Hari itu Ustadz berfatwa benar tapi konyol “Jangankan bahasa Arab, bahasa Jawa saja kalau nggak teliti huruf-hurufnya nggak tahu maksudnya khok. Contoh, ada syair berbunyi:
[1] Janda beranak dua yang menikah dengan duda.
[2] Mungkin yang benar tulisannya dipel Liti bojone, karena Liti suaminya suka membawa pel-beras.
[3] Anak yu Sane pertama.
[4] Anak yu Sane kedua.
[5] Tengah adalah anak-suami-yu-Sane.
[6] Mungkun tulisan yang benar dipel Liti.
[7] Nama penjahat penjilat yang melekat pada Liti. “El adalah huruf, ‘iti’adalah tiga huruf paling kanan dari Liti Liti Liti Liti,” bantah seorang.
Apelijo disigar dadi telu
sing kiwo dikiro ‘a’ sing tengen dikiro ‘jo’ sing tengah diperes kanggo jamu
dasar prawan bodo diomongi kang Bento
tengahe apelijo iku tombo loro-bronto
prawan bodo ngajio ing Ngayogyo.”
Iki piye tulisane2
Tengahe[5] bojone didekake
Pancen kreatif tenan yu Sane
Pancen sabar temenan yu Sane
Bola-bali dipeliti[6]
Yu Sane tetep ngabekti
Mulo Liti-ne sayang lan gemati2
Liti Liti Liti Liti
singkirno Elaniti[7] siapo dipeliti.”
Awalnya beberapa santri tidak faham, setelah faham mereka tertawa.[1] Janda beranak dua yang menikah dengan duda.
[2] Mungkin yang benar tulisannya dipel Liti bojone, karena Liti suaminya suka membawa pel-beras.
[3] Anak yu Sane pertama.
[4] Anak yu Sane kedua.
[5] Tengah adalah anak-suami-yu-Sane.
[6] Mungkun tulisan yang benar dipel Liti.
[7] Nama penjahat penjilat yang melekat pada Liti. “El adalah huruf, ‘iti’adalah tiga huruf paling kanan dari Liti Liti Liti Liti,” bantah seorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar