Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

2013/03/30

Kajian Al-Baqarah 62 - 64


{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (63) ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (64)} [البقرة: 62 - 64].

Di atas ada beberapa huruf ‘waw (وَ)’ yang tidak diartikan ‘dan’, karena sebagai koma (athof).
Kaum Yahudi, Shabiin, dan Nashrani, yang dimaksud dalam Ayat di atas, yang telah berlalu dan benar-benar mengikuti Nabi mereka. 
Ibnu Kastir menyitir penjelasan Assuddi: تفسير ابن كثير (1 / 284):
وَقَالَ السُّدِّيُّ: {إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا} الْآيَةَ: نَزَلَتْ فِي أَصْحَابِ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، بَيْنَا هُوَ يُحَدِّثُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذْ ذَكَرَ أَصْحَابَهُ، فَأَخْبَرَهُ خَبَرَهُمْ، فَقَالَ: كَانُوا يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيُؤْمِنُونَ بِكَ، وَيَشْهَدُونَ أَنَّكَ سَتُبْعَثُ نَبِيًّا، فَلَّمَا فَرَغَ سَلْمَانُ مِنْ ثَنَائِهِ عَلَيْهِمْ، قَالَ لَهُ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا سَلْمَانُ، هُمْ مِنْ أَهْلِ النَّارِ". فَاشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَى سَلْمَانَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ، فَكَانَ إِيمَانُ الْيَهُودِ: أَنَّهُ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَسُنَّةِ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ؛ حَتَّى جَاءَ عِيسَى. فَلَمَّا جَاءَ عِيسَى كَانَ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَأَخَذَ بِسُنَّةِ مُوسَى، فَلَمْ يَدَعْهَا وَلَمْ يَتْبَعْ عِيسَى، كَانَ هَالِكًا. وَإِيمَانُ النَّصَارَى أَنَّ مَنْ تَمَسَّكَ بِالْإِنْجِيلِ مِنْهُمْ وَشَرَائِعِ عِيسَى كَانَ مُؤْمِنًا مَقْبُولًا مِنْهُ حَتَّى جَاءَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَنْ لَمْ يتبعْ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ ويَدَعْ مَا كَانَ عَلَيْهِ مِنْ سُنَّةِ عِيسَى وَالْإِنْجِيلِ -كَانَ هَالِكًا.

Artinya:
Assuddi berkata (Firman), “Sesungguhnya orang-orang yang telah beriman dan telah (beragama) Yahudi, kaum Nashrani, dan kaum Shabiin; barangsiapa telah beriman pada Allah dan hari akhir, dan telah beramal shalih, maka berhak mendapatkan pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tiada khawatir atas mereka, dan mereka takkan susah.” Turun mengenai sahabat-sahabat Salman Al-Farisi. Suatu ketika dia bercerita pada Nabi SAW; saat itu dia ingat para sahabatnya. Pada Nabi SAW, dia melaporkan, “Dulu mereka berpuasa dan shalat, beriman dan bersaksi bahwa Kau akan diutus sebagai Nabi SAW.”
Ketika Salman telah selesai menyanjung mereka; Nabi SAW bersabda, “Ya Salman! Mereka tergolong ahli neraka.”  
Sabda itu membuat Salman syok. Lalu Allah menurunkan ini Ayat (untuk membenarkan Sabda Nabi SAW). Itu berarti iman kaum Yahudi yang dimaksud; mereka yang berpegangan kitab Taurat dan Sunnah Nabi Musa AS, hingga datang Nabi Isa AS. Ketika Isa AS telah datang; orang yang berpegangan kitab Taurat dan Sunnah Nabi Musa AS, namun tidak mau mengikuti Nabi Isa AS, maka rusak. Iman kaum Nashrani yang diterima, yang mau berpegangan pada Injil dan Syariat-Syariat Nabi Isa AS, hingga Muhammad SAW datang. (Sekarang) barangsiapa tidak mau mengikuti Muhammad SAW, dan meninggalkan Sunnah-sunnah yang telah dilakukan oleh Isa AS, maupun Injil; maka rusak.

Ibnu Katsir juga menjelaskan: تفسير ابن كثير (1 / 284):
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حاتم: وروي عن سعيد بن جبير نحو هَذَا قُلْتُ: وَهَذَا لَا يُنَافِي مَا رَوَى عَليّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ} الْآيَةَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ بَعْدَ ذَلِكَ: {وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران: 85].
فَإِنَّ هَذَا الَّذِي قَالَهُ [ابْنُ عَبَّاسٍ] إِخْبَارٌ عَنْ أَنَّهُ لَا يَقْبَلُ مِنْ أَحَدٍ طَرِيقَةً وَلَا عَمَلًا إِلَّا مَا كَانَ مُوَافِقًا لِشَرِيعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ أَنْ بَعَثَهُ [اللَّهُ] بِمَا بَعَثَهُ بِهِ، فَأَمَّا قَبْلَ ذَلِكَ فَكُلُّ مَنِ اتَّبَعَ الرَّسُولَ فِي زَمَانِهِ فَهُوَ عَلَى هُدًى وَسَبِيلٍ وَنَجَاةٍ، فَالْيَهُودُ أَتْبَاعُ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، الَّذِينَ كَانُوا يَتَحَاكَمُونَ إِلَى التَّوْرَاةِ فِي زَمَانِهِمْ.
وَالْيَهُودُ مِنَ الْهَوَادَةِ وَهِيَ الْمَوَدَّةُ أَوِ التَّهَوُّدُ وَهِيَ التَّوْبَةُ؛ كَقَوْلِ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ: {إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ} [الْأَعْرَافِ: 156] أَيْ: تُبْنَا، فَكَأَنَّهُمْ سُمُّوا بِذَلِكَ فِي الْأَصْلِ لِتَوْبَتِهِمْ وَمَوَدَّتِهِمْ فِي بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ.
[وَقِيلَ: لِنِسْبَتِهِمْ إِلَى يَهُوذَا أَكْبَرِ أَوْلَادِ يَعْقُوبَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَقَالَ أَبُو عَمْرِو بْنُ الْعَلَاءِ: لِأَنَّهُمْ يَتَهَوَّدُونَ، أَيْ: يَتَحَرَّكُونَ عِنْدَ قِرَاءَةِ التَّوْرَاةِ] .
فَلَمَّا بُعِثَ عِيسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ اتِّبَاعُهُ وَالِانْقِيَادُ لَهُ، فَأَصْحَابُهُ وَأَهْلُ دِينِهِ هُمُ النَّصَارَى، وَسُمُّوا بِذَلِكَ لِتَنَاصُرِهِمْ فِيمَا بَيْنَهُمْ، وَقَدْ يُقَالُ لَهُمْ: أَنْصَارٌ أَيْضًا، كَمَا قَالَ عِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ: {مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ} [آلِ عِمْرَانَ: 52] وَقِيلَ: إِنَّهُمْ إِنَّمَا سُمّوا بِذَلِكَ مِنْ أَجْلِ أَنَّهُمْ نَزَلُوا أَرْضًا يُقَالُ لَهَا نَاصِرَةٌ، قَالَهُ قَتَادَةُ وَابْنُ جُرَيج، وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَيْضًا، وَاللَّهُ أَعْلَمُ. وَالنَّصَارَى: جَمْعُ نَصْرَانَ  كَنَشَاوَى جَمْعُ نَشْوَانَ، وَسُكَارَى جَمْعُ سَكْرَانَ

Artinya:
Ibnu Abi Hatim berkata, “Ada Hadits sepadan ini, diriwayatkan dari Said bin Jubair.
Saya berkata '(Riwayat) ini' bukan me-nafi (niada)kan yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas RASesungguhnya 1), kaum yang telah beriman dan telah (beragama) Yahudi, 2), kaum Nashrani, 3), dan kaum Shabiin; Barangsiapa telah beriman pada Allah dan hari akhir, dan telah beramal shalih, maka berhak mendapatkan pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tiada khawatir atas mereka, dan mereka takkan susah’. Lalu setelah itu Allah menurunkan Firman ‘Barang siapa mencari selain Islam, sebagai agama, maka takkan diterima darinya. Dan di akhirat dia tergolong kaum Rugi. [Qs Ali Imron 85].

Sungguh ucapan Ibnu Abbas RA ini, pemberitaan bahwa ‘sungguh Allah setelah mengutus dia SAW untuk membawa yang dibawa; Allah takkan menerima jalan atau amalan, kecuali yang sesuai dengan Syariat Muhammad SAW.
Adapun sebelum itu; semua orang yang mengikuti Rasul di zamannya, berarti telah berpegangan pada Petunjuk, Jalan Benar, dan Keselamatan. 

Kaum Yahudi, pengikut Nabi Musa AS, yang merujuk hukum Taurat pada zaman mereka. Lafal ‘yahud’ berasal dari ‘hawadah’ yaitu cinta-kasih, atau berasal dari ‘tahawwud’ yang berarti tobat. Seperti ucapan Musa AS, “Sungguh kami  hudnaa (هُدْنَا) padaMu.” [Al-Araf 156]. Maksudnya ‘bertobat’.
Ada yang berkilah, “Mereka diberi nama Yahudi, karena putra tertua Nabi Yaqub AS adalah Yahudza.”
Abu Amer bin Ala berkata, “Mereka diberi nama Yahudi, karena ‘yatahawwaduun (يَتَهَوَّدُونَ)’ artinya bergerak-gerak ketika membaca kitab Taurat.”
Ketika Isa telah diutus sebagai Rasul; Bani Israil diwajibkan mengikuti dan mentaati. Para sahabat Isa AS dan kaum pemeluk agamanya disebut Nashara. Mereka diberi nama demikian karena saling menolong. Mereka juga diberi nama kaum Anshar; sebagaimana Isa AS pernah berkata, “Siapa penolong-penolongku untuk Allah?”
Kaum Hawari berkata, “Kami Penolong-Penolong Allah.” [Ali Imron 52].
Ada yang berkilah, “Sungguh diberinama Nashara, karena mereka bertempat di desa Nasaret,” terang Qatadah dan Ibnu Juraij. Yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA juga demikian. Wallohu alam.
Nashara jamak dari Nashran, seperti ‘Nasyawa’ jamak dari ‘Nasywan’; sukara jamak dari ‘sukran’. Sungguh sepertinya mereka diberi nama ‘Yahudi’, yang artinya bertobat dan saling menyayang sesama mereka. 



Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Sumpah kalian, dan Kami angkat Gunung atas kalian. “Ambil dengan kuat, yang telah Kami berikan pada kalian! Dan ingatlah yang di dalamnya! Agar kalian bertaqwa!.” (63)
Lalu (mulai) dari (sejak) itu, kalian berpaling. Kalau tiada Kefadholan dan Rahmat Allah atas kalian, niscaya kalian telah tegolong orang-orang Rugi. (64)

Bersambung


Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

2013/03/24

Kajian Al-Baqarah 61



وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ.


Artinya:
Dan (ingatlah) ketika kalian telah berkata, “Ya Musa! Kami takkan tahan dengan makanan yang satu! Maka berdoalah agar Tuhanmu mengeluarkan sebagian yang ditumbuhkan oleh bumi untuk kami; sayurannya; timunyya; gandumnya; kacangnya; dan bawangnya!.”
Musa AS bersabda, “Masyak kalian minta ganti yang dia lebih hina dibanding dengan yang lebih baik? Turunlah kekota! Sungguh untuk kalian yang telah kalian minta!.”
Hina dan jatuh dijadikan atas mereka. Dan mereka kembali dengan membawa murka dari Allah. Itu karena sungguh mereka telah mengkufuri Ayat-Ayat Allah dan membunuh para nabi dengan tidak benar. Itu karena mereka telah maksiat, dan mereka telah melampau batas.
Ibnu Katsir menulis tentang ‘fum’: تفسير ابن كثير (1 / 280):
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى قِرَاءَةً، أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ قِرَاءَةً، حَدَّثَنِي نَافِعُ بْنُ أَبِي نُعَيْمٍ: أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ سئِل عَنْ قَوْلِ اللَّهِ: {وَفُومِهَا} مَا فُومُهَا؟ قَالَ: الْحِنْطَةُ. قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أَمَا سَمِعْتَ قَوْلَ أُحَيْحَةَ بْنِ الْجُلَاحِ وَهُوَ يَقُولُ:
قَدْ كنتُ أَغْنَى النَّاسِ شَخْصًا وَاحِدًا ... وَرَدَ الْمَدِينَةَ عَنْ زرَاعة فُوم)
وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ الْجَرْمِيُّ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ رِشْدِينَ بْنِ كُرَيْب، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {وَفُومِهَا} قَالَ: الْفُومُ الْحِنْطَةُ بِلِسَانِ بَنِي هاشم.
Arti (selain isnad)nya:
Sesungguhnya Ibnu Abbas RA pernah ditanya tentang Firman Allah ‘wafuumihaa (وَفُومِهَا)’, “Apakah fumihaa?.”
Dia menjawab, “Gandum.” Dia juga berkata, “Apakah kau pernah mendengar ucapan Uhaihah bin Julah?; ‘sungguh aku dulu manusia terkaya nomer satu, mengenai tanaman gandum (fum), yang datang ke Madinah’.”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, tentang Firman Allah Taala,Wafuumihaa (وَفُومِهَا). ‘Fum’ dalam bahasa Bani Hasyim ‘gandum’.”



Bersambung.

2013/03/14

Kajian Al-Baqarah 57 – 60


وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Artinya:
Dan Kami telah menaungkan Mendung atas kalian, dan telah menurunkan madu serta burung salwa atas kalian. Makanlah sebagian dari yang baik-baik yang telah Kami rizkikan pada kalian!. Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi mereka telah menganiaya diri mereka. (57)

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ini desa! Maka makanlah darinya! Di mana kalian menghendaki, dengan leluasa! Dan masuklah pintu dengan bersujud! Dan katakan ‘chitthoh!’ Kami akan mengampuni kalian. Dan Kami akan menambahi pada kaum Muhsin. (58)

Namun kaum Aniaya telah menggantikan ucapan yang tidak dikatakan (diperintahkan) pada mereka. Maka Kami turunkan Siksa dari langit, atas orang-orang yang telah aniaya, karena telah fasiq (berbuat pelanggaran). (59)

Dan (ingatlah) ketika Musa memintakan minuman untuk kaumnya, maka Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkat!” Sontak 12 mata air menyembur darinya. Sungguh tiap-tiap manusia telah tahu tempat minum mereka. “Makan dan minumlah sebagian Rizqi Allah! Jangan membuat kerusakan di dalam bumi, dengan melakukan pelanggaran!.” (60)

Ibnu Katsir menjelaskan pernyataan Athiyah murid Ibnu Abbas RA: تفسير ابن كثير (1 / 278):
وَقَالَ عَطِيَّةُ الْعَوْفِيُّ: وجُعل لَهُمْ حَجَرٌ مِثْلُ رَأْسِ الثَّوْرِ يُحْمَلُ عَلَى ثَوْرٍ، فَإِذَا نَزَلُوا مَنْزِلًا وَضَعُوهُ فَضَرَبَهُ مُوسَى بِعَصَاهُ، فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا، فَإِذَا سَارُوا حَمَلُوهُ عَلَى ثور، فاستمسك الماء.
Artinya:
Athiyah Al-Aufi berkata, “Dipersiapkan batu semisal kepala sapi untuk mereka. Jika berhenti, batu mereka letakkan, agar dipukul oleh Musa AS, dengan tongkatnya. Sontak 12 mata air menyembur dari batu. Jika mereka berjalan; batu dibawa di atas punggung sapi; sontak semburan airnya berhenti.”

2013/03/08

Kajian Al-Baqarah 53 - 56



{وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة: 53 - 56].



Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Kami memberi kitab dan Al-Furqan pada Musa, agar kalian mendapat Petunjuk. (53)

(Ingatlah) ketika Musa berkata pada kaumnya, “Hai kaumku! Sungguh kalian telah aniaya pada diri kalian, karena kalian mengambil anak sapi (sebagai Tuhan) ! Maka bertobatlah pada Pencipta kalian! Bunuhlah diri kalian! Demikian itu lebih baik di sisi Pencipta kalian!.” Maka Dia menerima tobat atas kalian. Sungguh Dia Maha menerima tobat Maha penyayang. (54)

Mengenai Ayat ini Ibnu Katsir menjelaskan: تفسيرابن كثير (1 / 263):
وَقَالَ الزُّهْرِيُّ: لَمَّا أُمِرَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ بِقَتْلِ أَنْفُسِهَا، بَرَزُوا وَمَعَهُمْ مُوسَى، فَاضْطَرَبُوا بِالسُّيُوفِ، وَتَطَاعَنُوا بِالْخَنَاجِرِ، وَمُوسَى رَافِعٌ يَدَيْهِ، حَتَّى إِذَا أَفْنَوْا بَعْضَهُمْ ، قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ لَنَا. وَأَخَذُوا بعضُديه يَسْنُدُونَ يَدَيْهِ، فَلَمْ يَزَلْ أَمْرُهُمْ عَلَى ذَلِكَ، حَتَّى إِذَا قَبِلَ اللَّهُ تَوْبَتَهُمْ قَبَضَ أَيْدِيَهُمْ، بَعْضُهُمْ عَنْ بَعْضٍ، فَأَلْقَوُا السِّلَاحَ، وَحَزِنَ مُوسَى وَبَنُو إِسْرَائِيلَ لِلَّذِي كَانَ مِنَ الْقَتْلِ فِيهِمْ، فَأَوْحَى اللَّهُ، جَلَّ ثَنَاؤُهُ، إِلَى مُوسَى: مَا يُحْزِنُكَ؟ أَمَّا مَنْ قُتِلَ مِنْكُمْ فَحَيٌّ عِنْدِي يُرْزَقُونَ، وَأَمَّا مَنْ بَقِيَ فَقَدْ قَبِلْتُ تَوْبَتَهُ. فسُرّ بِذَلِكَ مُوسَى، وَبَنُو إِسْرَائِيلَ رَوَاهُ ابْنُ جَرِيرٍ بِإِسْنَادٍ جَيِّدٍ عَنْهُ.

Artinya:
Zuhri berkata, “Ketika diperintah agar membunuh diri, Bani Israil berbaris didampingi oleh Musa AS. Mereka saling menebaskan pedang, dan saling menusukkan parang. Musa AS mengangkat dua tangannya. Hingga ketika sebagian mereka telah menghabisi sebagian, ada yang berkata, “Ya Nabi Allah! Berdoalah pada Allah untuk kami!.”
Mereka memegang dan bersandar pada dua lengan Musa AS. Keadaan demikian berlangsung cukup lama. Hingga ketika Allah telah menerima tobat mereka, mereka saling berpegangan tangan. Mereka membuang senjata. Musa dan Bani Israil sedih karena jumlah yang meninggal (banyak).
Allah yang SanjunganNya Agung memberikan Wahyu pada Musa, “Apa yang membuat kau susah? Adapun sebagian kalian yang meninggal, maka diberi fasilitas di sisiKu. Adapun orang yang tersisa maka tobatnya telah Kuterima.”
Musa AS dan Bani Israil bahagia karena Wahyu tersebut. (Ibnu Jarir meriwayatkan Hadits ini dengan isnad jayid (baik)).

(Ingatlah) ketika kalian berkata, “Ya Musa! Kami takkan beriman padamu sehingga kami melihat Allah dengan nyata!.” Maka kalian disambar oleh petir, dan kalian menyaksikan. (55)

Lalu Kami membangkitkan kalian dari setelah kematian kalian, agar kalian bersukur. (56)


Catatan: Ada beberapa ‘wa (وَ)’ yang tidak diartikan ‘dan’ karena ‘ibtidaiyyah’  (pernyataan ‘mengawali pembahasan’).