Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2012/02/09

BI 3: Bedah Ibnu Katsir




Ibnu Katsir pengagum alim besar bernama Assuhaili ini, piawai dalam mengulas Ayat-Ayat Al-Qur’an:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آَتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ فَلَمَّا آَتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آَتَاهُمَا فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ  [الأعراف/189، 190].


Artinya:
Dia yang telah mencipta kalian dari jiwa tunggal. Dan telah menjadikan istrinya darinya, agar dia tenang padanya. Ketika dia telah menutupi (mencoitus istri)nya, istri hamil dengan kehamilan ringan. Maka istri menyempurnakan kehamilan(nya). Ketika (istri) telah memperberat (kehamilannya), (mereka suami-istri) berdoa pada Allah Tuhan mereka:
“Niscaya jika Kau beri kami (anak) shalih, niscaya kami akan tergolong kaum Bersyukur sungguh.”
Namun ketika Allah telah memberi anak shalih, mereka berdua menjadikan anak itu untuk para sekutu, mengenai ‘Anugrah’ yang telah Allah berikan pada mereka berdua. Maha Suci Allah jauh dari yang mereka sekutukan.
Beberapa atsar (Hadits) mengenai kisah di atas:
1.     Muhammad bin Ischaq bin Yasar mendapat pelajaran Hadits dari Dawud bin Al-Chushain dari Ikrimah dari Ibnu Abbas RA: “Konon Chawa melahirkan putra-putra Adam AS. Maka Adam ASmempersiapkan agar mereka nantinya menyembah Allah. Adam AS memberi nama mereka Abdullah dan Ubaidullah, dan yang sepadan itu. Ternyata dua anak tersebut dilanda kematian. Iblis datang pada mereka berdua, untuk berkata ‘sungguh kalau kalian berdua kemarin tidak memberi nama itu pada mereka berdua, niscaya telah hidup’. Chawa pun melahirkan bayi lelaki, maka Adam memberi nama dia Abdul-Charits. Mengenai itulah Allah menurunkan Firman: هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آَتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ فَلَمَّا آَتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آَتَاهُمَا [الأعراف/189، 190. Artinya: Dia yang telah mencipta kalian dari jiwa tunggal, dan telah menjadikan istrinya darinya, agar dia tenang padanya. Ketika dia telah menutupi (mencoitus istri), istrinya hamil dengan hamilan ringan. Maka istri menyempurnakan kehamilan(nya). Ketika (istri) telah memperberat (kehamilannya), (mereka suami-istri) berdoa pada Allah Tuhan mereka: “Niscaya jika Kau beri kami (anak) shalih, niscaya kami akan tergolong kaum Bersyukur sungguh.” Namun ketika Allah telah memberi anak shalih; mereka berdua menjadikan anak itu untuk para sekutu, mengenai Anugrah yang telah Allah berikan pada mereka berdua (bacalah hingga akhirnya Ayat).”
2.     Al-Aufi menjelaskan Kisah Adam AS ini dari Ibnu Abbas RA: هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ. Artinya: Dia yang telah mencipta kalian dari jiwa tunggal. Dan telah menjadikan istrinya darinya, agar dia tenang padanya. Ketika dia telah menutupi (mencoitus istri), istrinya hamil dengan kehamilan ringan. Maka istri menyempurnakan kehamilan(nya). Maksudnya Chawa ragu-ragu telah hamil apa belum ? Ketika (Chawa) telah memperberat (kehamilannya), (mereka suami-istri) berdoa pada Allah Tuhan mereka: “Niscaya jika Kau beri kami (anak) shalih, niscaya kami akan tergolong kaum Bersyukur sungguh.”
3.     Syaitan datang untuk berkata pada mereka berdua, “Kalian tahu kalian berdua akan melahirkan apa ? Binatang apa bukan ?.” Syaitan menghias-hiaskan kebatilan pada mereka berdua. Sungguh dia sesat sangat nyata. Sungguh sebelum itu Chawa telah melahirkan dua putra yang telah wafat semuanya. Syaitan berkata pada mereka berdua, “Sungguh jika kalian berdua tidak menamakan anak ini nanti dengan nama yang berkaitan dengan saya, takkan lahir dalam keadaan sempurna, dan akan wafat seperti dua bayi awal yang telah wafat.” Adam dan Chawa AS pun memberi nama bayi itu ‘Abdul-Charits’ (Hamba Charits). Itulah yang dimaksud oleh Allah Taala ‘namun ketika Allah telah memberi anak shalih, mereka berdua menjadikan anak itu untuk para sekutu, mengenai Anugrah yang telah Allah berikan pada mereka berdua’ (lihatlah Ayatnya secara lengkap, agar lebih paham).
4.     Abdullah bin Al-Mubarak mendapat pelajaran mengenai FirmanNya (yang artinya) ‘namun ketika Allah telah memberi anak shalih, mereka berdua menjadikan anak itu untuk para sekutu, mengenai anugrah yang telah Allah berikan pada mereka berdua’.


Dari Syarik dari Khudhaif dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas RA: “Allah berfirman ‘Dia yang telah mencipta kalian dari jiwa tunggal. Dan telah menjadikan istrinya darinya, agar dia tenang padanya. Ketika dia telah menutupi (mencoitus istri), istrinya hamil dengan kehamilan ringan’. Iblis yang dilaknat oleh Allah pun datang untuk berkata ‘sayalah sahabat kalian berdua yang telah mengeluarkan kalian berdua dari surga. Kalian berdua akan taat padaku ? Atau niscaya sungguh saya akan membuat dua tanduk kijang untuk bayi (yang masih di dalam perut ini) ? Nantinya bayi ini akan keluar dengan merobek perut. Niscaya sungguh saya akan berbuat dan berbuat (ancamnya pada Adam dan Chawa AS) ! Berilah nama Abdul-Charits padanya!’ 
Namun Adam dan Chawa AS tak mau mentaati. Bayi keluar dan wafat. 
Chawa hamil yang ketiga kalinya. Iblis pun datang lagi untuk menuturkan pada mereka berdua. Ternyata keinginan memiliki anak melanda, hingga mereka berdua menamakan bayi itu ‘Abdul-Charits’ (Hamba Charits). Itulah yang dimaksud FirmanNya: ‘جَعَلا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا : Mereka berdua menjadikan beberapa sekutu untuk Dia (Allah), mengenai (Anugerah) yang telah Dia (Allah) berikan pada mereka berdua’.” 
HR Ibu Abi Chatim.

In syaa Allah berlanjut.

Ponpes Mulya Abadi Mulungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar