Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2014/01/27

Cerita Islami : Raja Nashrani Saksikan



Cerita Islami ini diterjemahkan dari Futuhus Syam karya Al-Waqidi, sejarahwan Islam. Kisah ini terjadi sekitar tahun 18 Hijriah, di kerajaan besar bernama Shaur, yakni yang raja pendahulunya pernah mengirim kayu berjumlah banyak, pada zaman Nabi Sulaiman AS, untuk membangun Baitul-Maqdis.

Kembali ke Cerita Islami ; Raja Yuqana dan 900 pasukannya yang telah Islam, datang ke negeri Shaur. Mereka dijamu dengan ramah sebaga tamu kehormatan. Karena belum diketahui telah Islam. Ada kaum Yuqana yang membocorkan rahasia Yuqana pada pimpinan perang kerajaan Shaur, yang disebut Addumustuq. Rencana akan menyerang dan keislaman Yuqana, dilaporkan. Bahkan mengenai Yuqana telah melumpuhkan Raja Tharabulas dan Bathriq Jarmanis, juga dilaporkan.

Addumustuq yang nama sebenarnya Armuil bin Nasyathah bergerak cepat, untuk meringkus Yuqana dan seluruh pasukannya. Yang belum diringkus sama berteriak, tapi lalu sadar bahwa mereka terancam, yakni akan segera diringkus. Semua diikat dan dikumpulkan untuk dihadapkan pada raja, agar dihukum.

Mereka dijaga oleh pasukan bersenjata berjumlah seribu orang. Dan dicemooh, "Apa yang menarik di dalam agama kaum Arab? Hingga kalian meninggalkan agama kalian, dan memasuki agama mereka? Agama ini telah dianut oleh kakek-kakek kita! Kalian diusir dari pintu gerbang Al-Masih, dan diusir dari surga-surganya!."

Ketika para tawanan hampir dihadapkan pada raja, mereka semua terkejut. Semua pintu gerbang beteng didatangi oleh orang berjumlah banyak, untuk bertanya tentang keamanan dalam beteng dan tentang sejumlah musuh yang menyamar sebagai tamu, yang telah ditawan.

Penghuni beteng makin terkejut ketika diberi tahu bahwa pasukan Arab akan segeta datang. Yakni pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Abi Sufyan, utusan Amer bin Al-Ash yang berada di Qaisariyah.
Setelah laporan diterima, semua pintu gerbang beteng ditutup dan dikunci. Sejumlah pasukan naik beteng untuk berjaga. Gardu-gardu di atas beteng dimasuki pasukan bersenjata yang berjaga. Alat-alat pelontar batu yakni Al-Majaniq, dipasang.

Dumustuq Armuil memasukkan Yuqana dan pasukannya kedalam tahanan. Malam itu terang oleh obor-obor yang berkobar-kobar menyala. Jika malam makin kelam, pasukan berjaga itu bernyanyi dan berjoget, sambil mabuk-mabukan, hingga pagi.

Di pagi yang indah itu, Yazid dan duaribu pasukannya berdatangan.

Setelah menerima laporan, Dumustuq Armuil mengecek keadaan. Dia meremehkan mereka yang jumlahnya hanya dua ribu orang. Dengan mencibir dia berkata, "Demi Al-Masih, mereka yang hanya sedikit itu harus segera kita usir atau kita bantai."
Dengan gerak cepat dia mengenakan busana perang. Dan perintah, "Perintahlah agar pasukan keluar untuk menyerbu mereka!."

Yang diperintah agar menjaga Yuqana dan pasukannya, anak paman Armuil bernama Basil, dan pasukannya. Basil seorang raja kecil terpelajar yang telah membaca sejumlah kitab kuno, dan tentang Kaum Kuno. Dia pernah melihat nabi SAW, sebelum mendapat Wahyu, di rumah Rahib Buhaira.

Saat itu Basil sedang berkunjung ke rumah Buhaira.
Tiba-tiba kafilah Quraish datang. Dalam rombongan tersebut, ada nabi SAW mengendarai unta Khadijah binti Khuwailid.

Saat melihat nabi SAW di tengah rombongan, Buhaira takjub, karena nabi SAW dinaungi oleh awan. Setelah mengamati dengan seksama, bibirnya bergumam, "Demi Allah ini tanda nabi SAW yang akan diutus dari Tihamah."
Setelah beberapa orang mengamati, ternyata kafilah tersebut berhenti, istirahat.
Nabi SAW menempati tempat terpisah dari rombongannya. Beliau berbaring terlentang menghadap pohon yang mengering. Tiba-tiba pohon tersebut mengeluarkan daun-daunan, lambat tapi pasti.

Setelah makin terperangah, Buhaira bergerak cepat mempersiapkan makanan, untuk kafilah yang sedang istirahat.

Semua kafilah telah memasuki rumah Buhaira, untuk menikmati jamuan.
Hanya nabi SAW yang belum hadir, masih menggembala unta-unta.
Setelah nabi SAW yang dicari-cari tidak dilihat, Buhaira bertanya, "Bangsa Quraisy semuanya? Apa di antara kalian 'ada yang belum hadir' kemari?."
Orang-orang menjawab, "Betul. Ada orang kami yang belum kemari, masih menggembala sejumlah unta."
Buhaira bertanya, "Nama dia siapa?."
Mereka menjawab, "Muhammad bin Abdillah SAW."
Buhaira bertanya, "Apa dua orangtuanya telah wafat?."
Mereka menjawab, "Betul."
Buhaira bertanya, "Apa dia dirumat oleh kakek dan pamannya?."
Setelah mereka menjawab, "Betul." Buhaira bersumpah, "Hai kaum Quraisy, demi Allah, dia tuan besar kalian! Melalui dia keduniaan kalian akan hebat."
Dengan heran mereka bertanya, Apa alasannya?."
Dengan penuh semangat, Buhaira menjawab, "Ketika kalian datang kemari; bebatuan dan bongkahan tanah, bersujud padanya."


Basil bingung harus berbuat apa?. Hatinya berkata, "Perkataan Buhaira pasti benar. Agama Islam ini benar. Pernah dibicarakan oleh Rahib Buhaira. Para tawanan Islam ini akan saya lepaskan, agar dosa saya diampuni oleh Allah."

Dumustuq Armuil telah keluar dari beteng bersama pasukannya. Untuk menggempur pasukan Yazid berjumlah duaribu orang.
Penghuni beteng telah kosong karena mengikuti Armuil memerangi Yazid dan pasukannya. Yang tersisa di dalam beteng tinggal kaum awam yang tidak pandai berperang. Mereka memanjat beteng, menonton pertempuran kaum mereka melawan pasukan Arab.

Setelah tahu bahwa beteng kosong, Basil bergerak cepat membawa bendera. Bertekat melepaskan Yuqana dan pasukannya.
Di malam kelam itu, Basil mendekati dan berkata pada Yuqana, "Wahai Bathriq, kenapa kau meninggalkan agama yang telah dianut oleh ayah dan kakekmu? Kau justru memeluk agama kaum Arab? Apa agama mereka benar? Hingga kau masuk agama mereka? Padahal mestinya kau tidak boleh terpengaruh. Karena sebagai tokoh andalan kaum Romawi, yang diagung-agungkan."
Yuqana menjawab, "Hai Basil. Saya seperti dirimu, tahu pasti bahwa agama Islam ini benar. Keyakinan saya makin besar karena ada bisikan, "Yang membimbing kau pada AgamaNya, akan menyelamatkan kau." Dalam suara tersebut juga dijelaskan, "Kau yang akan melepaskan saya."
Basil terkejut karena jawaban tersebut. Dalam diamnya, keyakinan dia bahwa agama Islam benar, makin tebal.
Lalu berkata pada Yuqana, "Sungguh Allah telah menuntun kau agar berbicara benar. Hatiku yang tadinya melupakan nabi SAW, telah diingatkan oleh Allah. Saya jadi ingat ketika beliau SAW bersama kafilah 'datang' kerumah Rahib Buhaira. Ketika beliau lewat, pohon-pohon sama berjalan mengikuti. Awan di langit menaungi beliau. Ada lagi yang mengherankan; ketika beliau bersandar pada pohon kering, tiba-tiba daun-daunnya keluar.
Menurut Rahib Buhaira 'ketika para nabi AS kuno bersandar, pohon besar kering tersebut tidak mengeluarkan daun-daun. Namun setelah disandari oleh beliau SAW, daun-daun dan buah-buahannya keluar. Bahkan tak lama setelah itu, buah-buahannya masak'.
Saya makin takjub ketika Rahib Buhaira berkata 'demi Allah ini calon nabi yang pernah diberitakan oleh Al-Masih SAW. Bagi yang menjadi pengikutnya, mengimani dan membenarkan dia, sungguh sangat beruntung'."

Basil meneruskan Cerita Islami, "Setelah pulang, saya pergi kekota Qusthanthiniyah untuk berdagang. Saya keliling kota, dan menginap beberapa hari.
Setelah pulang, saya terkejut ketika menyaksikan kaum gempar. Saya bertanya 'ada apa ini?'.
Mereka menjawab 'nabi akhir zaman SAW dari Hijaz, telah muncul. Namanya Muhammad bin Abdillah SAW. Setelah kaum Makkah mengusir, dia hijrah ke Madinah yang dulunya dibangun oleh raja Tubak. Sekarang dia SAW telah mengalahkan kaumnya dan telah mendapatkan kemenangan'."

Basil meneruskan Cerita Islami, "Mulai sejak itu, saya menanyakan orang-orang yang saya anggap bisa menjawab, tentang keberadaan beliau SAW. Tiap hari yang dianugerahkan oleh Allah padanya, bertambah terus. Hingga akhirnya dia SAW wafat.
Pengganti beliau SAW, Abu Bakr Asshiddiq RA. Dia mengirimkan pasukan menuju Syam. Namun tak lama kemudian dia wafat.
Lelaki bernama Umar inilah penggantinya. Di bawah kekuasaannya, pasukannya lebih dahsyat. Pasukan kita di mana-mana dikalahkan. Terus terang saya memang menunggu-nunggu kedatangan mereka kemari. Dan ternyata Allah benar-benar mendatangkan mereka kemari."

Setelah menghela nafas, Yuqana bertanya, "Apa rencanamu selanjutnya?."
Basil menjawab, "Demi Allah saya bertekat akan keluar dari agama saya. Saya akan bergabung pada kalian. Kebenaran agama ini telah nyata."

Lalu bergerak cepat untuk melepaskan Yuqana mantan kepala Gereja, dan pasukannya. Sejumlah senjata dan peralatan perang diserahkan pada Yuqana.
Yuqana melihat Basil berkata, "Tenang. Kunci-kunci gerbang, di tangan saya. Beteng ini kosong ditinggalkan oleh pasukan, menyerang pasukan Arab. Yang ada tinggal kaum awam yang belum terlatih dalam perang. Ayo bergerak cepat! Dengan menyebut Nama Allah!."
Yuqana berkata, "Jazakallahu khaira. Artinya 'semoga Allah membalas yang lebih baik pada kau'. Sungguh kau telah dituntun oleh Allah pada AgamaNya, dan pada jalan selamat."

Semoga Cerita Islami selanjutnya "Lebih bermanfaat" Aamiiiin, ya Allah.  


Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar