Heraclius, raja dari Romawi Timur yang sangat cerdas. Hanya dia, pernah kuwalahan menghadapi serangan Raja Barwiz dari Persia. Serangan dalam peperangan akbar tersebut, membuat jantung berdebar, karena banyak darah segar, tumpah, oleh kekejaman perang yang garang. Itu terjadi pada tahun 621 M. Satu tahun sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah.
Barwis bin Hurmuz
mengerahkan pasukan untuk merebut wilayah kekuasaan Heraklius: Syam, Mesir dan
Asia Kecil, dan berhasillah akhirnya. Karena dua kerajaan adi-kuasa tersebut
sangat berpengaruh di wilayah Arab dan sekitarnya; otomatis perjalanan
perang, disimak oleh mereka. Kaum Kafir merasa bahagia
sekali, karena raja Persia idola mereka, mengalahkan raja Romawi.
Pada umat Islam, mereka
berkata “Ye, Romawi kalah. Nasib kalian akan sepeti mereka. Suatu saat kalian
akan kami kalahkan.”
Tentu saja umat Islam
marah, karena harapan mereka; 'Romawi menang' tak terwujud, ditambah dihina
oleh kaum Kafir. Namun tak lama kemudian Allah berfirman:
”الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ
غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ
وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الرَّحِيمُ (5) - Alif Laam Miim. (1) Romawi telah
dikalahkan. (2) Di lebih dekatnya bumi; namun mereka setelah kalahnya akan
mengalahkan. (3) Dalam bidh’i tahun. Milik Allah, segala perkara mulai sejak
sebelum itu dan mulai sejak setelah itu. Dan di hari itu orang-orang Iman
berbahagia. (4) Karena pertolongan Allah: Dia menolong orang yang Dia
kehendaki, dan Dia Maha Mulia Maha penyayang.” (5)
Umat Islam benar-benar
senang secara lahir maupun batin, karena Surat yang turun tersebut. Apa lagi
dalamnya,
dijelaskan:
” وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (6) يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ (7) أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي
أَنْفُسِهِمْ مَا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ
رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ (8) أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ
كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً
وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ
رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا
أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (9) ثُمَّ كَانَ عَاقِبَةَ الَّذِينَ أَسَاءُوا السُّوأَى
أَنْ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَكَانُوا بِهَا يَسْتَهْزِئُونَ (10) – Ini
Janji Allah. Allah takkan menyelisihi Janji-Nya, tetapi sungguh lebih banyaknya
manusia tidak tahu. (6) Mereka mengetahui lahiriah dari kehidupan dunia,
sementara terhadap akhirat mereka lalai. (7) Apakah mereka tidak berpikir
mengenai diri mereka; Allah tidak membuat beberapa langit dan bumi dan yang di
antara itu, kecuali dengan tujuan benar dan tempo yang ditentukan. Dan sungguh
kebanyakan dari manusia niscaya mengkufuri Bertemu Tuhan Mereka. (8) Apakah
mereka belum pernah berjalan-jalan di atas bumi, untuk mengamati bagaimana akibat
orang-orang sebelum mereka. Mereka dulu kekuatannya lebih dahsyat dari pada mereka
(yang ini), dan lebih membekas di
dalam bumi. Dan telah lebih banyak memakmurkannya. Rasul-Rasul mereka juga
telah mendatangkan keterangan-keterangan pada mereka. Saat itu bukannya Allah
menganiaya mereka; namun mereka sendiri yang telah menganiaya diri mereka. (9)
Lalu akibat orang-orang yang telah melakukan kejelekan adalah jelek: karena
mereka telah mendustakan ayat-ayat Allah dan menghinanya. (10).”
Raja Persia bernama
Barwiz, termasuk orang terkaya sedunia saat itu. Dia memiliki sekitar 3.000
sampai 12.000 istri, dan puluhan ribu pacar, perak 120 juta mitsqal, emas, intan,
berlian, dan batu-mulia lainnya yang banyak sekali, tidak bisa dihitung. Karena
memang dia pecinta batu mulia. Jumlah gajahnya mencapai 1.000 ekor, kuda yang
bagus 50.000 ekor.
Barwiz yang artinya dibuat
menang, sangat berbahagia atas kemenangan besar dalam peperangan tersebut.
“Apa lagi saat itu, dia bisa merampas pedang kesayangan Raja Hiraqla yang indah
dan hebat, untuk melengkapi koleksinya,” tulis beberapa sejarahwan.
Kebahagiaan kaum Kafir Makkah
tiba-tiba berubah, oleh Firman Allah di atas. Apalagi saat itu, tokoh orang Islam bernama
Abu Bakr As-Shiddiq menyatakan dengan tegas, “Kaum Romawi akhirnya akan
menang.”
Tentu saja banyak orang
Kafir yang membantah pernyataan tersebut, karena kekuatan kerajaan Kisra, jauh di atas kekuatan kerajaan Romawi, menurut
mereka. Walau
begitu, yang berani membantah Abu
Bakr, hanya tokoh kaum Kafir berperawakan tinggi besar, bernama
Umayah bin Khalaf. Perdebatan seru mereka berdua, berakhir dengan taruhan seratus unta, untuk yang benar
tebakannya. Saat itu taruhan dan perjudian belum diharamkan, di dalam Islam.
Raja Barwiz memang sangat
kejam dan menakutkan. Dia pernah perintah agar Badzan membunuh sejumlah 36 ribu orang, yang dirantai di dalam sel-sel tahanannya. Namun Badzan menolak
dengan tegas. Hal itu mengakibatkan tahanan-tahanan tersebut dendam, dan
memusuhi Barwiz. Bahkan orang yang gila harta, tahta, dan wanita ini, perintah
agar semua pasukannya yang kabur di saat berperang melawan kaum Romawi
‘dibunuh’. Tentu saja mereka marah hingga memusuhi dia.
Yang pasti bahwa, kebejadan moralnya yang diyakini akan
mempermudahkan meraih ambisinya; ternyata justru menjadi jebakan rahasia yang
menjerumuskan pada kematian bahkan membawa ke Neraka.
Tahun 622 M, terjadi lagi peperangan sengit antara Romawi
dan Persia; orang-orang yang gugur banyak sekali. Peperangan yang
berkobar-kobar itu berlangsung lama, seakan tak mengenal lelah, meskipun
korbannya yang berjatuhan semakin banyak. Terlalu banyak penderitaan, isakan,
jeritan dan tangisan, karena peperangan melanda mereka terlalu lama. Namun
banyak juga yang merasa puas, karena telah membunuh para lawannya.
Bulan Juli tahun 626 M, telah muncul dan menyapa; namun mereka tak mempedulikan. Karena disibukkan oleh
keinginan membunuh lawan. Itu semua mengingatkan pada kita bahwa orang terbaik
sejagad adalah Muhammad SAW, karena Perang Fathu-Makkah yang diperkirakan
'Akan Membuat Banjir Darah' sebagai balas dendam dari kekejaman mereka yang tak
terhingga; ternyata justru mendampakkan banjir air mata bahagia, membasahi pipi
dan jenggot mereka. Sepertinya kenyataan tersebut di pamerkan oleh Tuhan dalam
Al-Qur’an:
“إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ
وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا – Sungguh Kami telah memberi Kemenangan yang
nyata untukmu, sebagai alasan Allah:
1.
Mengampuni dosamu yang telah berlalu dan yang
berakhir.
2.
Dan menyempurnakan Nikmat-Nya untukmu.
3. Dan menunjukkan kau pada Jalan Lurus.”
Di saat menjelaskan
Anugrah yang akan diberikan pada Nabi dalam Fathu-Makkah yang bersejarah, Allah menjelaskan, tiga tujuan utamanya, di balik
itu. Bahkan Allah menjelaskan satu lagi “وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا – Dan sebagai Upaya Allah akan menolong kau, dengan Pertolongan yang Dahsyat.”
Di awal bulan Desember
tahun 626 M, Pertolongan datang untuk kaum Romawi. Peperangan meledak dahsyat
di daerah Ninawa, tempat kelahiran Nabi Yunus AS. Pasukan Persia yang gugur
banyak sekali. Hal tersebut membuat pasukan Romawi makin giat dan semangat
berjuang, untuk negerinya. Selama 9 bulan mereka berjuang
mati-matian menyerang, hingga kaum Persia berguguran memenuhi medan perang yang
sangat luas.
Dipastikan saat itu,
bala-tentara malaikat maut berdatangan mencabut ruh manusia besar-besaran. Raja
Barwiz lari ketakutan menuju kerajaannya. Selanjutnya kemenangan kaum Romawi
makin sempurna, karena panglima perang kerajaan Persia berkhianat, yakni justu
membantu raja Romawi.
Bulan Februari tahun 628 M, bulan yang penuh
derita bagi Raja Barwiz. Tidak hanya pasukannya yang diobrak-abrik oleh kaum Romawi, tetapi bahkan dia dibunuh setelah dua matnya dibutakan, oleh putranya bernama Syiruwih.
Kemenangan besar yang
diraih membuat Heraclius (Hiraqla) sangat bahagia. Sebagai rasa sukur, dia
merencanakan melunasi nadzar, yakni mengamalkan Haji-Masyiyan (Haji-Jalan-Kaki) mulai dari Chimsh (Homs) hinga Baitil-Madis. Hiraqla menjadi
raja terbesar sejagad di mata kaum Kafir, setelah menaklukkan Raja Barwiz.
Yang perlu dicatat
tentang kemenangan Hiraqla atas Barwiz adalah, “لِلَّهِ الْأَمْرُ
مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ – Milik Allah, segala perkara
dari sejak sebelum itu, dan dari sejak setelah itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar