BI 13: Bedah Ibnu Katsir
Kebanyakan kaum Zindiq (Kafir) tidak mau menerima ajaran dari Al-Qur’an. Apalagi mereka yang bukan kaum Arab. Kaum Zindiq yang hidup pada zaman kejayaan Islam; zaman Imam Syafii, bertanya pada Imam Syafii, mengenai Adanya Allah. Intinya tidak percaya bahwa Allah Ada.
Ibnu Katsir menjelaskan: تفسير ابن كثير
- (ج 1 / ص 197)
وعن الشافعي: أنه سئل عن
وجود الصانع، فقال: هذا ورق التوت طعمه واحد تأكله الدود فيخرج منه الإبريسم، وتأكله
النحل فيخرج منه العسل، وتأكله الشاة والبعير والأنعام فتلقيه بعرًا وروثا، وتأكله
الظباء فيخرج منها المسك وهو شيء واحد.
Artinya:
Dari Imam Syafii yang pernah ditanya tentang
adanya yang Maha Karya. Beliau menjawab, “Ini daun-daun pohon tut (murbai/besaran/stroberi). Rasa daun-daunnya, di mana saja sama. (Jika) dimakan oleh ulatsutra, maka menghasilkan benang sutra. (Jika) dimakan oleh kumbang, maka menghasilkan
madu. (Jika) dimakan oleh kambing, unta, atau binatang-ternak, maka menjadi kotoran (lethong). (Jika) dimakan oleh kijang maka menjadi
parfum misik. Padahal tadinya hanya satu yaitu daun murbei (besaran/tut).”
Tanggapan Majlis:
Doktor dan Yu Sane berkata, “Itu petunjuk alami bahwa Allah ada
dan yang mengatur segala-galanya.”
Liti dan lainnya berkata, “Betul!.”
Liti dan Iting berkata, “Daun murbai belum pernah
berencana membuat benang sutra, atau parfum misik, atau madu, karena tidak
berakal. Allah lah yang merencanakan itu semua, karena KemurahanNya yang tak
terbatas.”
Kang Sastro berkata, “Arti Asshani (الصانع) di atas, yang
paling tepat ‘yang Maha berkarya’. Kalau yang Maha Pencipta ‘Al-Khaliq (الخالق)’.”
Video 'pengambilan bahan dasar misik' dari kencing kijang.
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Video 'pengambilan bahan dasar misik' dari kencing kijang.
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar