Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2012/09/19

Tugas Para Malaikat





Apakah alim besar KH Nurhasan pernah menjelaskan tugas-tugas para malaikat? Para muridnya menjawab dengan bermacam-macam jawaban. Termasuk jawaban yang menarik, yang disampaikan oleh KH Anshor Firdaus, “Kalau mau bercerita yang menarik mengenai apa-saja, beliau sangat bisa. Karena bahasa Arab beliau sangat matang. Tetapi beliau saat itu lebih mementingkan pembinaan umat.”

Ustadz Abdul-Mannan berkata, “Dulu KH Nurhasan pernah berkata ‘Dul! Jika kajian yang saya sampaikan dideres dan dikaitkan dengan dalil lainnya, maka akan diketahi dengan jelas maksud dari yang kita kaji’.”

KH Abdul Azzhohir (عبد الظاهر) pernah berkata, “Kalau mau menjelaskan isi kitab, setelah menyampaikan ilmu yang diterima dari guru, hendaklah menyebutkan rujukan atau nama kitab tersebut.”
Contoh, penjelasan Al-Qurthubi mengenai Tugas Para Malaikat تفسير القرطبي - (ج 19 / ص 194)
قال عبد الرحمن بن ساباط: تدبير أمر الدنيا إلى أربعة، جبريل وميكائيل وملك الموت واسمه عزرائيل وإسرافيل، فأما جبريل فموكل بالرياح والجنود، وأما ميكائيل فموكل بالقطر والنبات، وأما ملك الموت فموكل بقبض الانفس في البر والبحر، وأما إسرافيل فهو ينزل بالامر عليهم، وليس من الملائكة أقرب من إسرافيل، وبينه وبين العرش مسيرة خمسمائة عام.

Artinya:
Abdur Rohman bin Sabbath (عبد الرحمن بن ساباط) berkata, “Penyelesaian urusan dunia diserahkan pada empat malaikat: 
2.     Mikail AS.
3.     Malaikat-maut bernama Izroil AS.
4.   Dan malaikat Isrofil AS.

1.   Adapun Jibril AS ditugaskan mengurusi angin dan pasukan. 
2.   Adapun Mikail AS ditugaskan mengurusi hujan dan tanaman. 
3.   Adapun Malaikat Maut AS ditugaskan mencabut ruh makhluq di darat dan di laut. 
4.   Adapun Isrofil AS yang memutuskan perkara atas mereka. Tidak ada malaikat yang lebih dekat (Arasy) daripada Isrofil AS. Di antara dia dan Arasy perjalanan 500 tahun.” 

2012/09/18

Istri Cerdik Mengurangi Kesusahan Suami


Semua wanita pada zaman Rasulillah SAW cerdik, karena belajar dari nabi dan orang-orang dekatnya SAW. Di antara wanita cerdik yang sangat dekat nabi SAW bernama Ummu Sulaim, istri Abu Thalchah RA. Dia sangat menghormat suaminya. Bukhari meriwayatkan: صحيح البخاري - (ج 5 / ص 53)
1218 - حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ اشْتَكَى ابْنٌ لِأَبِي طَلْحَةَ قَالَ فَمَاتَ وَأَبُو طَلْحَةَ خَارِجٌ فَلَمَّا رَأَتْ امْرَأَتُهُ أَنَّهُ قَدْ مَاتَ هَيَّأَتْ شَيْئًا وَنَحَّتْهُ فِي جَانِبِ الْبَيْتِ فَلَمَّا جَاءَ أَبُو طَلْحَةَ قَالَ كَيْفَ الْغُلَامُ قَالَتْ قَدْ هَدَأَتْ نَفْسُهُ وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ اسْتَرَاحَ وَظَنَّ أَبُو طَلْحَةَ أَنَّهَا صَادِقَةٌ قَالَ فَبَاتَ فَلَمَّا أَصْبَحَ اغْتَسَلَ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ أَعْلَمَتْهُ أَنَّهُ قَدْ مَاتَ فَصَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ أَخْبَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا كَانَ مِنْهُمَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُبَارِكَ لَكُمَا فِي لَيْلَتِكُمَا قَالَ سُفْيَانُ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَرَأَيْتُ لَهُمَا تِسْعَةَ أَوْلَادٍ كُلُّهُمْ قَدْ قَرَأَ الْقُرْآنَ.
Arti (selain isnad)nya:
Anas bin Malik berkata, “Putra milik Abu Thalchah sakit hingga wafat; Abu Thalchah sedang keluar (ke tempat nabi SAW). Ketika tahu anak-kecil tersebut meninggal, istri Abu Thalchah mempersiapkan sesuatu. Dan memindahkan mayat tersebut di sisi rumah. Ketika telah datang, Abu Thalchah bertanya, “Bagaimana anak kecil tersebut?.”
Istrinya menjawab, “Diri anak tersebut telah tenang. Saya yakin dia sungguh telah istirahat.”
Abu Thalchah yakin bahwa istrinya jujur. Maka dia bermalam (dengan nyaman). Ketika pagi-pagian, dia mandi (besar). Ketika dia akan keluar rumah, istri memberi tahu bahwa anak tersebut telah wafat.
Abu Thalchah sholat bersama nabi SAW. Lalu memberi khabar nabi SAW mengenai yang telah terjadi di antara mereka berdua. Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah memberi barokah pada kalian berdua, mengenai malam kalian berdua.”
Sufyan bin Uyainah berkata: Seorang lelaki dari Anshar berkata, “Saya telah menyaksikan mereka berdua (Abu Thalchah dan Ummu Sulaim) memiliki sembilan anak yang semuanya telah bisa membacaAl-Qur’an.”

Di antara hikmah yang terkandung dalam Hadits yang mulia ini: Seharusnya wanita Muslimah cerdik dalam membuat rumah-tangga damai. Jangan memberitakan pada suami sebelum titik-waktunya tepat. Membuat hati suami tenang dan bahagia, termasuk amalan mulia. Anak harus dididik agar bisa membaca Al-Qur’an.

2012/09/15

Belajar Bahasa Asing



Entah tahun berapa, KH Abdul Adzohir (عبد الظاهر) perintah, "ِِِِAgar para muballigh dan muballighot mempelajari bahasa English" untuk berdakwah pada kaum asing. Saya ingat betul saat itu Mas Haji Barjo lalu mengundang guru bahasa English. Saat itu saya juga diundang agar belajar bersama. Tetapi saya belum pernah bisa mengabulkan ajakannya karena kesibukan yang menumpuk.
Yang pasti bahwa perintah itu merujuk pada Hadits: سنن الترمذي - (ج 9 / ص 351)
2639 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابِ يَهُودَ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابِي قَالَ فَمَا مَرَّ بِي نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى تَعَلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ إِذَا كَتَبَ إِلَى يَهُودَ كَتَبْتُ إِلَيْهِمْ وَإِذَا كَتَبُوا إِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَوَاهُ الْأَعْمَشُ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ السُّرْيَانِيَّةَ
Arti (selain isnad)nya:
Dari ayah Kharijah (bernama) Zaid bin Tsabit RA: Rasulullah SAW telah perintah agar saya mempelajari beberapa kalimat dari kaum Yahudi. Dia bersabda, “Sungguh saya demi Allah, merasa tidak tenang pada kaum Yahudi, mengenai surat saya.”
Zaid berkata, “Tak sampai lewat waktu setengah bulan, saya berhasil belajar untuk beliau. Setelah berhasil mempelajari, jika dia SAW kirim surat pada kaum Yahudi; saya yang menulis jawaban untuk mereka. Jika kaum Yahudi kirim surat pada nabi SAW; saya yang membacakan surat-surat mereka untuk nabi SAW.”

Abu Isa berkata, “Hadits ini hasan shohih. Sungguh ini telah diriwayatkan dari selain ini arah, dari Zaid bin Tsabit. Al-Akmasy juga meriwayatkan Hadits ini, dari Tsabit bin Ubaid Al-Anshori dari Zaid bin Tsabit: Rasulullah SAW telah perintah agar saya mempelajari bahasa Suryani.

Hadits yang mulia di atas, menunjukkan pentingnya bahasa bagi kita, karena sebagai alat komunikasi. Azzamakhsyari menulis riwayat memikat mengenai Penguasaan Bahasa Asing, untuk kita semua: الكشاف - (ج 3 / ص 183)
روي أنّ الرسول جاءه فقال : أجب الملك ، فخرج من السجن ودعا لأهله : اللهم أعطف عليهم قلوب الأخيار ولا تعم عليهم الأخبار ، فهم أعلم الناس بالأخبار في الواقعات . وكتب على باب السجن : هذه منازل البلوى وقبور الأحياء وشماتة الأعداء وتجربة الأصدقاء ، ثم اغتسل وتنظف من درن السجن ، ولبس ثياباً جدداً فلما دخل على الملك قال : اللهمّ إني أسألك بخيرك من خيره ، وأعوذ بعزتك وقدرتك من شره ، ثم سلم عليه ودعا له بالعبرانية ، فقال : ما هذا اللسان؟ قال لسان آبائي ، وكان الملك يتكلم بسبعين لساناً ، فكلمه بها فأجابه بجميعها ، فتعجب منه وقال : أيها الصدّيق ، إني أحب أن أسمع رؤياي منك . فقال : رأيت بقرات فوصف لونهنّ وأحوالهنّ ومكان خروجهنّ ، ووصف السنابل وما كان منها على الهيئة التي رآها الملك لا يخرم منها حرفاً ، وقال له : من حقك أن تجمع الطعام في الأهراء ، فيأتيك الخلق من النواحي يمتارون منك ، ويجتمع لك من الكنوز ما لم يجتمع لأحد قبلك.
Artinya:
Diriwayatkan bahwa sungguh utusan (dari raja) datang untuk berkata pada Yusuf AS: “Kabulkan undangan raja!.”
Yusuf AS keluar dari penjara, dan untuk keluarganya, berdoa, “Ya Allah! Buatlah hati orang-orang pilihan, sayang pada mereka! Dan  jangan Kau tutup, berita-berita untuk mereka” 
(Berkat doa tersebut), mereka menjadi kaum yang lebih tahu kejadian-kejadian yang muncul.
Di pintu penjara, Yusuf AS menulis, “Ini tempat kaum terkena cobaan. Dan kuburan kaum hidup. Tempat penjeblosan yang membuat musuh bergembira. Dan tempat cobaan berat kaum jujur.” Lalu mandi dan membersihkan diri dari kotoran. Dan mengenakan pakaian yang bagus.

Ketika telah bertemu raja di istana raja, dia AS berdoa, “Ya Allah! Dengan KebaikanMu, saya mohon bagian kebaikan dia. Dengan Kedahsyatan dan QodratMu, saya berlindung dari kejelekan dia.”
Yusuf AS mengucapkan salam dan memanggil raja, dengan bahasa Ibrani
Raja bertanya, “Ini bahasa Apa?.”
Yusuf AS menjawab, “Ini bahasa kakek-kakek saya.”
Konon sang raja menguasai 70 bahasa. Ketika raja mempergunakan 70 bahasa tersebut; Yusuf AS bisa mengimbangi dengan baik. Raja takjub padanya AS.
Raja berkata, “Hai orang yang sangat benar! Sungguh saya senang jika bisa mendengar langsung darimu, penjelasan mengenai Mimpi Saya.”
Yusuf AS berkata, “Saat itu Tuan bermimpi melihat kawanan sapi.” 
Dia AS menjelaskan warna, keadaan, dan tempat keluar kawanan sapi tersebut. Juga menjelaskan dengan lengkap mengenai keadaan tujuh tangkai gandum yang dilihat di dalam mimpi oleh raja. Penjelasannya lengkap sekali, mutlak tidak ada yang ketinggalan.
Raja perintah, “Termasuk tugasmu mengumpulkan bahan makan di dolok-dolok. Jika orang-orang berdatangan dari segala penjuru untuk membeli gandum; kau yang bertugas melayani mereka. Semua simpanan harta-kekayaan milik negara, kau yang akan menanganinya. Bidang yang kau tangani takkan tertandingi oleh seorangpun sebelum kau.”[1]


Ponpes Mulya Abadi Mulungan

[1] Baidhowi jugamenulis riwayat ini di dalam kitabnya.

2012/09/12

Kutubussittah


Image result for ‫كتب الستة‬‎


Kitab Hadits rujukan kuat setelah Al-Qur’an bagi kaum Muslimiin, Kutubussittah: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Enam kitab ini, dikaji mulai awal hingga akhir, di Pondok Pesantren Mulya Abadi Mulungan Mlati Sleman Yogyakarta. Berkat Pertolongan Allah, kutubussittah tersebut bisa dikatamkan dengan cepat. Biasanya mulai dari Bukhari hingga Ibnu Majah, hanya membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan. 
Bagi Muballigh atau Muballighot, kutubussittah yang ternyata merupakan lautan ilmu yang luar biasa; sangat penting, karena menjadi rujukan kuat di dalam menyampaikan Dalil pada umat. Yang paling menonjol mengenai keshahihannya di antara kutubussitah adalah Bukhari lalu Muslim. Dua kitab tersebut, paling shahih setelah Al-Qur’an


Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi