SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2013/09/29

Nabi Yusuf AS






قَوْلُهُ تَعَالَى: (وَقالَ الَّذِي اشْتَراهُ مِنْ مِصْرَ لِامْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْواهُ) قِيلَ: الِاشْتِرَاءُ هُنَا بِمَعْنَى الاستبدال، أذا لَمْ يَكُنْ ذَلِكَ عَقْدًا، مِثْلُ:" أُولئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدى " [البقرة: 16] . قَالَ الضَّحَّاكُ: هَذَا الَّذِي اشْتَرَاهُ مَلِكُ مِصْرَ، وَلَقَبُهُ الْعَزِيزُ. قَالَ السُّهَيْلِيُّ: وَاسْمُهُ قِطْفِيرُ. وَقَالَ ابْنُ إِسْحَاقَ: إِطْفِيرُ بْنُ رُوَيْحِبٍ اشْتَرَاهُ لِامْرَأَتِهِ رَاعِيلَ، ذَكَرَهُ الْمَاوَرْدِيُّ. وَقِيلَ: كَانَ اسْمُهَا زَلِيخَاءَ. وَكَانَ اللَّهُ أَلْقَى مَحَبَّةَ يُوسُفَ عَلَى قَلْبِ الْعَزِيزِ، فَأَوْصَى بِهِ أَهْلَهُ، ذَكَرَهُ الْقُشَيْرِيُّ. وَقَدْ ذَكَرَ الْقَوْلَيْنِ فِي اسْمِهَا الثَّعْلَبِيُّ وَغَيْرُهُ. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: إِنَّمَا اشْتَرَاهُ قِطْفِيرُ وَزِيرُ مَلِكِ مِصْرَ، وَهُوَ الرَّيَّانُ بْنُ الْوَلِيدِ. وَقِيلَ: الْوَلِيدُ بْنُ الرَّيَّانِ، وَهُوَ رَجُلٌ مِنَ الْعَمَالِقَةِ. وَقِيلَ: هُوَ فِرْعَوْنُ مُوسَى، لِقَوْلِ مُوسَى:" وَلَقَدْ جاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّناتِ" [غافر: 34] وَأَنَّهُ عَاشَ أَرْبَعَمِائَةِ سَنَةٍ. وَقِيلَ: فِرْعَوْنُ مُوسَى مِنْ أَوْلَادِ فِرْعَوْنِ يُوسُفَ، عَلَى مَا يَأْتِي فِي" غَافِرٍ" بَيَانُهُ. وَكَانَ هَذَا الْعَزِيزُ الَّذِي اشْتَرَى يُوسُفَ عَلَى خَزَائِنِ الْمَلِكِ، وَاشْتَرَى يُوسُفَ مِنْ مَالِكِ بْنِ دُعْرٍ بِعِشْرِينَ دِينَارًا، وَزَادَهُ حُلَّةً وَنَعْلَيْنِ. وَقِيلَ: اشْتَرَاهُ مِنْ أَهْلِ الرُّفْقَةِ. وَقِيلَ: تَزَايَدُوا فِي ثَمَنِهِ فَبَلَغَ أَضْعَافُ وَزْنِهِ مسكا وعنبرا وحريرا وورقا وذهبا ولآلي وَجَوَاهِرَ لَا يَعْلَمُ قِيمَتَهَا إِلَّا اللَّهُ، فَابْتَاعَهُ قِطْفِيرُ مِنْ مَالِكٍ بِهَذَا الثَّمَنِ، قَالَهُ وَهْبُ بْنُ مُنَبِّهٍ. وَقَالَ وَهْبٌ أَيْضًا وَغَيْرُهُ: وَلَمَّا اشْتَرَى مَالِكُ بْنُ دُعْرٍ يُوسُفَ مِنْ إِخْوَتِهِ كَتَبَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ كِتَابًا: هَذَا مَا اشْتَرَى مَالِكُ بْنُ دُعْرٍ مِنْ بَنِي يَعْقُوبَ، وَهُمْ فُلَانٌ وَفُلَانٌ مَمْلُوكًا لَهُمْ بِعِشْرِينَ دِرْهَمًا، وَقَدْ شَرَطُوا لَهُ أَنَّهُ آبِقٌ، وَأَنَّهُ لَا يَنْقَلِبُ بِهِ إِلَّا مُقَيَّدًا مُسَلْسَلًا، وَأَعْطَاهُمْ عَلَى ذَلِكَ عَهْدَ اللَّهِ. قَالَ: فَوَدَّعَهُمْ يُوسُفَ عِنْدَ ذَلِكَ، وَجَعَلَ يَقُولُ: حَفِظَكُمُ اللَّهُ وَإِنْ ضَيَّعْتُمُونِي، نَصَرَكُمُ اللَّهُ وَإِنْ خَذَلْتُمُونِي، رَحِمَكُمُ اللَّهُ وَإِنْ لَمْ تَرْحَمُونِي، قَالُوا: فَأَلْقَتِ الْأَغْنَامُ مَا فِي بُطُونِهَا دَمًا عَبِيطًا لِشِدَّةِ هَذَا التَّوْدِيعِ، وَحَمَلُوهُ عَلَى قَتَبٍ بِغَيْرِ غِطَاءٍ وَلَا وِطَاءٍ، مُقَيَّدًا مُكَبَّلًا مُسَلْسَلًا، فَمَرَّ عَلَى مَقْبَرَةِ آلِ كَنْعَانَ فَرَأَى قَبْرَ أُمِّهِ- وَقَدْ كَانَ وُكِّلَ بِهِ أَسْوَدُ يَحْرُسُهُ فَغَفَلَ الْأَسْوَدُ- فَأَلْقَى يُوسُفُ نَفْسَهُ عَلَى قبر أمه فجعل يتمرغ وَيَعْتَنِقُ الْقَبْرَ وَيَضْطَرِبُ وَيَقُولُ: يَا أُمَّاهُ! ارْفَعِي رَأْسَكَ تَرَيْ وَلَدَكَ مُكَبَّلًا مُقَيَّدًا مُسَلْسَلًا مَغْلُولًا، فَرَّقُوا بَيْنِي وَبَيْنَ وَالِدِي، فَاسْأَلِي اللَّهَ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَنَا فِي مُسْتَقَرِّ رَحْمَتِهِ إِنَّهُ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ، فَتَفَقَّدَهُ الْأَسْوَدُ عَلَى الْبَعِيرِ فَلَمْ يَرَهُ، فَقَفَا أَثَرَهُ، فَإِذَا هُوَ بَيَاضٌ عَلَى قَبْرٍ، فَتَأَمَّلَهُ فَإِذَا هُوَ إِيَّاهُ، فَرَكَضَهُ بِرِجْلِهِ فِي التُّرَابِ وَمَرَّغَهُ وَضَرَبَهُ ضَرْبًا وَجِيعًا، فَقَالَ لَهُ: لَا تَفْعَلُ! وَاللَّهِ مَا هَرَبْتُ وَلَا أَبَقْتُ وَإِنَّمَا مَرَرْتُ بِقَبْرِ أُمِّي فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُوَدِّعَهَا، وَلَنْ أَرْجِعَ إِلَى مَا تَكْرَهُونَ، فَقَالَ الْأَسْوَدُ: وَاللَّهِ إِنَّكَ لَعَبْدُ سُوءٍ، تَدْعُو أَبَاكَ مَرَّةً وَأُمَّكَ أُخْرَى! فَهَلَّا كَانَ هَذَا عِنْدَ مَوَالِيكَ، فَرَفَعَ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ وَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَتْ لِي عِنْدَكَ خَطِيئَةٌ أَخَلَقْتَ بِهَا وَجْهِي فَأَسْأَلُكَ بِحَقِ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، فَضَجَّتِ الْمَلَائِكَةُ فِي السَّمَاءِ، وَنَزَلَ جِبْرِيلُ فَقَالَ لَهُ: يَا يُوسُفُ! غُضَّ صَوْتَكَ فَلَقَدْ أَبْكَيْتَ مَلَائِكَةَ السَّمَاءِ! أَفَتُرِيدُ أَنْ أَقْلِبَ الْأَرْضَ فَأَجْعَلُ عَالِيَهَا سَافِلَهَا؟ قَالَ: تَثَبَّتْ يَا جِبْرِيلُ، فَإِنَّ اللَّهَ حَلِيمٌ لَا يَعْجَلُ، فَضَرَبَ الْأَرْضَ بِجَنَاحِهِ فَأَظْلَمَتْ، وَارْتَفَعَ الْغُبَارُ، وَكَسَفَتِ الشَّمْسُ، وَبَقِيَتِ الْقَافِلَةُ لَا يَعْرِفُ بَعْضُهَا بَعْضًا، فَقَالَ رَئِيسُ الْقَافِلَةِ: مَنْ أَحْدَثَ مِنْكُمْ حَدَثًا؟ - فَإِنِّي أُسَافِرُ مُنْذُ كَيْتَ وَكَيْتَ مَا أَصَابَنِي قَطُّ مِثْلُ هَذَا- فَقَالَ الْأَسْوَدُ: أَنَا لَطَمْتُ ذَلِكَ الْغُلَامَ الْعِبْرَانِيَّ فَرَفَعَ يَدَهُ إِلَى السَّمَاءِ وَتَكَلَّمَ بِكَلَامٍ لَا أَعْرِفُهُ، وَلَا أَشُكُّ أَنَّهُ دَعَا عَلَيْنَا، فَقَالَ لَهُ: مَا أَرَدْتَ إِلَّا هَلَاكَنَا! ايتَنَا بِهِ، فَأَتَاهُ بِهِ، فَقَالَ لَهُ: يَا غُلَامُ! لَقَدْ لَطَمَكَ فَجَاءَنَا مَا رَأَيْتَ، فَإِنْ كُنْتَ تَقْتَصُّ فَاقْتَصَّ مِمَّنْ شِئْتَ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْفُو فَهُوَ الظَّنُّ بِكَ، قَالَ: قَدْ عَفَوْتُ رَجَاءَ أَنْ يَعْفُوَ اللَّهُ عَنِّي، فَانْجَلَتِ الْغَبَرَةُ، وَظَهَرَتِ الشَّمْسُ، وَأَضَاءَ مَشَارِقُ الْأَرْضِ وَمَغَارِبُهَا، وَجَعَلَ التَّاجِرُ يَزُورُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ وَيُكْرِمُهُ، حَتَّى وَصَلَ إِلَى مِصْرَ فَاغْتَسَلَ فِي نِيلِهَا وَأَذْهَبَ اللَّهُ عَنْهُ كَآبَةَ السَّفَرِ، وَرَدَّ عَلَيْهِ جَمَالَهُ، وَدَخَلَ بِهِ الْبَلَدُ نَهَارًا فَسَطَعَ نُورُهُ عَلَى الْجُدَرَانِ، وَأَوْقَفُوهُ لِلْبَيْعِ فَاشْتَرَاهُ قِطْفِيرُ وَزِيرُ الْمَلِكِ، قَالَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ.

Artinya:
Firman Dia Taala, “Dan orang dari Mesir yang telah membeli (Yusuf) AS, berkata ‘muliakan kedudukan dia!’ pada istrinya.
Ada yang menjelaskan membeli di sini, artinya menukar, karena saat itu belum ada perdagangan. Semisal Firman ‘mereka orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk’ (yang dimiliki). [QS Al-Baqarah 16]. 
Addhochak berkata ‘yang membeli dia AS, raja Mesir’, yang panggilan kehormatannya ‘Al-Aziz’.
Assuhaili berkata ‘nama dia Qithfir’.”
Ibnu Ishaq berkata, “Nama dia Ithfir bin Ruwaichib. Dia membeli Yusuf AS, untuk istrinya, Rail” Jelas Al-Mawardi.
Ada yang berkata, “Nama (istri Qithfir), ‘Zalikha’. Konon Allah meletakkan rasa cinta di hati (Qithfir) Al-Aziz, terhadap Yusuf AS. Dia berpesan pada istrinya” Terang Al-Qusyairi.
Atssalabi dan lainnya telah menjelaskan dua penjelasan, tentang nama Zalikha.
Ibnu Abbas AS berkata, “Yang membeli Yusuf AS, Qithfir patih raja Mesir. (Nama rajanya) Rayyan bin Al-Walid.” [1]
Ada yang berkata, “Nama raja Al-Walid bin Rayyan, lelaki dari Amaliqah.”
Ada yang berkata, “Raja inilah Firaunnya Musa AS, berdasarkan ucapan Musa AS (dalam Al-Qur’an):
‘Padahal niscaya sungguh sejak sebelum ini, Yusuf AS’ telah datang pada kalian dengan (membawa) keterangan-keterangan. [Qs Al-Ghafir 34]. Firaun hidup 400 tahun.”
Ada yang berkata, “Firaunnya Musa AS termasuk cucu Firaunnya Yusuf AS. Penjelasan ini akan dipaparkan di dalam (tafsir) Surat Al-Ghafir. Orang Mulia ini bertugas menangani perbendaharaan kerajaan Mesir. Dia membeli Yusuf AS, duapuluh dinar, dari Malik bin Duer. Memberi tambahan pakaian hullah dan dua sandal.”
Ada yang menjelaskan, “Dia membeli Yusuf AS, dari penduduk Rufqah.”
Ada yang berkata, “Mereka bersaing membeli Yusuf AS. Hingga beliau ditukar dengan barang-barang mahal yang lebih berat dari badannya:
1.     Parfum Misik.
2.     Parfum Anbar.
3.     Sutra.
4.     Perak.
5.     Emas.
6.     Mutiara Jauhari.
Hanya Allah yang tahu harganya. Hanya Qithfir yang mampu membayar dengan barang-barang berharga sebanyak itu” Terang Waheb bin Munabbih.
Waheb dan lainnya juga menjelaskan, “Ketika membeli Yusuf AS dari saudara-saudaranya, Malik bin Duer menulis surat perjanjian:
1.     Ini pembelian Malik bin Duer dari putra-putra Yaqub AS. Mereka; fulan dan fulan.
2.     Budak milik mereka dibeli 20 dirham.
3.     Mereka menyatakan ‘budak ini sering minggat’.
4.     Malik tidak mau membawa, kecuali dalam keadaan diikat tangannya dengan rantai.
5.     Malik telah menyumpah mereka.
Saat itu Yusuf AS berpesan pada mereka ‘semoga Allah menjaga kalian, meskipun kalian telah menyia-nyiakan saya. Semoga Allah menolong kalian, meskipun kalian telah menghina saya. Semoga Allah menyayang kalian, meskipun kalian tidak sayang saya’.
Mereka berkata ‘maka mendung mengguyurkan darah segar pada mereka, karena dahsyatnya ucapan Yusuf AS’.
Yusuf AS dibawa oleh mereka, tanpa diberi tutup, dan tidak diberi sanggurdi pada kakinya. Diikat dengan tali dan rantai. Setelah melewati kubur keluarga besar Kanan, dia AS melihat kubur ibunya. Saat itu orang hitam penjaga dia sedang lengah.
Yusuf AS koprol dalam keadaan tangannya terikat. Di atas kubur ibunya, Yusuf AS berguling-guling dan memeluk kubur. Sambil memukul-mukul, dia berkata ‘ya Ibu! Angkatlah kepalamu! Agar melihat tangan anakmu dibelenggu! Diikat erat dengan rantai! Mereka memisahkan saya dari ayah! Berdoalah agar Allah mengumpulkan kita di dalam ketenangan RahmatNya! Sungguh Dia lebih sayangnya para penyayang!.” [2]
Si hitam penjaga Yusuf AS terkejut, karena unta yang dikendarai oleh Yusuf, kosong. Dia terkejut ketika melihat di atas kubur ada sosok berwarna putih. Setelah diamati dengan cermat, ternyata dia Yusuf AS yang dicari.
Dia menjejakkan kakinya agar Yusuf  jatuh ketanah. Yusuf di kotori dengan tanah, dan dipukul dengan pukulan keras, membuat kesakitan.
Yusuf AS berkata ‘jangan! Demi Allah saya tidak lari dan tidak kabur! Yang benar karena melihat kubur ibu, saya datang untuk berziarah! Saya takkan mengulangi kelakuan yang kalian benci!’.
Dia berkata ‘sungguh kau budak jahat! Kau berdoa jelek untuk ayahmu! Lalu berdoa jelek untuk ibumu!? Jangan-jangan tadinya kau juga mendoakan jelek pada majikanmu!?’.
Yusuf AS mengangkat dua tangannya dan berdoa ‘ya Allah! Jika saya memiliki dosa di sisiMu, apa Kau menciptakan dosa di wajahku? Dengan hak ayah-ayah saya; Ibrahim, Ishaq dan Yaqub AS, ampuni dan sayangilah saya!’.
Sontak para malaikat di langit sama meledakkan tangisan. Jibril AS turun untuk berkata ‘ya Yusuf! Pelankan suaramu! Kau telah membuat menangis para malaikat di langit! Setujukah kau? Jika atasnya bumi ini saya balik ke bawahnya?’.
Yusuf AS berkata ‘sebentar ya Jibril! Allah Maha penyantun tidak tergesa-gesa!’.
Jibril AS mengibaskan sayap ke bumi; sontak dunia menjadi gelap, debu-debu beterbangan, matahari gerhana. Kafilah pembawa Yusuf tidak bisa melihat teman-teman mereka.
Pimpinan kafilah berkata ‘siapa kalian yang melakukan dosa? Saya telah pergi jauh berkali-kali, belum pernah mengalami seperti ini!?’.
Si hitam berkata ‘saya tadi memukul remaja dari Ibrani. Lalu dia mengangkat tangan, mengucapkan perkataan yang tidak saya pahami. Saya yakin dia berdoa atas kita’.
Dia berkata ‘kau tidak menghendaki pada kami kecuali jelek! Datangkan dia kemari!’.
Si hitam segera mendatangkan Yusuf AS.
Pada pimpinan rombongan, Yusuf  berkata, ‘ya Nak! Dia telah memukul kau, lalu membawa kau kemari! Kalau kau akan membalas orang yang telah menganiaya kau, silahkan! Namun jika kau memaafkan dia, itu yang saya yakini!.”
Yusuf berkata ‘dia saya maafkan, karena saya berharap Allah mengampuni saya’.
Debu-debu turun ke bumi. Matahari kembali menerangi alam semesta. Pedagang yang tadinya jahat, tiap pagi dan sore berkunjung untuk memuliakan Yusuf AS.
Setelah sampai Mesir, Yusuf AS mandi di sungai Nil. Allah menghilangkan beratnya perjalanan dari dia AS. Dan mengembalikan lagi ketampanannya. Dia masuk kota pada waktu siang. Sinar wajahnya menerangi dinding-dinding.

"Rombongan berhenti untuk menjual dia AS. Dia dibeli oleh Qithfir, patih raja Mesir" Terang Ibnu Abbas, sebagaimana yang telah berlalu.



Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia

[1] Kaum Arab menganggap ‘patih’ adalah raja di bawah raja.
[2] Penulis yakin kisah ini ada yang salah. Tidak mungkin Yusuf AS berkata pada ibunya yang telah dikubur. Apalagi sampai minta agar didoakan oleh ibunya yang telah dikubur.

2013/09/24

Kajian Surat Al-Baqarah 142 - 144




{سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ () وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ () قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ ()} [البقرة: 142 - 144]

Artinya:
Orang-orang bodoh dari manusia akan berkata, “Apa yang membelokkan mereka dari Qiblat yang telah mereka (qiblati)? Katakan ‘milik Allah Timur dan Barat! Dia menunjukkan orang yang Dia kehendaki pada jalan yang lurus!’.” [142]
Seperti itulah Kami telah menjadikan kalian sebagai umat tengah (adil), agar kalian nanti menjadi saksi-saksi atas manusia, dan agar Utusan menjadi saksi atas kalian. Kami tidak menjadikan Qiblat yang telah kau (tetapi) atasnya, tiada lain kecuali agar Kami tahu orang yang mengikuti Rasul, dari orang yang kembali pada dua tumitnya. Sungguh (menghadap Qiblat) niscaya berat, kecuali atas orang-orang yang telah Allah beri petunjuk. (Sejak dulu) Allah tidak menyia-nyiakan iman kalian. Sungguh Allah Maha pengasih Maha penyayang pada manusia. [143]
Sungguh Kami (sering) menyaksikan bolak-balik wajahmu ke langit. Maka niscaya kau akan Kami hadapkan sungguh pada Qiblat yang kau ridhoi! Maka hadapkan wajahmu ke arah Masjidil-Haram! Di manapun kalian, maka hadapkan wajah-wajah kalian ke arahnya! Sungguh orang-orang yang telah diberi kitab, niscaya tahu bahwa sungguh itu ‘benar’ dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lupa mengenai yang mereka lakukan [144].

Di dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menukil riwayat Bukhari, tentang perubahan Qiblat dari Baitul-Maqdis ke Makkah: صحيح البخاري (6/ 21)
4486 - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، سَمِعَ زُهَيْرًا، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ البَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى إِلَى بَيْتِ المَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا، أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا، وَكَانَ يُعْجِبُهُ أَنْ تَكُونَ قِبْلَتُهُ قِبَلَ البَيْتِ، وَأَنَّهُ صَلَّى، أَوْ صَلَّاهَا، صَلاَةَ العَصْرِ وَصَلَّى مَعَهُ قَوْمٌ» فَخَرَجَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ صَلَّى مَعَهُ فَمَرَّ عَلَى أَهْلِ المَسْجِدِ وَهُمْ رَاكِعُونَ، قَالَ: أَشْهَدُ بِاللَّهِ، لَقَدْ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِبَلَ مَكَّةَ، فَدَارُوا كَمَا هُمْ قِبَلَ البَيْتِ، وَكَانَ الَّذِي مَاتَ عَلَى القِبْلَةِ قَبْلَ أَنْ تُحَوَّلَ قِبَلَ البَيْتِ رِجَالٌ قُتِلُوا، لَمْ نَدْرِ مَا نَقُولُ فِيهِمْ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}.

Arti (selain isnad)nya:
Sungguh Rasulullah SAW telah shalat (menghadap) pada Baitul-Maqdis selama 16 atau 17 bulan.[1] Sejak dulu Qiblat ke arah Baitullah ‘mengagumkan’ pada beliau SAW. Sungguh beliau telah shalat (atau melakukan shalat asar, menghadap Baitul-Maqdis). Beliau shalat, dimakmumi oleh kaum.
Seorang lelaki yang telah shalat bersama beliau, keluar untuk lewat pada penghuni Masjid yang sedang rukuk. Dia berkata, “Saya bersaksi demi Allah! Niscaya sungguh saya telah shalat bersama Rasulillah SAW ke arah Makkah.”
Sontak mereka berputar sebagaimana keadaan mereka, ke arah Baitullah. “Konon orang yang telah wafat (dalam keadaan berqiblat) yang sebelum dipindahkan ke Baitullah; sejumlah lelaki telah terbunuh (di Jalan Allah). Kami tidak tahu yang kami katakan tentang mereka.” (Terang Barrak RA).
Maka Allah menurunkan Firman, “(Sejak dulu) Allah tidak menyia-nyiakan iman kalian. Sungguh Allah Maha Pengasih Maha Penyayang pada manusia.”


[1] Terhitung dari nabi SAW hijrah ke Madinah. Berarti ketika masih di Makkah, Rasulillah SAW shalat menghadap Ka’bah.

Pengorbanan Ibu


Image result for ‫الزواجر‬‎


Azzawajir menulis syair tentang Pengorbanan Ibu, dengan bahasa Arab indah; الزواجر عن اقتراف الكبائر (2/ 114)

لِأُمِّك حَقٌّ لَوْ عَلِمْت كَبِيرُ ... كَثِيرُك يَا هَذَا لَدَيْهِ يَسِيرُ
فَكَمْ لَيْلَةً بَاتَتْ بِثِقَلِك تَشْتَكِي ... لَهَا مِنْ جُوَاهَا أَنَّةٌ وَزَفِيرُ
وَفِي الْوَضْعِ لَوْ تَدْرِي عَلَيْهَا مَشَقَّةٌ ... فَمِنْ غُصَصٍ مِنْهَا الْفُؤَادُ يَطِيرُ
وَكَمْ غَسَلَتْ عَنْك الْأَذَى بِيَمِينِهَا ... وَمَا حِجْرُهَا إلَّا لَدَيْك سَرِيرُ
وَتَفْدِيك مِمَّا تَشْتَكِيهِ بِنَفْسِهَا ... وَمِنْ ثَدْيِهَا شُرْبٌ لَدَيْك نَمِيرُ
وَكَمْ مَرَّةً جَاعَتْ وَأَعْطَتْك قُوتَهَا ... حُنُوًّا وَإِشْفَاقًا وَأَنْتَ صَغِيرُ
فَآهًا لِذِي عَقْلٍ وَيَتْبَعُ الْهَوَى ... وَآهًا لِأَعْمَى الْقَلْبِ وَهُوَ بَصِيرُ
فَدُونَك فَارْغَبْ فِي عَمِيمِ دُعَائِهَا ... فَأَنْتَ لِمَا تَدْعُو إلَيْهِ فَقِيرُ        .

Artinya:
Sangat remeh di sisi ibumu
Karena repot (merawat) anda
Merintih dan mengaduh karena
Susah (merawat anda)
Beberapa teguk susu yang dia berikan
Dengan tangan kanannya
Pangkuan dia "Tahta bagi anda"
Menebus deritamu dengan dirinya
(Susu) dari dua payudaranya
Bahan darah untuk anda
Namun tetap memberi makan  tuan
Dengan bahagia dan rasa sayang
Ketika tuan harus disayang
Rugi bagi yang punya logika
Namun mengikuti hawa
Oh! Bagi yang berhati buta
Padahal matanya terbuka
Maka ayo (kita) berbahagia
Dalam banyaknya doanya
Anda
Membutuhkan doa dia