah hakmu! Jangan
mengambil lebih! Jangan kau ceritakan tentang ini!.”
Rombongan berjalan lagi.
Tiba-tiba kabut tebal menyelimuti alam dan gelap-gulita, hingga sama ketakutan. Pemilik perahu berkata, “Mana yang barusan memberi saya dua dinar?.”
Rombongan berjalan lagi.
Tiba-tiba kabut tebal menyelimuti alam dan gelap-gulita, hingga sama ketakutan. Pemilik perahu berkata, “Mana yang barusan memberi saya dua dinar?.”
Pada Ibrahim, mereka berkata, “Berdoalah agar ketakutan yang
melanda ini hilang!.”
Ibrahim memejamkan mata lalu berdoa, “Ya Tuhan! Ya Tuhan! Kau telah
menunjukkan QodratMu! Tunjukkan pada kami Rahmat dan AmpunanMu!.” Tak lama
kemudian kabut dan gelap hilang. Mereka melanjutkan perjalanan. [1]
حُدِّثْتُ عَنْ
أَبِي طَالِبٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ سَوَادَةَ , ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ
الْجُنَيْدِ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ، , حَدَّثَنِي عَيَّاشُ بْنُ عَاصِمٍ
, حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ صَدَقَةَ أَبُو مُهَلْهِلٍ وَكَانَ يُقَالُ إِنَّهُ مِنَ
الْأَبْدَالِ قَالَ جَاءَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَدْهَمَ إِلَى قَوْمٍ قَدْ رَكِبُوا سَفِينَةً
فَقَالَ لَهُ صَاحِبُ السَّفِينَةِ: هَاتِ دِينَارَيْنِ قَالَ لَهُ: لَيْسَ مَعِي وَلَكِنْ
أُعْطِيكَ بَيْنَ يَدَيَّ فَعَجِبَ مِنْهُ وَقَالَ: إِنَّمَا نَحْنُ فِي بَحْرٍ كَيْفَ
تُعْطِيَنِي ثُمَّ أَدْخَلَهُ فَصَارُوا حَتَّى انْتَهَوْا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ
فَقَالَ صَاحِبُ السَّفِينَةِ: وَاللهِ لَأَنْظُرَنَّ مِنْ أَيْنَ يُعْطِينِي هَلِ
اخْتَبَأَ هَهُنَا شَيْئًا فَقَالَ لَهُ: هَاتِ الدِّينَارَيْنِ فَقَالَ: نَعَمْ فَخَرَجَ
فَاتَّبَعَهُ الرَّجُلُ وَهُوَ لَا يَدْرِي فَانْتَهَى إِلَى آخِرِ الْجَزِيرَةِ فَرَكَعَ
, فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ قَالَ: يَا ربُّ إِنَّ هَذَا طَلَبَ حَقَّهُ الَّذِي
لَهُ عَلَيَّ فَأَعْطِنِي وَهْوَ سَاجِدٌ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَإِذَا حَوْلُهُ دَنَانِيرُ
وَإِذَا الرَّجُلُ وَاقِفٌ , فَقَالَ لَهُ: جِئْتَ خُذْ حَقَّكَ وَلَا تَزِدْ عَلَيْهِ
وَلَا تَذْكُرْ هَذَا فَمَضَوْا فَأَصَابَتْهُمْ عَجَاجَةٌ وَظُلْمَةٌ خَشُوا الْمَوْتَ
, فَقَالَ الْمَلَّاحُ: أَيْنَ صَاحِبُ الدِّينَارَيْنِ فَقَالُوا لِإِبْرَاهِيمَ بْنِ
أَدْهَمَ: مَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ ادْعُ، فَأَرْخَى عَيْنَيْهِ فَقَالَ: يَا ربُّ
يَا رَبُّ أَرَيْتَنَا قُدْرَتَكَ فَأَرِنَا رَحْمَتَكَ وَعَفْوَكَ ثُمَّ سَكَنَتِ
الْعَجَاجَةُ وَسَارُوا ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar