SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2012/06/27

BB 10: Bedah Bukhari

Image result for Bukhari


Menyangka diri lebih, dan merendahkan orang lain, terkadang terjadi dengan reflek tidak disengaja. Perbuatan kurang terpuji itu, seringkali membuat orang tersinggung dan terhina, sehingga marah. Bahkan banyak yang berujung pada permusuhan.
Di dalam Hadits Bukhari yang agung; dijelaskan bahwa Umar pernah mengaku lebih unggul, dan merendahkan suatu kaum, hingga terjadi keributan serius. Ini merupakan bukti bahwa sehebat apapun manusia, terkadang memiliki kelemahan yang harus disempurnakan oleh orang lain: صحيح البخاري - (ج 13 / ص 127)

3905 - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَلَغَنَا مَخْرَجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ بِالْيَمَنِ فَخَرَجْنَا مُهَاجِرِينَ إِلَيْهِ أَنَا وَأَخَوَانِ لِي أَنَا أَصْغَرُهُمْ أَحَدُهُمَا أَبُو بُرْدَةَ وَالْآخَرُ أَبُو رُهْمٍ إِمَّا قَالَ بِضْعٌ وَإِمَّا قَالَ فِي ثَلَاثَةٍ وَخَمْسِينَ أَوْ اثْنَيْنِ وَخَمْسِينَ رَجُلًا مِنْ قَوْمِي فَرَكِبْنَا سَفِينَةً فَأَلْقَتْنَا سَفِينَتُنَا إِلَى النَّجَاشِيِّ بِالْحَبَشَةِ فَوَافَقْنَا جَعْفَرَ بْنَ أَبِي طَالِبٍ فَأَقَمْنَا مَعَهُ حَتَّى قَدِمْنَا جَمِيعًا فَوَافَقْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ افْتَتَحَ خَيْبَرَ وَكَانَ أُنَاسٌ مِنْ النَّاسِ يَقُولُونَ لَنَا يَعْنِي لِأَهْلِ السَّفِينَةِ سَبَقْنَاكُمْ بِالْهِجْرَةِ وَدَخَلَتْ أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ وَهِيَ مِمَّنْ قَدِمَ مَعَنَا عَلَى حَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَائِرَةً وَقَدْ كَانَتْ هَاجَرَتْ إِلَى النَّجَاشِيِّ فِيمَنْ هَاجَرَ فَدَخَلَ عُمَرُ عَلَى حَفْصَةَ وَأَسْمَاءُ عِنْدَهَا فَقَالَ عُمَرُ حِينَ رَأَى أَسْمَاءَ مَنْ هَذِهِ قَالَتْ أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ قَالَ عُمَرُ الْحَبَشِيَّةُ هَذِهِ الْبَحْرِيَّةُ هَذِهِ قَالَتْ أَسْمَاءُ نَعَمْ قَالَ سَبَقْنَاكُمْ بِالْهِجْرَةِ فَنَحْنُ أَحَقُّ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْكُمْ فَغَضِبَتْ وَقَالَتْ كَلَّا وَاللَّهِ كُنْتُمْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُطْعِمُ جَائِعَكُمْ وَيَعِظُ جَاهِلَكُمْ وَكُنَّا فِي دَارِ أَوْ فِي أَرْضِ الْبُعَدَاءِ الْبُغَضَاءِ بِالْحَبَشَةِ وَذَلِكَ فِي اللَّهِ وَفِي رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَايْمُ اللَّهِ لَا أَطْعَمُ طَعَامًا وَلَا أَشْرَبُ شَرَابًا حَتَّى أَذْكُرَ مَا قُلْتَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ كُنَّا نُؤْذَى وَنُخَافُ وَسَأَذْكُرُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَسْأَلُهُ وَاللَّهِ لَا أَكْذِبُ وَلَا أَزِيغُ وَلَا أَزِيدُ عَلَيْهِ فَلَمَّا جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّ عُمَرَ قَالَ كَذَا وَكَذَا قَالَ فَمَا قُلْتِ لَهُ قَالَتْ قُلْتُ لَهُ كَذَا وَكَذَا قَالَ لَيْسَ بِأَحَقَّ بِي مِنْكُمْ وَلَهُ وَلِأَصْحَابِهِ هِجْرَةٌ وَاحِدَةٌ وَلَكُمْ أَنْتُمْ أَهْلَ السَّفِينَةِ هِجْرَتَانِ قَالَتْ فَلَقَدْ رَأَيْتُ أَبَا مُوسَى وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ يَأْتُونِي أَرْسَالًا يَسْأَلُونِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ مَا مِنْ الدُّنْيَا شَيْءٌ هُمْ بِهِ أَفْرَحُ وَلَا أَعْظَمُ فِي أَنْفُسِهِمْ مِمَّا قَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو بُرْدَةَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَلَقَدْ رَأَيْتُ أَبَا مُوسَى وَإِنَّهُ لَيَسْتَعِيدُ هَذَا الْحَدِيثَ مِنِّي.

Arti (selain isnad)nya:
Abu Musa RA (أَبُو مُوسَى) berkata, “Sementara kami berada di Yaman; berita mengenai ‘Nabi SAW (berdakwah dengan terang-terangan) menyeruak keluar’, sampai pada kami.[1] Sontak kami keluar dengan berdatangan padanya. Kami bertiga; saya lebih muda mereka; Abu Burdah; dan Abu Ruhm.
Adakalanya Abu Musa RA berkata:
‘(Jumlah kami) limapuluh lebih’, atau ‘limapuluh tiga’, atau ‘limapuluh dua pria’, (semua) dari kaum saya. Kami mengendarai perahu yang membawa kami menuju Najasyi di negeri Chabasyah. Di sana, kami bertemu Jakfar bin Abi Thalib (جَعْفَرَ بْنَ أَبِي طَالِبٍ) RA. Kami bermukim di sana bersama dia, hingga akhirnya kami semua datang (ke Madinah). Kami bertemu Nabi SAW, saat beliau menaklukkan Khaibar.
Konon saat itu, sebagian jama'ah berkata pada kami rombongan satu perahu: ‘Kami telah mendahului hijrah pada kalian !’.
Asmak binti Umais (أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ) tergolong rombongan yang datang bersama kami, berkunjung dan memasuki rumah Chafshah istri Nabi SAW. Sungguh Asmak tergolong kaum yang hijrah ke Najasyi. Saat Asmak di sisi Chafshah RA, Umar masuk ke rumah tersebut. Ketika melihat Asmak, Umar berkata ‘siapa ini ?’.
Chafshah menjawab ‘Asmak binti Umais (أَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ)’.
Umar bertanya ‘rombongan dari Chabasyi yang mengarungi lautan kah, ini ?’.
Asmak menjawab ‘betul’.
Umar berkata ‘kami telah mendahului kalian di dalam berhijrah! Kami lebih berhak menjadi sahabat Rasulallah SAW daripada kalian !’.
Sontak Asmak marah dan berkata ‘jangan begitu! Demi Allah ! Kalian (enak) bisa bersama Rasulallah SAW ! Orang kalian yang lapar, beliau beri makanan ! Orang kalian yang kehausan, beliau beri minum ! Orang bodoh kalian, beliau nasehati ! Sedangkan kami, berada di negeri yang jauh ! Yang dimurkai ! Di Chabasyah ! Itu semua demi Allah dan RasulNya SAW ! Demi Allah saya takkan mencicipi makanan dan takkan meneguk minuman, sehingga saya berhasil melaporkan perkataanmu pada Rasulillah SAW ! (Di sana), kami telah dicemooh dan dibuat khawatir ! Saya akan melaporkan dan menanyakan demikian itu pada nabi SAW ! Demi Allah saya takkan bohong ! Saya takkan mengurangi dan menambahi !’.
Ketika Rasulullah SAW datang, Asmak melaporkan ‘ya Nabi Allah ! Sungguh Umar berkata demikian dan demikian’.  
Nabi SAW bertanya ‘kau telah menjawab padanya, bagaimana?’.
Asmak menjawab ‘telah saya jawab demikian dan demikian’.
Nabi SAW bersabda ‘dia bukannya lebih menghaki saya daripada kalian. Dia dan sahabat-sahabatnya memiliki amalan satu hijrah; kalian rombongan berperahu memiliki amalan dua hijrah!’.
Asmak berkata ‘niscaya sunggguh saya telah menyaksikan Aba Musa dan rombongan naik perahu, datang pada saya, dengan berbondong-bondong, untuk bertanya saya mengenai Hadits ini. Menurut mereka, di dunia ini mutlak tidak ada yang lebih membuat mereka berbahagia dan bergembira, daripada yang disabdakan oleh nabi untuk mereka.”

Abu Burdah berkata, “Asmak menyatakan 'niscaya sunguh saya telah menyaksikan Aba Musa minta' agar saya mengulangi penyampaian Hadits ini.”

Tanggapan mengenai Hadits di atas:
Liti berkata, “Pimpinan yang baik, yang bisa mendamaikan ruiyah yang bersitegang.”
Yu Sane menimpal, “Iri dan dengki, sifat jelek yang mudah menjangkit pada seorang. Oleh karena itu hati-hatilah dalam berbicara!.”
Kata Tengah, “Kerukunan bisa dibina oleh pimpinan yang pandai.”
Dila berkata, “Pimpinan yang pandai, justru yang bisa merukunkan ruiyah.”
Titik berkilah, “Penghargaan pemimpin, yang diucapkan dengan jujur dan tulus, akan sangat berharga bagi ruiyah (jamaah).”
Eeng dan Iting berkata, “Orang sehebat apapun, terkadang melakukan kesalahan.”


Ponpes Mulya Abadi Mulungan


[1] Kisah ini diringkas oleh Abu Musa RA. Mestinya berita yang lengkap: Abu Musa dan rombongannya mendengar kabar, “Nabi SAW di Makkah, mulai berdakwah terang-terangan.”

2012/06/25

Umar bin Al-Khatthab RA (عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ)


Umar bin Al-Khatthab RA (عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ) adalah tokoh legendaris bagi kaum Muslim maupun non Muslim. Tokoh yang masuk Islam pada urutan keempat puluh ini, sangat ditakuti oleh raja Baitul-Maqdis yang hidup pada saat beliau memerintah.
Saat itu Baitul-Maqdis telah dikepung dan piperangi oleh Abu Ubaidah dan pasukannya selama 4 bulan penuh. Serangan ganas yang bertubi-tubi itu membuat raja dan rakyat Baitul-Maqdis ketakutan.
Di waktu dingin yang panjang itu, pasukan Muslimiin geregetan karena kaum yang diperangi dengan mati-matian itu, tidak juga menyerah. Kaum itu mendatangi untuk memohon, agar raja mereka menuruti kemauan kaum Muslimiin yang menyerang mereka.
Raja Baitul-Maqdis menyaksikan dengan terkejut ketika Umar datang dengan mengenakan sarung bertambal 14 tambalan. Lalu berteriak sekeras-kerasnya agar rakyatnya membukan seluruh pintu gerbang. Dan agar mereka segera menghadap sang Umar RA. Hari itu Baitul-Maqdis diserahkan oleh penguasanya pada Umar RA yang sangat berwibawa.
Hari-hari selanjutnya nama Umar semakin harum di kalangan manusia karena keadilanya, dan kepeduliannya terhadap rakyatnya yang menderita kemiskinan dengan sempurna.

2012/06/24

BI 12: Bedah Ibnu Katsir



Di zaman yang semuanya serba canggih ini syaitan justru makin leluasa menggoda dan menyesatkan insan. Syaitan sering masuk ke ruang hati manusia, mengajarkan rokyu (pandangan)nya. Adanya seorang berkata, “Apa bukti bahwa Allah ada?" Sebetulnya rokyu (pandangan) syaitan yang dimasukkan ke dalam ruang hatinya.
Dan melalui Ayat-Ayat Al-Qur’an, Allah telah menjawab pertanyaan tersebut dengan Jawaban Ilmiyah. Tetapi kaum Zindiq sering tidak mau dijawab dengan Ayat-Ayat Al-Qur’an. Beruntung sekali IbnuKatsir menulis: تفسير ابن كثير - (ج 1 / ص 197)

وحكى فخر الدين عن الإمام مالك أن الرشيد سأله عن ذلك فاستدل باختلاف اللغات والأصوات والنغمات، وعن أبي حنيفة أن بعض الزنادقة سألوه عن وجود الباري تعالى، فقال لهم: دعوني فإني مفكر في أمر قد أخبرت عنه ذكروا لي أن سفينة في البحر موقرة فيها أنواع من المتاجر وليس بها أحد يحرسها ولا يسوقها، وهي مع ذلك تذهب وتجيء وتسير بنفسها وتخترق الأمواج العظام حتى تتخلص منها، وتسير حيث شاءت بنفسها من غير أن يسوقها أحد. فقالوا: هذا شيء لا يقوله عاقل، فقال: ويحكم هذه الموجودات بما فيها من العالم العلوي والسفلي وما اشتملت عليه من الأشياء المحكمة ليس لها صانع!! فبهت القوم ورجعوا إلى الحق وأسلموا على يديه.

Fakhruddiin (فخر الدين) menghikayat (mencerita)kan dari Imam Maliki bahwa, “Sungguh Arrasyid (الرشيد) pernah bertanya pada Maliki, tentang Bukti Allah Ada. Maliki menunjuk dalil alami berbentuk Perbedaan Bahasa (Manusia), Suara-Suara, Suara-Suara Indah.” (Itu semua ada, karena Allah Ada).

Sesungguhnya sebagian kaum Zindiq telah bertanya pada Imam Aba Chanifah, tentang ‘Wujud Al-Bari’  (sang Pencipta) Taala.
Dia menjawab mereka, “Berilah saya kesempatan! Sungguh saya sedang berpikir mengenai perkara yang telah diberitakan pada saya. Mereka menjelaskan pada saya bahwa ‘sungguh sebuah perahu bermuatan penuh, di lautan. Perahu yang memuat bermacam-macam dagangan itu, tidak ada nahkoda yang menguasai dan mengendalikan. Kondisi perahu tersebut berbolak-balik, berjalan sendiri; membelah hingga menembus ombak-ombak besar. Perahu berlayar mengikuti kehendaknya sendiri, tanpa ada yang mengendalikan.”
Mereka berkata, “Ini sesuatu yang belum pernah diucapkan oleh orang berakal sehat.”
Beliau berkata, “Kasihan kalian! Segala yang wujud ini, dan yang berada di dalamnya. Baik yang berada di alam atas; maupun bawah. Bermacam-macam sesuatu yang berada di dalamnya, yang sifatnya berbeda-beda. Siapakah yang mengatur semua itu?.”
Sontak kaum Zindiq tersebut terperangah, lalu kembali pada Kebenaran, dan menyatakan Islam di hadapannya.



2012/06/21

BI 11: Bedah Ibnu Katsir





يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ [البقرة/21، 22].

Hai manusia khusus! Sembahlah Tuhan kalian yang telah mencipta kalian dan orang-orang sebelum kalian! Agar kalian bertaqwa! (21) 

Yang telah mencipta bumi sebagai alas untuk kalian, dan (mencipta) langit sebagai bangunan untuk kalian. Dan telah menurunkan air dari langit untuk mengeluarkan buah-buahan, sebagai rizqi untuk kalian. Oleh karena itu, jangan menjadikan sekutu-sekutu untuk Allah! Sedangkan kalian tahu (Allah Esa). (22)

Ibnu Katsir menulis mengenai Tafsir Dua Ayat tersebut: تفسير ابن كثير - (ج 1 / ص 196)

وقال ابن أبي حاتم: حدثنا أحمد بن عمرو بن أبي عاصم، حدثنا أبي عمرو، حدثنا أبي الضحاك بن مخلد أبو عاصم، حدثنا شبيب بن بشر، حدثنا عكرمة، عن ابن عباس، في قول الله، عز وجل { فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا [وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ]} قال: الأنداد هو الشرك، أخفى من دبيب النمل على صَفَاة سوداء في ظلمة الليل، وهو أن يقول: والله وحياتك يا فلان، وحياتي، ويقول: لولا كلبة هذا لأتانا اللصوص، ولولا البطّ في الدار لأتى اللصوص، وقول الرجل لصاحبه: ما شاء الله وشئتَ، وقول الرجل: لولا الله وفلان. لا تجعل فيها "فلان". هذا كله به شرك وفي الحديث: أن رجلا قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم ما شاء الله وشئت، فقال: "أجعلتني لله ندا". وفي الحديث الآخر: "نعم القوم أنتم، لولا أنكم تنددون، تقولون: ما شاء الله، وشاء فلان قال أبو العالية: { فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا } أي عدلاء شركاء. وهكذا قال الربيع بن أنس، وقتادة، والسُّدي، وأبو مالك: وإسماعيل بن أبي خالد وقال مجاهد: { فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ } قال: تعلمون أنه إله واحد في التوراة والإنجيل ذكر حديث في معنى هذه الآية الكريمة قال الإمام أحمد: حدثنا عفان، حدثنا أبو خلف موسى بن خلف، وكان يُعَد من البُدَلاء، حدثنا يحيى بن أبي كثير، عن زيد بن سلام، عن جده ممطور، عن الحارث الأشعري، أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال: "إن الله عز وجل، أمر يحيى بن زكريا، عليه السلام، بخمس كلمات أن يعمل بهن، وأن يأمر بني إسرائيل أن يعملوا بهن، وكان يبطئ بها، فقال له عيسى، عليه السلام: إنك قد أمرت بخمس كلمات أن تعمل بهن وتأمر بني إسرائيل أن يعملوا بهن، فإما أن تبلغهن، وإما أن أبلغهن. فقال: يا أخي، إني أخشى إن سبقتني أن أعذب أو يخسف بي" . قال: "فجمع يحيى بن زكريا بني إسرائيل في بيت المقدس، حتى امتلأ المسجد، فقعد على الشرف، فحمد الله وأثنى عليه، ثم قال: إن الله أمرني بخمس كلمات أن أعمل بهن، وآمركم أن تعملوا بهن، وأولهن: أن تعبدوا الله لا تشركوا به شيئًا، فإن مثل ذلك مَثَل رجل اشترى عبدًا من خالص ماله بوَرِق أو ذهب، فجعل يعمل ويؤدي غلته إلى غير سيده فأيكم يسره أن يكون عبده كذلك؟ وأن الله خلقكم ورزقكم فاعبدوه ولا تشركوا به شيئًا وأمركم بالصلاة؛ فإن الله ينصب وجهه لوجه عبده ما لم يلتفت، فإذا صليتم فلا تلتفتوا. وأمركم بالصيام، فإن مثل ذلك كمثل رجل معه صرة من مسك في عصابة، كلهم يجد ريح المسك. وإن خلوف فم الصائم عند الله أطيب من ريح المسك. وأمركم بالصدقة؛ فإن مثل ذلك كمثل رجل أسره العدو، فشدوا يديه إلى عنقه، وقدموه ليضربوا عنقه، فقال لهم: هل لكم أن أفتدي نفسي ؟ فجعل يفتدي نفسه منهم بالقليل والكثير حتى فك نفسه. وأمركم بذكر الله كثيرًا؛ وإن مثل ذلك كمثل رجل طلبه العدو سِراعا في أثره، فأتى حصنا حصينًا فتحصن فيه، وإن العبد أحصن ما يكون من الشيطان إذا كان في ذكر الله قال: وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "وأنا آمركم بخمس الله أمرني بهن: الجماعة، والسمع، والطاعة، والهجرة، والجهاد في سبيل الله؛ فإنه من خرج من الجماعة قيدَ شِبْر فقد خلع رِبْقة الإسلام من عنقه، إلا أن يراجع ومن دعا بدعوى جاهلية فهو من جِثِيِّ جهنم". قالوا: يا رسول الله، وإن صام وصلى ؟ فقال: "وإن صلى وصام وزعم أنه مسلم؛ فادعوا المسلمين بأسمائهم على ما سماهم الله عز وجل: المسلمين المؤمنين عباد الله" . هذا حديث حسن، والشاهد منه في هذه الآية قوله: "وإن الله خلقكم ورزقكم فاعبدوه ولا تشركوا به شيئًا"..

Arti (selain isnad)nya:
(Bahasan) mengenai Firman Allah azza wajalla (فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ /Maka jangan menjadikan sekutu-sekutu untuk Allah! Sedangkan kalian tahu).
“Maksud lafal andada (أَنْدَادًا / sekutu-sekutu), ‘jangan mengamalkan amalan syirik!’ Yang samarnya melebihi daripada semut merayap pada batu halus berwarna hitam, di gelapnya malam. Maksudnya mengatakan:
1.     ‘Demi Allah, demi hidupmu, ya fulan! Dan demi hidupku’.
2.     ‘Kalau tiada anjingnya ini, niscaya pencuri telah datang pada kami’.
3.     ‘Kalau tiada bebek di rumah ini, niscaya pencuri telah datang’
4.     Lelaki berkata pada temannya ‘ini yang dikehendaki oleh Allah dan olehmu’.
5.     Ucapan lelaki ‘kalau tiada Allah dan fulan’. Jangan kau masukkan lafal ’fulan!’.
Ini semua syirik.

Di dalam Hadits dijelaskan: “Sungguh seorang lelaki berkata pada Rasulillah SAW ‘ini yang dikehendaki oleh Allah dan baginda’. Sontak nabi bersabda ‘masyak kau anggap saya sebagai sekutu bagi Allah?!’.”
Dalam Hadits lain dijelaskan: “Sebaik-baik kaum kalian, jika kalian tidak menyekutukan (Allah); yakni berkata ‘ini yang dikehendaki oleh Allah dan fulan’.”
(Murid Ibnu Abbas RA) Abul-Aliyah (أَبُو الْعَالِيَةِ) menjelaskan, “(فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا / Maka jangan menjadikan sekutu-sekutu untuk Allah), maksudnya (jangan menjadikan) persamaan-persamaan yang dipersekutukan (pada Allah).”
Arrabi bin Anas, Qatadah, Assuddi, Abu Malik, dan Ismail bin Abi Khalid, menjelaskan demikian.

(Murid Ibnu Abbas RA bernama) Mujahid menjelaskan, “(فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ / Maka jangan menjadikan sekutu-sekutu untuk Allah! Sedangkan kalian tahu). Maksudnya kalian tahu bahwa Dialah Tuhan Esa di dalam Taurat dan Injil.”

Penjelasan Hadits mengenai makna ini Ayat yang mulia:
(Isnadnya bisa dilihat di Hadits aslinya di atas). Dari Al-Charits Al-Asyari (الحارث الأشعري): “Sungguh Nabi Allah SAW pernah bersabda ‘sungguh Allah azza wajalla pernah perintah agar Yahya bin Zakariya AS mengamalkan lima kalimat, dan perintah agar kaum Israil mengamalkan perintah tersebut. Namun beliau terlambat melaksanakan.
Isa AS berkata pada Yahya AS ‘sungguh kau telah diperintah agar mengamalkan lima kalimat, dan agar perintah supaya kaum Israil mengamalkan. Kau, atau saya? Yang melaksanakan perintah ini’.
Yahya AS berkata ‘ya saudaraku, jika kau yang melaksanakan duluan, saya takut jika diadzab atau dibenamkan (ke dalam bumi)’.
Yahya bin Zakariya AS mengumpulkan kaum Israil di Baitul-Maqdis, hingga Masjid tersebut penuh. Dia duduk di tempat tinggi untuk memuji dan menyanjung Allah. Lalu berkata ‘sungguh Allah telah perintah agar saya mengamalkan lima kalimat, dan agar perintah supaya kalian mengamalkan:
1.     Sembahlah Allah! Jangan menyekutukan Dia pada sesuatu!. Sungguh gambaran (dosa syirik pada Allah); bagaikan lelaki yang membeli budak dengan hartanya berupa perak atau emas. Namun budaknya justru berbakti pada selain majikannya. Mana di antara kalian yang senang mendapatkan budak yang seperti itu? Sungguh Allah telah mencipta dan memberi rizqi pada kalian? Maka sembahlah Dia! Jangan kalian sekutukan Dia dengan sesuatupun!.
2.     Dia perintah agar kalian shalat! Karena Allah meluruskan WajahNya pada wajah HambaNya (yang shalat), selama belum berpaling (menoleh). Maka jika shalat, jangan menoleh!.
3.     Dia perintah agar kalian berpuasa! Sebab gambaran orang (berpuasa) seperti lelaki membawa wadah berisi parfum misik. Berada di pertengahan kumpulan kaum yang semuanya mencium aromanya. Sungguh menurut Allah; bau-mulut orang berpuasa, lebih harum daripada aroma parfum misik.
4.     Dia perintah agar kalian bersodaqoh. Sungguh gambaran orang bersodaqoh, bagai lelaki ditawan oleh lawan. Mereka mengikat erat tangannya, disatukan dengan lehernya. Mereka telah mengajukan untuk memotong lehernya. Dia berkata ‘bolehkah saya menyerahkan tebusan untuk diri saya?’ Dia menyerahkan tebusan sedikit demi sedikit. Terkadang memberikan tebusan berjumlah banyak, hingga akhirnya benar-benar bisa membebaskan diri.
5.     Dia perintah agar kalian berdzikir pada Allah sebanyak-banyaknya. Sungguh gambaran orang berdzikir seperti lelaki yang dikejar oleh musuh yang berlari cepat untuk menangkap. Sontak dia memasuki benteng kokoh untuk berlindung. Sungguh seorang hamba lebih terlindung dari syaitan, ketika berdzikir pada Allah.
Rasulullah SAW bersabda ‘sedangkan saya, perintah agar kalian mengamalkan lima (amalan) yang oleh Allah telah diperintahkan pada saya:
1.     Berjamaah.
2.     Mendengarkan (nasehat).
3.     Taat (pada pimpinan).
4.     Hijrah.
5.     Jihad fi Sabilillah.
Sesungguhnya orang yang keluar dari Jamaah kira-kira sejengkal, maka sunguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya. Kecuali jika dia kembali lagi. Barangsiapa mengundang dengan undangan Jahiliah, maka dia tergolong isi Jahannam.
Mereka bertanya ‘meskipun dia telah berpuasa dan shalat?’.
Nabi SAW bersabda ’meskipun dia telah shalat dan berpuasa, dan meyakini bahwa dirinya sungguh Muslim. Maka panggillah kaum Muslimiin dengan nama yang Allah azza wajalla berikan: 
1.     Al-Muslimiin.
2.     Al-Mukminiin.
3.     Ibadallah (Hamba-Hamba Allah).”


Ini Hadits Chasan. Saksi kebenaran Hadits ini ‘Ayat yang dibahas ini; di sisi FirmanNya (yang disampaikan oleh Nabi Yahya AS ‘(وإن الله خلقكم ورزقكم فاعبدوه ولا تشركوا به شيئًا / Dan sungguh Allah telah mencipta dan memberi rizqi pada kalian. Maka sembahlah! Jangan kalian sekutukan Dia! Dengan sesuatupun!)’.


Bersambung


Ponpes Mulya Abadi Mulungan